"Eh, Ris... Lo dipanggil Bu Ega tuh diruangannya, cepetan.. Dia udah nunggu dari tadi ", seru Bella tiba-tiba. Tentu saja dia sedang berusaha mengelabuhi kakak kelasnya ituRisa yang tahu maksud Bella langsung menepuk dahinya pura-pura
" Oh ya! Gue lupa.. Gue disuruh buat nemuin Bu Ega diruangannya, "Dengan tergesa-gesa dia bangkit dan hendak pergi,
Belum juga dia melangkah sebuah tangan menghentikannya
"Gue nggak akan lepasin lo", tukas Akbar
Risa menelan ludahnya susah payah dan berusaha tak menghiraukan ucapan AkbarSaat Risa hendak pergi, tangannya dicekal lagi oleh akbar " Gue tunggu lo pulang sekolah nanti, gue butuh penjelasan dan jangan coba-coba kabur dari gue", bisik Akbar tepat disamping telinganya kemudia melenggang pergi
Risa menghembuskan nafasnya lega, Ana dan Bella menghampiri Risa "kayaknya ada sesuatu yang kita nggak tau Bel", ujar Ana pada Bella dan diberikan anggukan oleh Bella
Mereka berdua menatap Risa intens, membuat yang ditatap risih " Heh! Mata lo berdua tuh minta dicolok", seru Risa
"Kita butuh penjelasan", Ucap Ana
" Ap-apaan yang perlu dijelasin? ", tanya Risa
" Gue curiga deh, Na.. Kayaknya kita emang udah nggak dianggep sahabat lagi", gumam Bella
"Iya... Ya udah kita biarin aja, mungkin emang dia udah nggak mau sama kita lagi. Biarin aja.. ", mereka berdua hendak menuju ke bangku mereka tapi ditahan oleh Risa
" Eh eh.. Lo berdua kenapa si? Jangan marah sama gue dong... ", ujar Risa dengan puppy eyes-nya tapi tak dihiraukan oleh keduanya
" Fine! Gue bakal jelasin ke kalian apa yang terjadi tapi nggak sekarang, karena Pak Fino lagi jalan ke kelas", ucap Risa menunjuk ke jendela yang terhubung dengan koridor sekolah
Dan tepat disana seorang guru sedang berjalan menenteng beberapa buku menuju kelas merekaSemua murid berhamburan duduk di bangkunya masing-masing untuk memulai pelajaran.
..
Daffa sedang berjalan menuju rooftop untuk bertemu dengan teman-temannya. Dari kejauhan tampak seorang siswi yang tampak tak asing baginya sedang berjalan membawa banyak buku. Dengan sigap dia berusaha membantu
"Eh-eh lo apa-apaan! ", seru Risa terkejut ketika seseorang mengambil tumpukan buku ditangannya
" Brisik! ",
" Eh? Lo ngapain si? Sini balikin! ",
" Lo bisa diem nggak sih?! ",
Daffa meninggalkan Risa yang sedang menatapnya tak percaya, tersadar bahwa bukunya dibawa oleh Daffa dia berlari mengikutinyaTernyata, Daffa membawa semua bukunya ke kelas. Risa yang ngos ngosan ditatap oleh semua temannya yang ada dikelas.
" Dasar! Kenapa nggak bilang kalau mau bantuin.. Tinggal bilang apa susahnya sih?" Batin Risa kesal
"Makasih! ",
" Kalo nggak iklas nggak usah bilang makasih", serah Daffa
"Nanti balik sama gue",
" Hah? ", Risa hanya melongo melihat kepergian Daffa
.
Sudah beberapa hari Mitha tidak berangkat ke sekolah,Dian teman dekatnya bilang kalau dia sedang sakit dan diminta untuk istirahat beberapa hari oleh dokter yang memeriksanya.
Rencananya hari ini Ana dan Bella akan menemani Risa untuk menjenguk Mitha. Tapi, karena ada berbagai 'ujian' yang menghadang, akhirnya mereka membatalkan rencana tersebut
Dan disinilah Risa sekarang, sedang berjalan sendirian di Koridor sekolah yang cukup sepi. Dari kejauhan matanya dapat menangkap sesosok makhluk bernyawa yang selalu membuatnya kesal.
Tak ingin berpapasan,Risa memilih mengendap-endap melewati lapangan futsal. Setelah cukup jauh dia merasa lega, karena tak harus bertemu dengan Daffa.
Saat dia hendak berbalik, dia terkejut bukan main begitu melihat Akbar yang sekarang sedang menatapnya aneh. " Ikut gue", ucapnya
"Hah? ", kenapa semua orang seakan berkompromi untuk mengucapkan kalimat-kalimat membingungkan.
Tanpa banyak bicara lagi Akbar menarik Risa menuju kantin sekolah yang memang masih buka. " Lo mau makan apa? ", tanya Akbar
Risa menggalang " Sorry kak, gue cuma mau pulang sekarang",
Akbar yang tadi beranjak sekarang duduk kembali berhadapan dengan Risa didepannya. "Gue mau to the point aja, kenapa lo kemarin? Kenapa lo nangis setelah ketemu sama bokap gue? ", tanya Akbar serius
" Maaf kak. Bukan gue yang harusnya jelasin. Tapi sebelum itu, gue mau tanya... Apa bokap lo nggak bilang sesuatu kemarin setelah gue pergi dari rumah lo? ", tanya Risa hati-hati
Akbar menggeleng " Dia cuma bilang kalo dia itu adalah sahabat nyokap lo, dan bilang nyokap lo pernah cerita ke bokap gue kalo almarhum bokap lo itu mukanya mirip banget sama bokap gue, jadi kalo setiap ketemu dia lo manggil bokap gue ayah dan nangis tiba-tiba ", jelas Akbar
Bagai dihujam dengan duri-duri kecil, hati Risa meringis, matanya berkaca-kaca menahan sesuatu agar tidak tumpah
Segitu bencinya ayah padanya sehingga tidak mau mengakuinya. Apa salahnya?
" Risa.. Lo nggak papa? ", tanya Akbar memastikan
" G-gue nggak papa kok kak, mungkin bokap lo bener. Ya udah kak gue pulang dulu udah sore", ucap Risa langsung pergi
Tak tahan lagi, air matanya tumpah, dia pergi begitu saja tanpa menghiraukan teriakan akbar.
Risa sampai di halte untuk menunggu bus pulang. Saat sebuah motor sport berhenti tepat didepannya, membuat Risa mengenali siapa pengendara itu
"Dasar batu! Udah gue bilang pulang bareng gue", seru Daffa kesal
" Ih! Apaan si lo? Gue nggak mau! Lagian gue bisa pulang sendiri tau",
Daffa menatapnya intens "astaga! Jantung gue.. ", batin Risa membeo
" Ap-ap? ", tanya Risa gugup
Tanpa aba-aba Daffa menarik tangan Risa " Eh eh! Apa apaan si lo?! Lepasin tanggan gue! ",
Sesampainya didepan motor Daffa langsung menyuruh Risa untuk naik ke motornya.
Risa yang malas berdebat memilih mengikuti perkataan Daffa.Mereka sampai disebuah caffe. " Daf, kok berhenti disini? Rumah gue masih jauh kali",
"Gue laper, kita makan dulu baru gue anterin lo pulang",
Risa menghembuskan nafasnya pasrah. Dia mengekor Daffa dan duduk disalah satu kursi kosong.
" Lo mau pesen apa? ", tanya Daffa
" Gue nggak bawa duit lebih", balas Risa acuh
Daffa hanya berdecak kesal. Dia memanggil pelayan caffe dan memesan makanan.
Risa yang dari tadi hanya diam, memicingkan matanya melihat dua sosok yang tidak asing baginya.Samar-samar Risa bisa mendengarkan percakapan mereka. "Lo dari mana aja di Mit? Gue kira lo balik ke US lagi? ", tanya gadis cantik itu
" Hehehe, sorry lah.. Gue lagi nyusun rencana nih. Gue pikir mending lo nggak usah tau dulu.. ", jawab Mitha
" Rencana apaan? ",
" Ada lah, nanti lo juga tau sendiri. Gimana sama si Risa? Lo udah jalanin 'plan A' kita? ", tanya Mitha pada Zahra
" Udah, tenang aja! Gue udah jalanin rencana itu. Gue jadi nggak sabar buat ngancurin tuh hama! Benci banget gue sama dia", ucap Zahra, tanpa mereka sadari orang yang sedang mereka bicarakan sedang menguping
Risa terkejut dengan penuturan Zahra. Bagaimana bisa? Zahra adalah sahabatnya dari kecil, tapi kenapa dia sangat membenci Risa?
...
Awas typo!
Happy Reading
KAMU SEDANG MEMBACA
three minute/3/
Teen FictionDimana seorang gadis harus menentukan satu dari tiga pilihan yang ada antara keluarga, sahabat dan cinta Namun, dalam tiga menit ketiga pilihan itu menghancurkan hatinya seketika Xxx