BS : 32

69 14 0
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak yah~


&&&

"Kok... Imel teh?"

"Kamu dan Jong Hyun kan udah nikah, jika kamu mengandung kan bukan hal aneh. Terlebih itu pasti akan bikin mama papa bahagia."

"Jadi maksud teteh, Imel harus pura-pura Hamil?"

Gue berdiri di balkon, malam semakin pekat dan S.coups ga kunjung pulang. Gue lagi gusar dan di rumah sebesar ini sendirian.

Sangat menyesakkan.

Permintaan Teh Raina bukan hal sederhana. Itu butuh keputusan besar, makanya gue harus memikirkan dengan serius.

Jong Hyun udah tahu, dan dia bilang ikut keputusan gue aja.
Toh yang repot yah cuma gue nanti, Jong hyun mah tetep jadi suami aja udah.

Sedang gue... akan ada kebohongan dan semakin banyak kebohongan yang gue lakukan  saat berpura-pura mengandung nanti.

Gue ga bisa bayangin gimana perasaan Teh Raina. Memang ia telah berbuat hal yang salah, dan bahkan dosa dalam agama, tapi menghilangkan sebagian diri sendiri pasti menyakitkan

Namun jika sampai di lakukan dua kali...

Entah masih pantas atau tidak
Ia di sebut Ibu bahkan manusia.

Pasti ia tertekan hingga Mental Teh Raina Down sampai berniat membunuh dirinya bersama Si janin dengan tak mengkonsumsi apapun.

Membayangkan betapa terpuruknya wanita itu, gue ga tega sumpah.

Teh Raina janji akan mengambil Hak asuh anaknya saat berusia lima tahun, jadi gue tetep harus bertahan bersama Jong Hyun sampai hari itu tiba?

Lalu

S.Coups gue gimana?

Air mata gue netes tanpa perintah. "Kenapa harus ada pilihan sesulit ini..."

Ga lama gue denger suara pintu balkon di buka dari dalam, gue buru-buru mengelap air mata dan menyungging senyum.

"Udah pulang?" S.coups cuma ngangguk dan memeluk gue.

"Kangennnnnn...." gue terkekeh, dia khidmat banget meluknya sampai gue kira ketiduran.

"Capek? Ganti baju dulu sana baru kita tidur."

Dia geming, mendorong gue mundur sampai mentok di tiang Balkon.

"Yang, capek Ih berdiri... kerjaan hari ini gimana? Ada yang ga beres yah?"

"Iya." Ucapnya ogah-ogahan kayak anak kecil lagi ngambek. Duh kok lucu banget sih. Gue lepas pelukan dan menangkup kedua pipinya.

"Kusut banget mukannya, di cuci dulu yuk."

"Aku jelek maksud kamu?"

Gue ngangguk, dan ekspresinya semakin kecut.  "Biar pun jelek, tuan putri aneh ini akan tetep Cinta kok..." gue cium pipinya sekilas lalu terkekeh. Dia pun akhirnya tersenyum.

"Aku tahu." S.coups gantian nyipok pipi gue.

Aihhhh, harusnya gue udah terbiasa tapi nyatanya gue masih Blusshing.

Panas anjir pipi gue. Buru-buru gue balik badan menyembunyikan merona sekaligus sesak yang semakin menyeruak.

Apa gue harus beneran ninggalin pemuda ini?

Gue rasa....

Gue ga sanggub.

S.coups memeluk perut gue erat, memandang hamparan bintang di langit bersama gue dalam diam.

Blue Sky | Kim Jong HyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang