BS : 21

72 15 3
                                    

"Hah, lega." Setelah memenuhi panggilan alam untuk  membuang cairan kotor berlebih dalam tubuh gue pun mencuci tangan dan lekas keluar, teh Raina udah pulang dan sore sudah menjelang. 

Mama papa pasti udah nyariin, harus buruan balik. Baru keluar dari Toilet tangan gue ada yang narik.

"Ek, sia--" greb

"Lepas--in."

Author Pov

Imel berniat kembali ke ruang perawatannya segera keluar dari Toilet tanpa menyadari seorang pria berdiri menyandar dinding telah menanti, senyumnya terukir tipis segera menarik dan membawa tubuh Imel kedalam rengkuhan hangat.

"Lepas--sin~n" Imel menggeliat berontak. "Ini aku." Seketika tenaganya luruh dan Imel geming.

"Seung Cheol..." keduanya membalas pelukan satu sama lain melepas kerinduan.

"Gimana keadaan kamu?"

"Kayak yang kamu lihat... kamu," Imel melepas pelukan, menyentuh rahang Seung cheol lembut.

"Yang Semalam... lukanya masih ada." Imel menunduk.

"Aku jadi jelek banget yah sampai kamu ga mau lihat?"

"Enggak, masih ganteng kok... pake banget." Imel terkekeh. Membuat S.Coups yang gemas tak tahan untuk kembali meraub tubuh gadis itu dalam dekapannnya.

"Aku kangen banget sama kamu, dan untuk semalam... aku minta maaf yah karena udah kekanakan, pasti ngecewain kamu."

"Jangan, aku... yang seharusnya minta maaf. "

"Hari itu... aku ada kesibukan yang harus ku Handle langsung. Mungkin kedengarannya bohong tapi Handphone aku hilang jadi ga bisa ngabarin kamu. Aku ga nyangka karena itu akan bikin kamu sampai Drope kayak gini. Aku minta maaf..." S.Coups merengkuh Imel tanpa mempedulikan orang-orang yang berlalu lalang, mengecup puncak kepala Imel yang tepat di depan bibirnya.

"Tetep maafin aku jugaaa."

"Kamu ngomong apa, kenapa minta maaf segala yang salah kan aku. Udah ah ini bukan lebaran. Maaf-maafannya lain kali lagi. Sekarang biarin aku lihat muka kamu lebih lama yah."

"Mau langsung pergi?" Binar di mata Imel meredup seiring Anggukan yang pacarnya beri sebagai jawaban.

"Nanti aku datang lagi kok." Keduanya saling tersenyum tanpa berniat melepas rengkuhan satu sama lain. S.coups terus mengusap surai lebat Imel penuh sayang.

Sebuah tangan terkepal, pemiliknya yang telah lama memperhatikan pemandangan romantis itu berbalik dan melangkah pergi

&&&

Jong Hyun memandangi Imel yang terlihat asik bermain mobil-mobilan di taman rumah sakit dengan seorang anak 9 tahun yang merupakan pasien penderita leukimia itu terlihat bahagia, keduanya sesekali saling tertawa dan berkejaran tanpa arah.

Senyum tipis yang baru Jong Hyun sunggingkan hilang seketika begitu netranya kembali memandang kertas putih di tangannya.

"Bagaimana mungkin seorang gadis polos sepertimu bisa menjadi penyihir dalam dongeng gadis lain. Meski bagimu takdir salah dalam hubungan kita, masih seperti dulu aku selalu bersyukur dapat bersinggungan takdir denganmu, sekecil apapun itu..."

"Maka tak salah bukan jika aku mulai egois dan ingin kamu sepenuhnya masuk dalam takdirku? Hatimu terjebak pada tempat yang salah mel, lelaki itu bukan untukmu. Meski kau akan menujukku sebagai penjahatnya. Memisahkan kalian adalah yang terbaik." Jong Hyun melangkah, masih di tentengnya sebuah kertas tentang riwayat penyakit seseorang yang bernama Kwon Seung Rin.

Blue Sky | Kim Jong HyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang