Obsession (Jin)

1.2K 143 4
                                    

Please be active!💜
Read, vote and comment! 💜
------------------------------------
Req  filiuss

(Y/N) POV

"Uh! lelah sekali! Kerja bagus semuanya!"

Semua staff termasuk diriku teralihkan karena seruan suara Namjoon yang memiliki intonasi dalam.

"Huuaaa!"

Ah, suara ini begitu familiar. Siapa lagi kalau bukan Seokjin?

Ups, biarkan aku mengoreksi.

Seokjin-ssi.

Ia lebih tua 7 tahun dari aku jadi tidak sopan jika tidak memanggilnya dengan embel-embel kehormatan. Coba kita lihat lagi kondisinya setelah membakar panggung bersama kawan-kawannya. Peluh lelah menetes membuat berantakan poni rapinya. Kedua mata pria itu sayu, namun sinar yang terpancar di balik sana berkata sebaliknya. Sepancar kepuasan akan kerja kerasnya tadi terbayarkan. Wajah tampannya bahkan masih menunjukkan kekuatannya untuk memikat hati para wanita, termasuk aku.

"--Yah? (Y/N)-ssi?!"

"Eh?" Pujian dalam otakku terpecah oleh seruan dari salah satu senior make-up artis di sini.

"Apa yang kau lamunkan? cepat bantu Bangtan untuk mengganti bajunya!"

Aku mengangguk mengerti dan segera mencari celah untuk membantu para member. Beberapa orang sudah mulai menaruh tangan mereka dalam pekerjaan.  Yoongi, Jimin dan Namjoon yang tengah duduk di sofa sudah ditangani oleh staff lain.

Siapa yang masih butuh bantuan?

"Uhm! Kau bisa membantuku?"

Kepalaku otomatis menoleh dan mendapati pria yang dari tadi ku puji tengah berdiri meminta bantuan.

"O-oh! S-seokjin-ssi! Baiklah, ayo kita ganti outfit mu!"

Aku dengan SANGAT gugup memimpin jalan kami menuju salah satu ruangan ganti. Ketika mataku menangkap keberadaan sebuah printed shirt merah, aku segera memberikannya pada Seokjin.

"A-aku akan pergi keluar!"

"Tunggu! Kau harus membantuku kan?" Jin menarik tudung hoodie yang kupakai membuatku tertarik ke belakang.

"Ini, tolong bantu aku membuka resleting baju ku."

Yah, laki-laki ini bercanda ya? Mana bisa aku melakukan itu? Jantung ku bisa dihajar dengan dentuman kencang kalau aku membantunya mengganti baju. Tapi, ini pekerjaan ku. Tanganku berkeringat dingin hanya dengan menyentuh resleting kostum panggungnya. Perlahan mata ku bisa melihat punggungnya yang putih bersih. Sial, pikiran ku.
Seokjin membalikkan badannya menghadapku dan tatapan kami bertemu.

"Berbaliklah."

"Ya?"

Seokjin tertawa kecil.
"Berbaliklah, manis. Atau kau ingin melihatku melepas baju?"

Pipiku menghangat karena rasa malu yang merutuki diriku. Aku segera menyajikan punggungku padanya.

"Maafkan aku, Seokjin-ssi."

Tawa kecil yang sama kembali kudengar. Memberikan tanda tanya besar untuk ku.

"Sudah hampir 2 tahun kau bekerja bersamaku tapi kau masih memanggilku dengan nada formal."

Bibirku terkunci diam tak mampu memilih respon yang tepat untuk pernyataan dari Seokjin.

"Aku sedikit tidak suka dengan itu. Bisakah kita menjadi lebih dekat? Maksudku seperti teman? Panggil aku oppa, begitu?"

IMAGINE WITH BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang