Scent B (Jungkook)

892 129 19
                                    

...Story for B choice...


Jungkook POV

Tanpa ada alasan yang jelas, tiba-tiba napasku menjadi kasar dan kakiku berlari bagai kilat menghampiri tanah yang mereka pijak. Perhatian teralihkan padaku dan tanpa membuang suara, aku melayangkan pukulan pada keduanya. Saat mereka bangkit dari tanah, keduanya berlari hendak menyerang. Tapi sekali lagi, manusia itu lebih lambat dibandingkan dengan jenisku. Aku menawarkan kembali pukulan kilat diiringi dengan kilatan hijau menghiasi netraku yang membuat keduanya jatuh kembali.

"Lakukan lagi jika kau ingin mati." ujarku sengit. Tak butuh waktu lama untuk berpikir, ketakutan membawa tungkai mereka berlari menjauh.

Bau darah yang mengalir di punggung tanganku memancing bentuk vampir ku keluar, taringku merapat dan guratan hijau kembali memenuhi indera penglihatan. Tapi sebelum aku tenggelam dalam nafsu, mataku kembali mengkhawatirkan keadaan wanita yang terduduk lemas di dekat tempat pembuangan sampah. Ia menatapku dengan pancaran ketakutan.

Aku mendekatinya dan tubuhnya semakin bergetar tapi mulutnya terkunci. Aku tahu ia takut tapi tidak ada salahnya jika mencoba bukan?

Belum sampai tepat di depannya, tiba-tiba gadis itu berlari terhuyung-huyung meninggalkan ku terkejut. Aku menggunakan lari cepatku dan menghentikan langkahnya. Netra indahnya melebar dan aku tahu kepanikan muncul di sana.

"J-jangan takut. Aku t-tidak akan menyakiti mu. Jadi, jangan berlari karena lututmu terluka."

Ia mengalihkan pandangan pada sekujur tubuhnya yang berantakan dan paniknya berubah menjadi isakan. Kepanikan itu rupanya berpindah padaku, aku tak mengerti alasan ia tiba-tiba menangis. Aku segera memeluk pundaknya karena tubuh itu pasti akan segera jatuh. Aku membawanya dalam gendongan menuju salah satu bangku kota dan mendudukkan nya.

"Kau benar-benar membutuhkan pertolongan. Haruskah aku membawamu ke rumah sakit?"

Tapi, gadis itu menggelengkan kepalanya.

"Atau ke rumahku?"

Kini ia mendongak padaku dengan tatapan penuh penuh tanda tanya.
Aku berusaha tersenyum agar ia lupa dengan sisi vampirku yang menakutkan di matanya. Untuk menunjukkan kalau aku juga tidak jauh beda dengan remaja normal lainnya.

"B-bagaimana aku bisa mempercayai mu? A-aku tidak mengenalmu dan k-kau bukan manusia!"

Aku sedikit terperangah mendengar suara manis itu mengalun di dekat ku. Walaupun pertanyaan yang ia keluarkan sedikit menyayat kepercayaan diriku.

Aku menanggalkan topi hitamku, membiarkan poni ku tertiup angin malam, tak lupa masker hitam yang menutupi separuh muka. Membiarkan memori kecil tentangku kembali di pikirannya. Matanya melebar tanda teringat.

"Aku pria kasar di depan perpustakaan dan kau benar, aku bukan manusia karena vampir bukanlah sejenisnya."

Sadar bahwa fakta itu sama sekali tidak membuatnya merasa aman. Aku berdeham sebelum menambahkan,

"Kau bisa mempercayaiku karena aku baru saja menyelamatkan mu dari genggaman pria mesum seperti mereka."

"Untuk apa kau menyelamatkan ku? Kau tidak mengenalku! Kau ingin membunuhku setelahnya?!" seruannya sedikit menyinggung tapi aku tak bisa marah dengan dugaan nya. Sangat wajar baginya untuk curiga saat menghadapi seorang vampir yang menjelma menjadi laki-laki kasar di depan perpustakaan.

"Tidak begitu. A-aku hanya tertarik denganmu." ujarku lirih. Takut jika rona merah menghiasi wajah, walaupun itu tidak berlaku pada vampir.

"Kau tertarik karena darahku?! Aku tidak ikut denganmu! Terimakasih sudah menyelamatkan ku!--"

IMAGINE WITH BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang