BS : 37

93 14 6
                                    

"Nyawa?"

Ceklek

Pembicaraan kami terputus oleh kehadiran seorang pria yang bertugas mengawasi. Siapa lagi jika bukan Ayam.

"Malam kakak-kakak sekalian, maaf yah baru datang. Semoga kalian ga kangen ayam yah, karena itu.. berat."

Sembari berucap ngalur-ngidul ga jelas Dengan tak tahu tata kramanya dia langsung naik di ranjang pesakitan itu dengan cara lompat tak beradap. sampai deritan ngilu besi tuanya pun tak tehindarkan.

"Santai bisa ga sih!" Sewot gue kesel. Semenjak di sini gue emang jadi kayak orang PMS, mungkin karena kadar stres gue meningkat.

"Hehe maaf kak. Ayam numpang
Ngerjain tugas yah."

"Semester berapa lo? "

"Eummm... enam"

"Lah, waktu itu katanya lo baru lulus SMA!"

"Hehe, bercanda itu."

"Iya yah, Tantri juga pernah bilang kalau elu seniornya di UKM. KENAPA GUE BARU NYADAR~"

"Karena kaka---"

"Terus kenapa lo manggil gue kakak-kakak hah?!"

Doi kicep

"Itu, suka aja."



Samar gue mendengar kekehan entah dari mana. Yang jelas itu bukan berasal dari gue apalagi ayam.


Riza tersenyum. "Kalian lucu."



Sorry_sorry aja tapi gue bukan sule yah.





Selanjutnya kami kembali berbagi kesunyian. Ucapan Riza tentang nyawa-nyawa tadi terus terngiang.

Satu-satunya penghubung Gue dan Riza hanya satu orang, yaitu S.coups.

Dan orang yang mengincar Pemuda itu...

Apa...





"Yam... lo... anak monsta X?"

Ayam tampak terkejut, ia menghentikan ketikannya pada keyboard dan memandang gue.

"Kok lo bisa tahu? Ah mereka... Udah cerita ke kakak yah? Berarti udah tahu alasan lo kami sandera kan?"

"Nyebut kaka sekali lagi gue jawir alis lu! Engak, gue ga tahu. Mereka, siapa? Jong Hyun... atau S.coups?"

"Ah Elah, woles-Woles~"

Ayam menutup laptopnya mulai serius ngobrol sama gue. "Mau gue ceritain? Gue stuck ni."

Gue mengangguk penuh harap, haus akan pencerahan.


"Awal mula ini semua tu, masalah perasaan pribadi. Lo bisa tanya Riza kalau mau tahu rinciannya." Gue lirik Riza dan dia hanya semakin buang muka.





"Yang jelas selanjutnya Monsta x sama Seventeen tuh jadi saingan bebuyutan. Seventeen juga sering ngerecok tiap kami buka bisnis baru makanya kami butuh sekutu. Nuest banyak bantu kami beberapa tahun terakhir, tapi Bos kecewa saat bang Jong Hyun ternyata malah menghianati kami."


"Nuest? Bang Jong Hyun?! Lebih rinci, bisnis apa yang sebenernya kalian lakukan? Kenapa butuh sekutu segala, bukannya S.coups memimpin perusahaan Furtniture. Kalian juga?"

Blue Sky | Kim Jong HyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang