18. Perubahan

2.9K 468 49
                                    

Jeonghan berlari mengejar Yebin ketika melihat cewek itu berjalan memasuki gerbang sekolah untuk kemudian menyamai langkahnya.

"Hai..."

"Jeonghan... aku kira siapa." Seru Yebin setengah terkejut.

"Gimana keadaan kamu?"

"Lebih baik dari kemarin."

"Syukur kalau gitu." Jeonghan tersenyum.

"Aku belum bilang makasih buat yang kemarin lusa."

"Itu bukan apa-apa."

"Makasih ya..." tapi Yebin tetap mengatakannya, "Aku juga mau minta maaf, kalau selama ini udah nyakitin kamu."

"Aku gak apa-apa, kok."

"Kamu emang cowok baik, bodoh banget aku nolak kamu waktu itu." Jeonghan tersenyum menenangkan.

"Jangan sesali apa yang udah terjadi, sebaliknya jadikan ini pelajaran buat besok." Jeonghan merangkul Yebin bersahabat lalu mengusap bahu sempit cewek itu. Tapi mereka berdua kompak terdiam saat berpapasan dengan Seungcheol begitu langkah mereka memasuki koridor kelas. Tak jauh beda dengan mereka, Seungcheol yang membawa tong sampah pun sama bungkamnya saat melewati keduanya, bahkan tidak melirik sedikitpun. Ish.

Dia kenapa?

"Kok bisa? Kenapa mendadak?" Seru Jeonghan yang beberapa saat lalu baru sampai di kelas, Mingyu langsung mendatangi mejanya dan mengajaknya bicara.

"Om gue baru pindahan rumah, gue sekeluarga disuruh datang buat hadir di syukuran hari Sabtu ini."

"Maaf ya." Mingyu menyerahkan dua lembar tiket konser pada Jeonghan, harusnya mereka nonton bersama malam Minggu nanti tapi Mingyu membatalkan dua hari sebelum konser. Hal itu benar-benar diluar rencana yang mereka buat dari sebulan lalu, tapi mau bagaimana lagi, acara keluarga jauh lebih penting dari pada sekedar nonton konser, kan?

Jeonghan merengut, tapi kemudian matanya memperhatikan Seungcheol yang berjalan memasuki kelas hingga duduk di bangkunya. Kenapa Jeonghan merasa sekarang Seungcheol sedang mengabaikannya padahal jelas-jelas Seungcheol melihatnya. Tanda tanya dalam kepala Jeonghan semakin besar.

"Kemarin lo kemana aja sama Seungcheol?" Tanya Mingyu, namun Jeonghan langsung melengos jengah saat mengingat kejadian kemarin.

"Dia ngajak gue keluar cuma buat nemenin teman cowoknya, sedangkan dia berduaan sama gebetannya."

"Lah kok bisa?" Mingyu tertawa setelahnya.

"Brengsek banget, kan dia!" Jeonghan memicing kesal ke arah Seungcheol, lalu tatapannya jatuh pada dua lembar tiket di tangannya. Sayang sekali kalau tiket itu terbuang sia-sia. Atau dijual lagi saja kali ya, kan lumayan.

Entah dapat bisikan dari mana, sore harinya Jeonghan tiba-tiba menghadang Seungcheol di depan gerbang rumahnya sambil menunjukan dua lembar tiket konser.

"..." satu alis Seungcheol terangkat, menatap Jeonghan tidak mengerti.

"Lo harus nemenin gue nonton konser."

"Lo ngajak gue?"

"Ini perintah."

Belum sempat Seungcheol menjawab, Jeonghan sudah melanjutkan ucapannya dengan nada tidak mau ditolak. "Lo dilarang menolak. Anggap saja ini bayaran karena gue udah bantuin lo berduaan sama Minkyung, kemarin." Entah kenapa Jeonghan jadi emosi sendiri.

"Ok."

Eh, semudah itu? Padahal Jeonghan kira Seungcheol akan menolaknya, tapi ternyata dia langsung menerima ajakan Jeonghan. "Kalau gitu, Sabtu malam nanti jam setengah tujuh lo harus udah siap." Tandas Jeonghan lalu berbalik untuk pergi karena tidak ada lagi yang ingin dia bicarakan.

OH MY! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang