BS : 22

70 15 1
                                    


"Ma?"

"Akhirnya dateng juga, sini nak."

"I-iya ma..."  gue nunduk setelah selesai memperhatikan sekitar dan telah mengidentifikasi jika tempat Jong Hyun membawa gue adalah sebuah toko perabot rumah tangga.

Jong Hyun ga sabar karena gue lemot makanya dia gandeng tangan dan narik-narik gue kayak peliharaan.

"Pilih." Gue mengernyit, Jong Hyun ngomongnya di depan deretan kasur. Ga gelo tu anak.

Mamanya datang di dampingi manajer tempat ini di lihat dari nametagnya.

"Mama suka meja makan di sana itu sih, menurut kalian gimana?"

"Mana mah? IIm mau lihat." Kesempatan lepas dari Jong Hyun. Hempas tangannya dan ngekor mama Murni.

"Bagus ma, sekarang emang ngetrennya yang minimalis gini. Tapi mama gapapa? Meja makan di rumah, Iim inget masih bagus deh."

"Kamu ngomong apa Im? Ini bukan buat mama. Tapi buat Teh Raina..."

"Heh, Teh Raina? Ini meja sembilan kursi ma, apa ga ke banyakan? Teteh kan tinggal sendirian." Mama malah geleng-geleng sambil senyum.

"Justru mama mau agar dia selalu Inget kalau harus segera punya suami dan anak-anak yang banyak biar ini berguna."

Hah, ibu dan ambisi besarnya menikahkan anak-anaknya. Adaaaa~ aja intriknya.

Eh Btw baru inget gue, kalau ini udah waktunya kakaknya Jong Hyun pindahan. Pantesan dia tadi begitu, sampai batalin acara kencan manis gue. Dasar kalong eh Kampret.

"Aku ngasih apa yah ma... Bingung." Gegaruk rambut ga elit gue ngelirik setiap barang tapi ga tau mau beli apa. Lagian juga, status Raina sebagai artis mau ga mau tersetel di otak gue kalau dia pasti udah punya segalanya.

Di tambah emang dari lahir udah  Holkay... emang masih perlu barang isi rumah ya. Tapi kalau baju atau tas yah~ gue ga mampu belinya, haduh. Ga adek ga kakak bikin puyeng gue mulu.

"Kasur aja nak, Raina udah bilang sama Jong Hyun katanya. Dia sengaja ga bawa kasur lamanya, buat penyewa apartemen lama nanti. Tapi ga inget kalau ga punya kasur dia harus tidur di lantai, semalam
Aja dia bobo si hotel mama-papa tau. Anak itu dasar."

"Beneran ma... yaampun. Kenapa ga kerumah Bang Jong hyun aja."

"Mana mau dia, takut Iri palingan. Kkkkk"

"Hhahah. Mama bisa aja."

"Udah selesai? Jadi belanja ga mah?"

"Jadi dong. Kalian udah dapet kasurnya?"gue mandang Jong Hyun, dia geleng polos. Sial, lah dari tadi dia ngapain!

"Imel ga mau bantuin milih, aku ga tau seleranya cewek." Ciaaa  pake selera-seleraan segala.

Tinggal pilih yang empuk bisa buat lompat-lompatan gitu aja ribet. Bege dah senior gue satu ini.

"Yaudah mama Tunggu di toko depan yah. Janga lama tapi."

"Iya ma." Jawab gue berbarengan sama jong Hyun.

"Bego, beli ginian aja ga bisa."

"Kamu ngomong sama aku?"

"Bukan, gue bacot sama kursi! "

Plak

"Akh! Kok lo tampol mulut gue! Kdrt ini kdrt!"

Gue ga percaya barusan Jong Hyun tega menampol bibir sekseh gue dengan tangannya yang entah udah di cuci atau belum alias kotor itu.

Blue Sky | Kim Jong HyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang