Friend (Namjoon)

1.3K 143 19
                                    

Aku menyukainya...

(Y/N) POV

"Kim Namjoon!" seru ku lantang dan menyita perhatian Namjoon yang dari tadi terpaku dengan buku tebalnya.

"Oh (Y/N)? Kau baru datang? Bagaimana kelas pagi mu?" tanya nya ketika aku mendudukkan diriku di hadapannya.

"Uh hari ini tidak terlalu bagus. Kau tidak ada di kelasku dan aku tidak terlalu paham dengan materi hari ini. Aku juga lupa dengan buku catatan ku,sehingga aku harus mengorbankan kertas-kertas berharga ku untuk catatan yang bahkan belum aku mengerti sama sekali. Aku--"

Kata-kata ku terhenti karena menyadari betapa banyaknya keluhan yang aku tumpahkan di jam makan siang nya. Namun, netra cokelat gelap Namjoon  menatapku dengan penuh rasa. Seperti semua cerita ku menarik didengar oleh dirinya. Ia tersenyum manis, menunjukkan dimple nya.

"Lanjutkan, aku masih mendengarkan." ia berkata dengan suara dalamnya yang khas. Aku melanjutkan sesi curhat ku bersama sahabat ku ini bahkan sampai kami berdua makan. Sementara mata sipitnya setia memperhatikan ku.

Terkadang tatapan nya membuat ku gugup. Aku tahu perasaan terlarang itu masih saja bertumbuh kuat di relung hati. Aku menyukai sahabat ku sendiri. Itu salah. Pertemanan kami bisa hancur jika hal itu terjadi.

Aku tak bisa menghindarinya, tidak untuk orang sebaik Namjoon. Kami sudah bersahabat sejak SMP hingga bangku kuliah sekarang. Ia adalah orang yang selalu ada di sampingku di segala situasi.

"Jadi aku pergi ke depan kelas dan mempresentasikan semua dengan--"

Dengan bodohnya aku tersedak di tengah kalimat ku. Namjoon dengan cekatan meraih botol minuman nya dan memberikan nya untuk ku. Perlahan napas ku kembali normal dan berpacu dengan tenang, mengesampingkan fakta bahwa aku baru saja minum dari botol yang sama dengannya. Bukan kah itu berarti kita berciuman dengan tidak langsung?

Oh bodoh. Apa yang aku pikirkan?

"Bicaralah dengan pelan-pelan. Kita masih punya waktu yang lumayan." ujar nya menenangkan ku.

Ekor mataku melirik ke arah jam di ponsel dan menemukan bahwa jam makan siang hampir selesai.

"Tidak. Tinggal 5 menit lagi, Namjoon. Cuma aku saja yang dari tadi mengeluh. Aku tidak membiarkan mu cerita." ucapku merasa kecewa.

"Tidak apa-apa. Kita bisa bertemu setelah pulang sekolah."

Tapi kepala ku menggeleng tegas. Setiap detik bersamanya sangatlah berharga. Tapi, bahkan aku tidak bertanya tentang pagi yang dialami Namjoon.

"Aku tidak bisa memaafkan diriku, Namjoon-ah."

Detik itu bel masuk kelas terdengar merasuk ke segala penjuru ruangan di gedung. Aku melemparkan tatapan sedih padanya, namun ia membalasnya dengan senyum kecil.

"Aku akan menemani dirimu jalan ke kelas. Aku akan menceritakan sedikit tentang pagi ku."

Bibirku otomatis tertarik membentuk simbol kebahagiaan yang menderu di hatiku. Sampai kapan momen seperti akan berlangsung di antara kami?

Suatu hari ia akan memilih wanita nya sendiri. Bisakah aku menerima kenyataan itu?

Hati nya sudah menyeleksi diriku sebagai sahabat nya. Tidak ada ruang lebih.

Aku harap aku bisa menikmati kebahagiaan yang menjadi bagian hidupku.

Walaupun hanya sebuah euphoria belaka.

Dan aku harap perasaan ini tak akan pernah keluar dari mulutku. Agar ia bisa bahagia tanpa memikirkan perasaan ku. Agar aku belajar melepaskan sesuatu yang tidak ditakdirkan untukku.

IMAGINE WITH BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang