27

6 3 0
                                    


Daffa yang terkejut berusaha tenang dan menenangkan Risa

"Ssttt.. Lo kalo mau nangis ,nangis aja Ris.. Kalo itu bisa bikin lo tenang", lirih Daffa

Risa yang tersadar siapa yang tengah dipeluk, langsung menjauh dan hendak pergi tapi, tanggannya dicekal oleh Daffa

" Gue tau gue bukan siapa-siapa.. Tapi gue nggak bakalan biarin lo pulang sendiri, ini udah malem.. ", ujar Daffa

Tak ingin berdebat, Risa menurut saja. Daffa tersenyum kecil dan mulai melajukan motornya setelah Risa naik

Setelah sampai dirumah Risa, dia segera turun dan mengucapkan Terima kasih kepada Daffa

Daffa menatap kepergian gadis itu,
" Gue harap perasaan gue salah", batin Daffa menatap punggung Risa yang mulai hilang kemudian pergi

.

Mulai hari ini, Risa bertekat akan menjauhi Akbar bagaimanapun caranya.

Saat matanya menangkap sosok Akbar berjalan berlawanan arah dengannya, dia segera berbalik dan bersembunyi
Rasanya begitu sakit mengingat kejadian malam itu,

Hari ini ada praktek olahraga voli, semua anak telah berkumpul dilapangan

"Baik anak-anak, hari ini kalian akan bergabung dengan kelas XI IPA 4,sekarang kalian berlatih dahulu sebelum penilaian dimulai", ucap guru berusia kepala empat itu

Risa memutar bola matanya malas, pasalnya dia tahu itu adalah kelas biang onar Arga
Dengan malas dia menghampiri Anna dan Bella yang sedari tadi sudah memanggilnya

Mereka bertiga latihan bersama sampai seseorang datang dari kejauhan menghentikan kegiatan Risa, Ana dan Bella

.

Setelah selesai olahraga Risa berjalan menuju ruang ganti, saat dia melewati lorong tanpa sengaja dia menangkap sosok Zahra sedang berdiri tak jauh dari tempatnya berdiri

Dia hendak menyapa dan menghampirinya, tapi niatnya dia urungkan melihat Zahra sepertinya sedang berbicara dengan seseorang

Sebenarnya Risa akan pergi tapi karena rasa kepo yng begitu tinggi dia berjalan untuk melihat siapa yang sedang berbicara dengannya,
Bagaimana dia tidak kepo?
Zahra berbicara sangat pelan dengan gelagat yang aneh
Mereka berbicara ditempat yang sepi

" Ca.. Bukan maksud gue buat bikin dia terluka, gue cuma nggak mau lo kenapa-napa kalo sampe mak Lampir kalo kita itu pacaran", ucap seorang laki-laki yang memunggungi Risa

"Lo boong! Kalo itu niat lo.. Kenapa lo sekarang kayak ngejauh dari gue? Kenapa lo sekarang lebih sering liatin sama nyamperin dia? Padahal gue disebelah lo?! Lo bilang lo cuma jadiin Risa sebagai tameng supaya gue nggak disakitin sama fans-fans lo itu!! Oh.. apa sekarang lo mulai suka sama Risa?! ", tanya Zahra emosi

Risa terkejut karena namanya disebut-sebut. Dan tameng? Tameng apa maksudnya? Dan.. Kenapa Zahra terlihat emosi?

Risa semakin penasaran, apa yang dimaksud oleh Zahra?

" Lo salah paham! Gue cuma bantuin dia doang.. Gue nggak mungkin suka sama dia! Bukankan kita udah setuju kalau gue deketin dia agar cewek-cewek ngira kalo gue pacaran sama dia dan dia yang bakalan diganggu sama mereka bukan lo! Gue cuma manfaatin dia, gue nggak mau lo disakitin sama mereka! Itu doang nggak lebih Ca.. ", jelas cowok itu

Deg.

Sesuatu serasa menghujam jantungnya,
apa maksudnya ini? Siapa cowok itu sebenarnya? Dan Zahra, jadi.. Selama ini Zahra manfaatin gue doang?  Batin Risa

Matanya mulai berkaca-kaca, saat cowok itu berbalik..
Risa terkejut.
Dia.. Dia.. Arga!

Tak terasa air mata Risa sudah mengalir, meskipun dia tak terlalu dekat dengan Arga
Tapi Zahra adalah sahabatnya, mengapa dia melakukan hal ini?

Tak ingin berlama-lama disana, dia segera pergi meninggalkan tempat itu
Risa berlari menuju kamar mandi,

Risa menangis tanpa suara, rasanya sakit dikhianati sahabatnya sendiri

.

Risa berjalan menuju bangkunya,
" Risa! Lo kenapa?! Mata lo merah?! ", tanya Ana heboh

Risa hanya menatapnya sekilas " Gue nggak papa",

"Tapi mata lo merah sama agak bengkak Ris? ", tanya Bella yang khawatir

" Gue nggak papa", hanya itu yang Risa ucapkan dan mulai membuka bukunya

.

Bel istirahat berbunyi, semua murid keluar menuju tempat tujuan yaitu kantin, kecuali seorang gadis yang masih menatap keluar jendela kelasnya

"Ris", seru seseorang

Risa menoleh kepada Ana dan Bella
" Lo nggak ke kantin? ", tanya Ana

Risa hanya menggeleng dan tatapannya kembali ke tempat semula

Ana dan Bella menghembuskan nafasnya, menyentuh pundak Risa
" Ris, lo keliatan kacau hari ini.kalo ada masalah lo bisa cerita sama kita, kita itu sahabat lo Ris", lirih Bella

Risa menatap kedua sahabatnya itu dengan tatapan yang sulit diartikan,
Memaksakan untuk tersenyum
"Gue nggak papa kok.. Gue cuma lagi badmood aja hari ini", bohongnya

Bella memberi tatapan penuh selidik
" Oh, gue kira ada apa... Orang dari tadi lo diem aja kayak patung", ucapnya

"Ya udah kita ke kantin ya Ris.. ", seru Ana menarik Bella keluar kelas

" Maaf.. Gue belum bisa cerita ke kalian, karena gue nggak mau masalah ini bikin persahabatan kita putus ", batin

Risa kemudian memasang earphone ke telinganya, mungkin dengan mendengarkan musik bebannya akan sedikit mereda

Saat Risa sedang asik mendengarkan
Seseorang tiba-tiba saja duduk disebelahnya, membuatnya menengok

Mendapati seseorang sedang menatapnya dalam, orang yang selama ini berusaha dia hindari
Seketika dia terkejut
" Ng-ngapain? ",

Akbar menaikkan sebelah alisnya,
" Ngapain lo ngehindar dari gue? ", tanya Akbar to the point

Risa sedikit tercekat dengan penuturan Akbar, tapi dia berusaha mengendalikan ekspresinya
" Gue... ",

Akbar serasa gemas menunggu Risa melanjutkan ucapannya, dia mendekat lagi kearah Risa dan menatapnya intens,
Risa bahkan terkejut karena jarak wajah mereka berdua sangat dekat

" Apa? ", tanya Akbar

Risa menelan ludahnya susah payah, dia yakin sekarang, anak-anak dikelasnya sedang menatapnya
Dia agak geser agar ada celahnya untuk bernafas

" G-gue ng-nggak ngehindar dari lo, kak.. Gue.. Gue cuma lagi banyak tugas, iya banyak tugas", alibi Risa

"Nggak usah boong, gue paling nggak suka diboongin", tugas Akbar

Risa melihat kearah pintu, dengan tatapan memelas memohon pertolongan pada Ana dan Bella yang sudah berada didepan pintu kelas

Mereka berdua cengo sekaligus bingung, butuh waktu beberapa menit untuk mengartikan tatapan Risa

" Dasar lemot", batin Risa

Akbar masih menatap Risa dengan tatapan yang sulit diartikan
"Kenapa diem? ",

...

Typo bertebaran,

Happy Reading

three minute/3/Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang