"Mau malam mingguan, Kak?" tanya Sunghee, mama Jeonghan yang melihat anaknya keluar kamar.
"Nggak, cuma mau main doang."
"Sama Mingyu?"
"Bukan."
"Sama pacar?"
"Dih! Bukan lah, Ma." tolak Jeonghan mentah-mentah. Lagi pula kalau semisal Jeonghan pergi sama pacar, dia pasti lebih memperhatikan penampilan bukannya cuma memakai kaos putih dan celana jeans biasa begini. Jeonghan ijin pada Sunghee setelahnya.
Jeonghan tidak tahu setan mana yang merasukinya hingga dia mengiyakan ajakan kencan Seungcheol, sekarang dia sudah tidak bisa mundur. Dalam pikirannya dia hanya ingin menunjukan ucapan Seungcheol itu salah dengan begitu Seungcheol juga bisa menerima ajakan kencan Yebin.
Picisan memang, Jeonghan ingin melihat orang yang dia sayangi bahagia meskipun itu sama saja dengan membunuh dirinya sendiri.
Jeonghan mengeluarkan motornya dari garasi, dia cukup jarang memakai motor karena malas menyetir dan belum punya SIM, beda cerita dengan Mingyu yang entah kenapa sudah mempunyai SIM. Ck. Jeonghan kadang memakai motor untuk belanja ke minimarket depan komplek atau kadang juga untuk beli donat saat adiknya meminta ikut atau saat sedang malas jalan.
"Gue yang nyetir." ujar Seungcheol, tapi Jeonghan menolaknya.
"Motor punya gue, jadi gue yang nyetir."
Jeonghan tersenyum lebar melihat Seungcheol naik ke boncengannya setengah hati. "Pakai ini." dia memberikan helm lainnya pada Seungcheol lalu melajukan motornya menuju mall megah di kota.
"Sambil nunggu waktu makan malam, kita ke game center dulu." Ucap Jeonghan,meskipun Seungcheol terlihat enggan tapi dia tetap mengikuti Jeonghan.
Yang pertama Jeonghan tuju di area permainan itu adalah lempar bola basket. "Gue tantang kalau lo berhasil ngalahin skor gue, lo boleh minta apapun dari gue." Jeonghan tahu itu sedikit tidak adil, melihat kemampuan basket Seungcheol yang terbilang sangat jauh dibawah kemampuan Jeonghan rasanya sangat sulit untuk Seungcheol melampaui skor Jeonghan.
Meskipun lawannya tak sebanding, tapi Jeonghan tetap semangat apa lagi jika itu untuk mengalahkan Seungcheol. Beberapa kali juga dia mengolok Seungcheol yang selalu gagal memasukan bola.
"Hahaha lo kalah. Makan malam hari ini, lo yang bayar."
"Gue nggak pernah bilang gitu."
"Emang. Kan gue yang bilang gitu." senyum di bibir Jeonghan makin lebar melihat wajah asam Seungcheol.
"Ikut gue."
Kali ini Jeonghan mengikuti Seungcheol, cowok itu berhenti di depan mesin permainan pump yang sedang dimainkan orang lain.
"Kalau skor lo diatas skor gue, lo minta apapun bakal gue turutin termasuk kencan sama Yebin."
Setelah menunggu giliran, akhirnya Jeonghan dan Seungcheol naik ke atas pump. Melihat Seungcheol yang memilih level sulit membuat Jeonghan yakin kalau cowok itu pasti sudah sering memainkannya, sedangkan Jeonghan cuma mampu sampai di level medium itupun masih ada yang sering tertinggal.
Permainan dimulai, awalnya Jeonghan bisa mengikuti beat musik tapi saat beatnya makin cepat dia banyak gagal, tapi dia tidak menyerah. Demi Yebin. Hingga akhirnya....
Braaak!!!
Jeonghan jatuh dengan tidak elitnya karena kewalahan mengikuti lagu, namun dia bangkit lagi untuk menyelesaikan lagunya. Dia masih belum menyerah.
Finish!
Jeonghan cemberut melihat skornya yang sangat sedikit sedangkan disebelahnya Seungcheol malah berhasil memecahkan rekor skor tertinggi, semua orang disitu bahkan bertepuk tangan setelah Seungcheol selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
OH MY! ✔
FanfictionJeonghan menganggap Seungcheol tak lebih dari cowok menyebalkan perebut gebetan orang. Sedangkan dimata Seungcheol, Jeonghan itu hanya cowok pengecut yang tidak berani menyatakan perasaannya pada orang yang ditaksirnya. . CheolHan FanFiction!!! Terb...