Struggle

153K 7.7K 230
                                    

"Mommy...."

"Ya sayang...."

"Mommy Rozzie cantik..."

Rozzie? aku kira itu suara Renata. "Rozzie dimana sayang?"

"Rozzie di sini mommy.. Rozzie mau ketemu mommy..."

"Mommy juga mau ketemu Rozzie.. kamu dimana sayang? mommy gak bisa ngeliat kamu..."

"Rozzie... Rozzie..."

"Rozie....."

Aku membuka mataku dan mendapati keadaan kamarku yang remang - remang. Sudah hampir pagi rupanya. Hari ini rencananya aku akan membuat kue ulangtahun untuk Radith dan juga Adis. Besok adalah Hari ulang tahun mereka yang ke 34.

Aku mengintip ke balik selimut dan kulihat Radith masih terpejam. Tanpa berniat membangunakannya aku pun beranjak bangkit dari kasur dan mengikat rambut panjangku. Belakangan ini sebenarnya aku berniat untuk memangkasnya pendek, hanya saja Radith selalu melarangku. Dia bilang rambut panjangku adalah salah satu bagian tubuhku yang paling disukainya.

Coba katakan bagian mana yang tidak disukainya? Semuanya dia bilang suka.. hhh...

Aku keluar dari kamarku untuk membangunkan Renata. Dia berkeras ingin ikut membantuku membuat kue untuk daddy-nya dan juga aunty-nya.

"Re.. wake up, sayang.. ayo kita bikin kue untuk daddy sama Mama Adis..."

Tubuh Renata menggeliat malas namun tak lama setelahnya ia membuka kedua matanya. Tangannya mengusap matanya kemudian bangkit duduk.

"Cepetan cuci muka, gosok gigi dan cuci tangan.. Mommy tunggu di dapur ya?"

Renata mengangguk tak bersuara kemudian berjalan ke arah kamar mandi persis seperti zombie. Membuatku tertawa kemudian merapikan tempat tidurnya.

Aku menyiapkan segala bahan - bahan yang aku butuhkan. Matahari sudah beranjak naik. Kuraih dua buah celemek untuk aku dan Renata. Sebelumnya aku sempat melirik ke arah dinding. Ternyata sudah pukul 7 pagi. Sebentar lagi Adis dan Ken beserta Raikan dan Aubrey pasti datang.

Tak lama ketika aku sedang menyiapkan telur Renata datang dan meraih celemeknya.

"Sudah siap?", tanyaku sambil tersenyum dan memegang spatula. Renata mengangguk dan bersiap menuangkan tepung tepat ketika Radith datang menginterupsi pekerjaan kami.

"Kamu mau buat kue?", tanya Radith dengan wajah khas bangun tidurnya.

Aku tersenyum, mengangguk dan memecahkan telur satu per satu.

"Nanti kamu capek, Rianda..."

"Bikin 2 buah cake gak akan bikin aku lemas seketika Radith.. tenang aja.."

"Rena, kamu jangan ganggu mommy.. nanti yang ada malah kamu berantakin dapur. Sini kamu main sama daddy aja. Sebentar lagi Rai sama Aubee datang. Kamu mandi dulu sana.."

Renata cemberut menatap Radith. "Tapi daddy.. Rena kan..."

"Gak ada tapi - tapian!". Radith berkacak pinggang menatap wajah mengkerut Renata yang tampak hampir menangis.

"Radith...", aku mengusap air mata yang mengalir dari pipi Renata. "Mommy bikin kue sendiri aja gakpapa ya, Rena..."

Renata mengangguk kemudian berjalan emnghentak - hentak mendahului Radith dengan kesalnya.

"Kamu sih!"

"Loh aku kan mau nolongin kamu..."

"Udah sana.. kamu diemin Rena dulu."

Arianda MargarethaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang