BS : 13

87 18 6
                                    

"Untuk nyadarin kamu."




"Emang gue kesurupan pake di sadarin segala!" Gue dorong badannya, ga bisa di biarin bertengkar dengan Jong Jyun di posisi kayak tadi. Ga bisa.

"Lagian yah bang, lupa kesepakatan kita? Ga ada hak buat tahu urusan satu sama lain apalagi sampai mengekang, lo sendiri yang bilang saat itu. Tapi lo sendiri yang ga bisa netapin kata-kata sendiri."

Jong Hyun diam dan mulai mengendurkan cengkramannya.
"Karena dia orang itu, banyak lelaki lain tapi kamu malah dekat sama lelaki berbahaya. Aku ga suka." gue mengernyit, Jangan-jangan Jong Hyun tahu tentang hubungan gue yang di tentang Orang tua S.coups, anjir jadi lawakan dia bisa-bisa.

"Apaan sih, justru disini tu yang bahayain gue adalah elo! Lo ga suka dia mah bodo amat, yang jelas gue cinta dia."

"Jauhi S.coups."






Gue geleng. "Enggak."






"Aku masih mohon dengan baik-baik Im, kalau kamu terus batu aku yang akan berusaha misahin kalian."



Bangsat, lemes banget tu mulut ngomongnya.


"Apaan sih, kok elo jadi gini. Enggak, gue ga mau! Lo ga punya Hak Jong. Tepatin omongan lu, Gentle dong. Lo tau, kelakuan lo ini tuh kekanankan tau ga."

"Kamu yang kekanakan, mau mungkiri bagaimana pun juga fakta kamu istri aku akan tetap sama."

Cih


"Oh, jadi itu masalahnya? Kalau gitu gue minta cerai!" Jong Hyun membola, sebelum menyeringai gaje.

"Aku ga mau!"

"Kalau gitu gue yang akan nyerein elo!" Gue hempas tangan dia dan bangkit.









"Bisa ga kamu sekali aja, ga bersikap egois!"

Langkah gue terhenti.





Egois


Gue?



"Ngak. Karena yang paling egois di sini tuh elo bukan gue. Lo punya pacar gue biarin, tapi lo nyuruh gue jauhin pacar gue?. Lo mungkin ga tau, tapi di hidup gue setelah ketemu sama lo, tinggal S.coups mimpi indah gue. Karena sisa dunia gue, udah lo buat hancur, kim Jong Hyun."

"Aku ga per--" gue tepis tangan Jong Hyun dan berlari keluar.




Main kabur aja, enek gue lihat mukanya.

Enak aja, sok ngatur-ngatur hidup orang.

Gue perih lihat dia sama Tantri ke tempat begituan aja, ga ada ngungkit, protes sampai marah. Harusnya dia bisa lakuin hal yang sama untuk gue.

Kayak punya perasaan buat gue aja, sok ngurusin hidup gue.


Langkah gue berhenti di depan gedung, hujan deras mengguyur dan air mata gue juga mulai turun, gue sesegukan kek anak kecil nyariin mamanya setelah bangun tidur.





Separuh badan gue mulai basah karena cipratan hujan tapi gue ga pernah gentar buat melawan hujan.

Tiba-tiba

Tangan gue di tarik sama seseorang sampai gue nubruk dadanya.





"Jangan pergi."

Dua tangan pemuda yang gue kenal kim Jong Hyun melingkar di punggung,  di kira gue bakal luluh.





"Lepas!" Gue berontak tapi dia nahannya erat banget.

"Ga akan."




Ih kesel banget gue sama tingkahnya yang aneh dan sewenang-wenang.

Gue injak aja kakinya, dan segera kabur membelah hujan.

Sumpah, sekarang dipeluk dia aja gue merasa kotor.










Tin Tin Tin









Samar-samar gue denger suara kendaraan, namun ga bisa lihat wujut dan dari arah mana karena lebatnya hujan mengganggu penglihatan gue.

Tau-tau sorot cahaya Jingga yang kian terang udah dekat banget ke gue.

Gue lari sembarang sampai ga sadar ke arah jalan raya?



Oh

Jadi begini akhir kisah gue







Kok miris yah.





Kaki gue mati rasa,










TINNNNNNNNNNNNNNN--












Dan entah mengapa gue merasa ini pantas buat gue dapat. Setelah semua dosa dan maksiat.








gue  ikhlas dan pasrah.









Brak






Badan gue di tubruk,










dan setelahnya yang gua rasa adalah melayang.























-tbc-


Pendek?
Yang peting doble up yeh khann ehe😏😏😏

Im_inlove09
*051218*

🍃Voment if you like it like it🍃

Blue Sky | Kim Jong HyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang