Pain of Promises pt.1 (Jimin)

2.5K 244 6
                                    

Happy reading!♥
Request dari seseorang.
############################

Sore hari di musim gugur,kakiku melangkah pelan menyusuri bagian demi bagian taman di pinggir Sungai Hangang.

Angin dingin musim gugur mencoba menerobos mantel tebalku.

Dingin?

Ya.Kesendirian ini membuat diriku merasakan suasana dingin menusuk kalbu.

Aku terus berjalan dalam diam.Sampai aku menemukan tempat yang merupakan awal dan akhir dari semuanya.

Tempat yang meninggalkan senyum dan luka untuk diriku.

Flashback

"(Y/N)! Cepat kesini!"seru Jimin padaku yang duduk di ayunan di taman.

Aku menghampirinya dengan senyum cerah.

Bagaimana tidak tersenyum cerah jika seseorang yang kau sukai memanggilmu?

Aku bisa menyadari sesuatu yang disembunyikan oleh pria itu dibalik punggungnya.

"Jimin,apa itu?"tanyaku penasaran

Ia terlihat terkejut sebentar tapi kemudian,ia tersenyum malu.

"Duduklah."ia menarik tanganku dan kami duduk bersama di salah satu bangku taman.

Ia menatapku dalam tanpa melepaskan genggaman tangannya.

Membuat jantungku berdebar.

"(Y/N),selama ini aku menyembunyikan sesuatu yang mungkin tidak akan kau sukai."

Aku mengeryit tak mengerti.

"Aku tidak tahu maksudmu Jimin."

Aneh tapi aku melihat pipinya merona merah.Membuat wajahnya makin imut.

"A-aku..hmm..aku punya perasaan denganmu."

Perasaan apa?

"Aku sangat menyukai mu,(Y/N). Maukah kamu menjadi kekasihku? "

Pernyataan nya membuat tubuhku membatu.

Ia menyukaiku?! Tidak mungkin!

"B-bukannya kau menyukai Jieun?"tanyaku.

Benar,ia sangat menyukai Han Jieun sejak dulu.Tapi,Jieun tidak pernah menganggap Jimin lebih dari teman.

Diriku yang selalu menemaninya saat ia sedih karena Jieun.

"A-aku tak ingin berharap dengan Jieun lagi.Aku hanya ingin menatapmu,aku hanya ingin bersamamu."

Aku menatapnya lurus untuk mencari kebohongan di matanya.
Tapi,aku tak menemukan apapun kecuali sebuah harapan dari manik cokelat itu.

"A-aku mau."

Perlahan senyum cerah Jimin melebar,ia memeluk tubuhku erat.

"Terima kasih (Y/N)! Aku janji aku akan selalu bersamamu!Aku akan selalu mencintaimu!Aku hanya untukmu."

"Aku janji juga padamu Jimin.Aku hanya akan mencintaimu.Selamanya."

Kami pun saling mengeratkan pelukan hangat dan penuh cinta itu.

Musim gugur itu sangat indah. Aku tidak sendiri lagi.

Setidaknya itulah janji manis dari seseorang Jimin yang berusia 17 tahun.

*******

Alhasil,aku dan Jimin sudah menjadi sepasang kekasih selama 2 tahun.

2 tahun adalah waktu yang lama yang membuat cintaku pada laki-laki itu makin dalam.

Aku merasa kosong tanpa kehadirannya.Aku sangat mudah merindukannya.

Musim gugur kali ini,Jimin mengajakku bertemu di taman dekat Sungai Hangang.

Aku menunggu kedatangannya sambil duduk di bangku penuh kenangan itu.

Aku tersenyum kecil mengingat saat-saat Jimin mengungkapkan perasaannya padaku.

Suara derap langkah kaki seseorang membuatku menoleh dan melihat Jimin yang berlari kecil ke arahku.

Aku tersenyum kecil dan melambaikan tanganku padanya.

"(Y/N),kau sudah lama menunggu?"tanyanya yang terlihat tergesa-gesa.

"Lumayan.Kenapa kau terlihat terburu-buru dan pakaian mu seperti akan pergi jauh saja."gurau mu sambil tertawa kecil.

Anehnya senyum kecil Jimin malah hilang. Ia beralih menatapmu serius.

"(Y/N),mungkin ini sedikit mendadak.Tapi,aku hari ini akan pergi ke Amerika untuk meneruskan kuliahku selama 4 tahun.Maaf, aku belum sempat memberitahu mu kemarin."

Lagi-lagi di sini ia membuatku terkejut.

Sedikit mendadak katanya?!

Mataku yang sudah panas tidak lagi bisa menahan air mata.

"J-Jimin, kau bercanda kan?Ini sungguh tidak lucu.Ini bukan ulang tahun siapa-siapa.Jangan buat lelucon seperti ini."ujarku masih tak mau percaya.

Ia menghela napasnya.Ibu jarinya menghapus sedikit air mata yang telah turun di pipiku.

"Kumohon.Aku tak bisa membantah orangtuaku.Kumohon mengertilah,(Y/N).Aku hanya mencintaimu.Aku akan kembali untukmu.Kau mau berjanji untuk selalu mencintaiku juga kan?"

Aku masih tak bisa berhenti menangis tapi demi Jimin aku berusaha tersenyum.

"B-baiklah.Tapi,kau janji kan?"

Ia tersenyum dan mengangguk mantap. Aku menghapus air mataku dan pandanganku mulai jelas lagi.

Ia mendekatkan wajahnya kepadaku.Makin dekat dan akhirnya bibir kami terhubung dengan ciuman penuh cinta.

"It's my gift.Our first kiss." ujarnya dengan senyuman manisnya.

"Aku harus berangkat sekarang! Aku akan selalu menghubungimu!"

Ia pun pergi dan meninggalkan ku bersama janjinya untuk sementara.

Sementara.

#####

Lanjut yook ke part 2 ! Rilis soon!
Gomawo for vomment dan read!
I luv u♥

IMAGINE WITH BTSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang