BS : 35 TERTUSUK

91 14 0
                                    

Di hari mendung grimis pukul satu siang setelah dua hari menghilang di perjalanan. . .




Gue dan Jong Hyun akhirnya sampai tujuan.

CIANJUR

Kabar kehamilan PALSU gue udah di sambut kedua belah pihak keluarga kami dengan amat sangat bahagia.

Minus Bang Dong Ho tentu saja.

Dan jika sebelum-sebelumnya kami akan nginab di rumah gue setiap pulang kemari kali ini enggak.

Untuk pertama kalinya, gue kembali menginjakan kaki di kamar legendris saksi bisu pertemuan pertama kami, awal mula semua Tragedi ini.

Kamarnya Kim Jong Hyun.

Dia duduk di dekat nakas, gue baru nutup pintu menyusul dia duduk disisi lain kasur.

Kami udah menikah berbulan-bulan bahkan udah ena-ena,  ehem.

Tapi Ini atmosfernya lebih parah dari pada malam pertama ANJIR.

kami bingung mau ngomong apa dan canggung Gila.

Malam petama aslinya dulu kami habiskan dengan main Game semaleman. GAME secara harfiah. PER-MA-I-NAN. Dia dan PUBG-nya dan gue game musik-musikan SAMPAI KAMI TEPAR.

"EUMM... kalau gitu gue mau mandi. Duluan yah." Gue bangun salah tingkah menuju kamar mandi. Udah di dalam baru teringat sesuatu dan menahan malu gue keluar lagi.

"Handuknya  di mana yah btw, bang..."

"Euh, coba cek di lemari. Kalau ga ada biar aku cari di luar." Dia buru-buru bangun mau buka pintu dan gue buka lemari ga woles.

"Dah, ada ini ketemu." Tapi Jong Hyun palang tanggung kayaknya.

"Yaudah, aku nonton TV di luar."

Baru gue bisa bernafas lega.

Padahal kalau mau nonton tipi doang mah di kamarnya juga ada TV. Lagian kalau kenapa kami harus canggung-canggungan segala coba?

Kayakanya udah ga ada hal yang perlu di malu-malukan satu sama lain.

Tinggal bersama sekian waktu udah buat kita tahu kebiasaan bahkan yang terburuk masing-masing sekalipun.

Kan kami yakinnya bakal pisah jadi ga ada yang perlu di jaim-jaimin.

Lah terus gunanya kami Akward sekarang begini apaan?

Kalau canggung dengan status menantu mah ini baru betul.

"Kalian kenapa baru JADInya sekarang, jarang MAIN-MAINnya yah."

"UHuk." Gue keselek setelah mendengar omongan seorang papa Kim yang terhormat, meski tata bahasanya ga ada kotor-kotornya tapi itu terlalu Frontal menusuk kuping gue.

Mama murni marahin suaminya sambil terkekeh, dia dan Jong Hyun sigab nolong Gue.

Mamanya ngasih minum anaknya nepokin punggung. Bapaknya senyam senyum.

Blue Sky | Kim Jong HyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang