Cheating and Jealous - Part 2

194K 8.6K 96
                                    

Aku melirik sedan yang sedang berjalan ke arahku dan kulihat sang pengemudi menurunkan kacanya. Aku tersenyum begitu menemukan wajah Andrew dengan kacamata hitamnya tersenyum ke arahku.

"Tampak cantik seperti biasanya. Ayo masuk.", ujarnya dengan gerakan kepalanya.

Aku memutar bagian depan mobil Andrew dan masuk ke dalam mobilnya.

"Suami kamu gak marah kan aku nyulik istrinya?", tanya Andrew sambil terus melajukan sedannya ke kawasan Senayan.

Aku menggeleng. "Aku gak bilang sih, tapi setauku dia ada meeting dari pagi sampai malam. Jadi mungkin aku pulang lebih dulu.", ujarku sambil memikirkan Radith yang tampak Rapi dan elegan sekali tadi pagi.

Membuatku tak rela untuk melepaskannya pergi dari apartementku.

Dan dengan gaya panik khas Radith sambil masih sempat - sempatnya menggodaku saat aku baru selesai mandi, ia memaksaku mengantarnya ke pintu sementara aku masih mengenakan bathrobe-ku.

"Arianda, sayangku, kayaknya kamu butuh bra baru. Yang lama tampak terlalu kecil sekarang."

ujarnya sambil mengerling kemudian kabur menuju lift sebelum sempat aku melayangkan cubitanku di pipinya.

Ingatanku pun kembali ke masa kini. Kulihat Andrew tapak menekuri kemudinya sambil sesekali bersiul mengikuti lagu yang diputar di radio. Kuperhatikan hari ini tampilan Andrew memang tampak seratus kali lebih tampan dari biasanya. Dia tampak seperti model peraga busana internasional yang hendak melenggang di atas panggung, bukannya hanya sekedar menghadiri pembukaan butik salah-seorang-teman-sangat-dekat.

"Jadi sudah berapa lama kamu dekat dengan Siska?", tanyaku sambil menatap brosur dan katalog fashion yang ada di dashboard Andrew.

"Hm... sekitar 2 bulan."

Aku menoleh ke arahnya. "Kurasa itu cukup lama. Kenapa gak cepat diresmikan aja?"

Andrew mengangkat bahunya sementara mobil kami kini sudah memasukki sebuah gedung mall di daerah Senayan.

"Yah.. aku juga inginnya begitu. Cuma kadang aku sedikit bingung dengan sikap Siska. Kamu tau kan gak sedikit orang yang bilang kalau dia itu player."

Aku mengangguk pura - pura memahami perasaan Andrew. "Tapi kan siapa tau dia benar - benar serius sama kamu..", ujarku sambil bersiap untuk turun dari mobil Andrew.

Sekilas tatapanku tampak menangkap sebuah mobil sedan yang tampak familiar di mataku. Tapi siapa tahu aku salah. Yang pakai sedan seperti itu kan bukan cuma Radith aja. Walaupun sedan itu memang tergolong sangat mahal, tapi aku yakin ada beberapa orang di Jakarta yang memilikinya.

Lagipula Radith kan sedang rapat sekarang, Arianda...

Aku berjalan berdampingan bersama Andrew dan melihat pantulan bayanganku di kaca - kaca butik yang begitu mengkilat. Aku bersyukur dress merah marun lengan pendek sebatas lutuku tidak tampak kusut.

Begitu kami sampai di sebuah butik yang memang tampak baru dan sangat elegan sekaligus klasik dengan hiasan lampu - lampu putih cerah. Di hadapannya terdapat sebuah panggung kecil yang sedang menampilkan peragaan busana koleksi butik Siska yang harus kuakui memang terlihat mengesankan dan begitu menarik.

Andrew menarik tanganku untuk bertemu dengan Siska.

"Hai, Andrew.. dan RIANDA?? Ya ampun.. udah lama gak ketemu nih...", ujarnya sambil mengecup kedua pipiku. "Kok kamu gak bilang mau ngajak RIanda sih, Drew?"

"Yah... kejutan!", ujar Andrew sambil meraih pinggang Siska dan merangkulnya.

"Oh coba lihat pasangan baru kita..", ujarku sambil melirik Siska dan Andrew.

Arianda MargarethaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang