BS : 05 BALADA CINTA JILID 1

126 24 22
                                    

"Seungcheol..." gue tertunduk lirih ga kut menatap mata hangatnya.

"Im..." dia ngangkat dagu gue buat melihat wajahnya. Dia menyungging senyum lirih sebelum...

Cup

S.Coups mendaratkan bibirnya ke hidung, YA ke bibir gue lah.
Seketika badan gue membeku, kaget... ciuman pertama setelah dua semester kami berhubungan, Amat lembut dan dalam, perlahan berubah semakin intens.

Gue menikmatinya bersama terputarnya filem layar lebar bergenre melo tentang kebersamaan kami yang menyenangkan selama ini hingga berakhir dengan penghianatan gue yang menikah di belakangnya.

Gue melepas tautan kami namun ga lama S.Coups kembali menginvlasi bibir gue untuk semakin di buat terlarut dalam permainanya. Gue merasakan air hangat menyapa pipi, bukan... air mata gue belum jatuh. Jadi Seung Cheol gue yang nangis ? Kenapa? Karena gue yah?
Air mata gue pun ikutan tumpah semakin erat gue meluk tengkuknya, kami saling berbagi ait mata mata dalam ciuman manis ini.

Andai orang tua gue ga nikahin gue Sama Jong Hyun, gue bakalan bawa pulang S.Coups sekarang juga ke Cianjur dan nikah sama dia. Bomat sama restu orang tuanya, entar kalau gue bunting kali pada luruh.

Gue sayang banget sama dia, tapi kenapa alur cinta kami jadi begini.



Setelah kejadian manis nan menyesakan tadi, kami putuskan buat jalan-jalan. Membayar banyaknya waktu kebersamaan kami yang hilang karena keadaan, kami bersenda gurau sepanjang pertokoan pasar tradisional, mulai dari deretan toko baju sampai warung gorengan kami lewati penuh bahagia.

Menikmati semilir aneh senja yang ajaib bikin gue kembali nangis tanpa sadar di punggung Pacar gue yang mengendarai motornya, gue emang cengeng tiap kali bayangin masa depan hubungan kami yang suram.

Mau kabur ke luar angkasa aja sumpah. Sama S.coups tapi.

Kami melabukan tubuh di sebuah kafe baru bertemakan laut yang anak-anak banget tapi anehnya kami malah girang dan exited nemuin tempat ini.

Emang dasarnya gue suka warna biru muda jadi setiap interior cafe yang ga jauh-jauh dari warna langit cerah itu sangat memanjakan mata gue. Apalagi ada pacar di samping, ada senyum manisnya ada tatapan hangatnya juga genggaman eratnya... duh nikmat tuhan mana lagi yang bisa gue nistakan.

Oh iya ada, gue mau menistakan sebentar fakta jika gue istri orang. Meski dari awal juga gue ga peduli sih sama embel-embel itu.

"Ini dimakan yang, kok malah di liatin doang sih. Tuh liat anak kecil di samping kita udah nambah kue yang sama padahal tadi datengnya barengan sama punya kamu." Gue bangun dari alam khayal menyungging senyum kikuk ke S.Coups yang geleng-geleng terus lanjut nyendok mi ayamnya.

"Aak." Gue mengerjab mendapati sendok lengkap dengan isian mi parkir tepat di depan mata gue.

"Buka mulut, makan dulu ak."

"Apaan sih ka--" gue hampir tersedak sambil lirik canggung sekitar, karena emang ramai sama pengunjung keluarga lengkap dengan pasukan putra-putri mereka, jadi adegan romantis seperti ini kayaknya bakal sedikit mengganggu deh. Bagi anak-naknya kan kasian entar pada baper nonton kami, ehe.

Emp

S.coups nutup mulut gue yang udah ia isi sama Mi ayamnya.

"Kunyah." Perintahnya sambil memperaktikana bagaimana cara mengunyah, gue sampai di ketawaain bocah boboho yang udah nambah tiga kali icechocoBanana sedang gue satu aja belum abis.

"Kok diem aja sih, apa perlu aku kunyahin sekalian? Oke deh, bentar yah."

Apa dikunyahin? Yang bener aja. Laki gue ini apaan dah.

Blue Sky | Kim Jong HyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang