4. Perang

3.1K 507 26
                                    

Entah siapa yang membuatnya, berita pertengkaran Jeonghan dan Seungcheol merebak di seluruh sekolah dan menjadi gosip panas. Tentu saja berita itu tertambah berbagai macam bumbu 'katanya' hingga membuat mereka berpendapat tentang alasan dibalik pertengkaran itu. Padahal Jeonghan tidak pernah merasa bertengkar dengan Seungcheol, mulut orang kadang lebih sok tahu.

Alasan yang paling sering terdengar adalah karena Seungcheol mendekati Yebin lalu Jeonghan marah dan membuat mereka berdua perang. Jeonghan tidak menolak untuk alasan itu karena menurutnya memang seperti itulah yang terjadi. 

Hampir seminggu ini Jeonghan sengaja menjaga jarak dari Seungcheol, sebisa mungkin menghindari hal-hal yang membuat dirinya harus terlibat dengan Seungcheol, baik di rumah maupun sekolah. Di kantin pun, Yebin tidak lagi mengajak Seungcheol semeja karena Jeonghan melarangnya.

"Kamu mau makan bareng dia?" Tanya Jeonghan hari itu karena Yebin selalu melihat ke arah meja Seungcheol.

"Nggak, lah." Jeonghan tersenyum kecil mencoba percaya, meskipun dia sedikit cemburu dengan tatapan Yebin pada Sengcheol. Tapi dia bisa apa? Yebin bukan pacarnya, lebih tepatnya belum jadi pacarnya, karena Jeonghan akan meresmikan hubungan mereka. Segera.

"Emang beneran lo ribut sama Seungcheol gara-gara rebutan Yebin?" Tanya Mingyu saat mereka berjalan kembali ke kelas, Yebin sudah balik ke kelasnya lebih dulu.

"Males ah gue ngomongin dia."

"Wei Bro, itu bukannya Yebin sama Seungcheol, mereka—" eh! Padahal Mingyu belum selesai bicara.

Jeonghan melangkah dengan geram saat melihat kedua orang tersebut bicara di depan kelas, jadi alasan Yebin selesai makan siang lebih cepat karena mau bertemu Seungcheol.

"Kamu ngapain sama dia?" Jeonghan langsung menarik Yebin ke sebelahnya setelah mendatangi mereka berdua. "Aku nggak suka, kalau kamu deket sama dia."

"Bisa nggak lo biasa aja?"

"Lo diem!" Jeonghan menunjuk Seungcheol.

"Aku cuma mau minjem kamus ke Seungcheol." jelas Yebin menunjukan kamus bahasa inggris milik Seungcheol.

"Kamu, kan bisa tanya aku dulu."

"Bukannya tadi kamu bilang nggak bawa kamus?"

"Kalau kamu bilang butuh kamus banget, aku bisa usaha nyariin. Nggak perlu nanya ke dia." Jeonghan yang kesal melotot ke arah Seungcheol.

"Jeonghan, aku harus balik ke kelas sekarang. Bentar lagi guru bahasa inggrisku datang." Yebin coba menengahi. Jeonghan menghela nafas sesaat Yebin berjalan pergi ke kelasnya.

"Semangat ya." teriak Jeonghan sambil melambaikan tangannya pada Yebin.

"Apa lo lihat-lihat! Minggir!" Jeonghan mendorong Seungcheol cukup keras hingga cowok itu oleng ke samping.

"Pintunya masih lebar, lo nggak harus dorong orang seenaknya."

"Emang gue peduli?!" Jeonghan tersenyum puas, harusnya dia mendorong Seungcheol lebih keras lagi, ternyata badan Seungcheol tidak sekokoh yang ia kira.

"Mendorong, kan emang hobi orang macam lo. Pengecut!" Jeonghan menggeram karena Seungcheol dengan sengaja menyenggol bahunya saat berjalan melewatinya.

"Berhenti! Atas dasar apa lo nyebut gue pengecut?!"

"Pikir aja sendiri."

Jeonghan sadar teman-teman sekelasnya sedang memperhatikan mereka berdua, jadi dia menahan diri untuk tidak mendorong atau menjambak rambut Seungcheol meski dia ingin sekali melakukannya. Tapi Jeonghan juga tidak mau diam saja saat ada orang yang mempermalukannya di depan umum dengan menuduhnya pengecut. Dia harus membalasnya dengan kalimat yang lebih pedas

"Lo tau apa yang lebih pengecut? Orang yang mencoba merebut milik orang lain!!!"

=====

Sore itu Seungcheol disuruh mamanya untuk mampir ke toko kue. Seungcheol tidak pernah berpikir kalau dia akan bertemu dengan Jeonghan yang pasti sedang beli donat disana. Makin hari sikap Jeonghan semakin memuakkan, dan itu semua gara-gara cowok itu mengira kalau Seungcheol mendekati gebetannya, padahal Seungcheol sudah bilang kalau dia sama sekali tidak tertarik dengan Yebin. Dan gara-gara ucapan keras Jeonghan di tengah kelas pada hari itu, imej Pengganggu Hubungan Orang makin melekat pada Seungcheol.

"Ngapain lo kesini? Ngikutin gue?!"

Selain ngeselin cowok donat ini ternyata punya kepercayaan diri yang sangat tinggi juga tukang nyolot, banget!!!

"Ke-PD-an banget jadi orang, dari sekian banyak alasan gue kesini, ngikutin lo bukan salah satunya." Balas Seungcheol lebih pedas.

"Minggir dikit."

"Idih seenaknya nyuruh orang!" Ketus Jeonghan.

"Kue yang mau gue beli ada di depan lo."

"Dari situ kan bisa nunjuk, ngapain nyuruh orang  minggir."

Seungcheol sudah capek berdebat tidak penting dengan Jeonghan, jadi satu-satunya yang bisa dia lakukan adalah mendorong tubuh Jeonghan yang lebih kurus darinya dengan paksa. Hal itu membuat Jeonghan makin melotot ganas padanya.

"Kok lo dorong-dorong gue!"

"Pesenan lo udah selesai, ngapain lo berdiri disitu terus." Seungcheol menggeser kotak donat yang sudah dikemas dengan rapi ke arah Jeonghan.

"Sabar, dong. Kalau gue jatuh gimana?!"

"Emang gue peduli?" Sudut bibir Seungcheol berkedut senang karena berhasil membalas sikap mengesalkan Jeonghan kemarin lusa. Cowok itu melangkah pergi tanpa membalas Seungcheol lagi.

Seungcheol sudah berjalan memasuki kompleks perumahannya saat mamanya menelfon. "Aku sudah masuk kompleks, Ma. Iya." Setelah itu telfon ditutup. Kening Seungcheol mengernyit saat melihat Jeonghan berdiri di depan gerbang rumah Seungcheol. Menunggu Seungcheol, kah?

"Ngapain lo disini?"

"Gue lupa mau ngembaliin ini." Jeonghan menyerahkan kamus Seungcheol yang dipinjam Yebin dua hari lalu.

"Kok bisa sama lo?"

"Gue nggak suka lo deket-deket Yebin."

"Kenapa lo suka banget buruk sangka ke gue? Emang pernah gue bilang tertarik sama Yebin? Nggak!" Seungcheol berdecak kesal. "Kalau lo beneran takut Yebin bakal diambil orang, buruan lo nyatain perasaan lo ke dia. Jangan jadi pecundang! Lo harus ngambil sikap, jadiin dia milik lo, bukan malah marah-marah sama orang yang jelas-jelas nggak ada niatan sedikitpun buat ngambil dia dari lo."

"Lo nggak perlu ngajarin gue! Tau apa lo tentang gue? Jangan sok tau!!!" Mulai lagi deh nyolotnya. Seungcheol mendekatkan wajahnya ke arah wajah Jeonghan.

"Emang lo tau tentang gue? Lo juga sok tau!!!"

"Dek, ngapain? Kok berdiri di depan gerbang? Ini siapa?" seseorang menengahi adu argumen keduanya, Seungcheol menoleh ke sumber suara. Dia, Choi Seungmin, kakaknya. Seungcheol langsung berdiri tegap.

"Kok lo nggak bilang mau kesini? Kan gue bisa jemput."

"Gue mau ngasih surprise."

"Ayo masuk, Kak."

"Dia nggak diajak masuk?"

"Ngapain ngajak cowok bar-bar masuk ke rumah kita. Lagian dia cuma mau balikin kamus doang. Pulang sana lo!"

Duk!!!

Bgsd! Tulang kering gue! Ngilu banget!—umpat Seungcheol dalam hati.

"Itu yang lo dapat kalau berurusan sama cowok barbar macem gue!" Jeonghan langsung masuk ke rumahnya dengan senyum puas.

Tbc

Hello.... Makasih buat kalian yang sudah berminat baca ff ini *peluk* apalagi yg mau ngasih bintang dan komen... Sayang kalian ❤❤❤
Ceritanya ngebosenin nggak sih?? Kayanya gue nggak bakat buat ff pake bahasa lo-gue deh 😂😂😂
Maaf yaa, masih belajar soalnya~~

OH MY! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang