Adik untuk Renata

158K 7.7K 225
                                    

Dua garis.

Aku tersenyum senang melihat benda kecil tipis di tanganku. Awalnya aku sempat tidak yakin. Ini adalah kali ke lima aku mencoba benda kecil semacam ini sejak satu jam yang lalu dan hasilnya menyatakan hal yang sama.

Positif.

Berbeda dengan kehailan pertamaku, aku begitu bahagia melihat hasil testpack tersebut. Aku tidak sabar untuk memberitahukan kabar gembira ini pada Radith dan Renata. Jangan tanya bagaimana gigihnya aku berdebat dengan Radith sampai akhirnya ia menyetujui untuk mengabulkan permintaan Renata. Walaupun perkataan yang dilayangkannya cukup membuatku sedih.

"Rianda, aku gak akan pernah siap kehilangan kamu..."

Aku tersenyum miris kala mendengar nada sedih menyayat hati yang keluar dari bibir Radith. Wajahnya tampak sendu. Hampir saja aku menangis namun aku harus tegar untuk bisa meyakinkan Radith kalau semuanya akan baik - baik saja.. walaupun aku sendiri tidak yakin.

Dengan wajah sumringah aku keluar dari kamar mandi dan membawa semua hasil testpack itu ke Radith yang sedang asyik bermain game di laptop.

"POSITIFF??", teriaknya girang.

Aku mengangguk senang sambil mengelus - elus perutku yang sudah sedikit membuncit. Itulah mengapa aku curiga kalau aku hamil.

Radith pun berlari mengengelilingi kamar seraya mengacungkan kedua tangannya melakukan celebration goal. Persis seperti anak kecil. Kemudian ia berhenti di depanku dan merunduk. Dielusnya perutku pelan sambil emnempelkan telinga kanannya di sana.

"Belum waktunya, Radith..", ujarku pelan.

"Kita harus kasih tau ini ke Rena.."

Radith segera berlari keluar kamar dan menghampiri Renata yang sedang main di ruang bermainnya.

"REEEEE.... DADDY SAMA MOMMY PUNYA KABAR GEMBIRA BUAT PRINCESS RENATA..."

Renata yang sedang menyiri boneka barbie hampir setinggi bahunya pun berlari ke arah kami.

"Rena gak mau denger kabar gembira apapun selain kabar kalau mommy sama daddy bakalan ngasih Rena adek! apalagi kabar gembira ekstrak kulit manggis yang kaya di TV! iyuwh...."

Aku dan Radith sama - sama terkikik melihat ekspresi Renata.

"Enggak, sayang.. kali ini Mommy sama Daddy beneran ngabulin permintaan kamu..", ujarku lembut.

"Beneran mommy? Mommy gak bohong kan?", ujar Renata antusias.

Aku rasa kalau Renata punya sayap, dia pasti udah terbang menembus langit - langit rumah ini.

"Iya sayang.."

"ASYIIIK YEAYYY!!! Kalau gitu sekarang Rena mau nelepon Raikan dulu buat ngabarin kalau Rena juga bakalan punya adek yang gak aklah cantik dari Aubrey!!"

Rena berlari menuruni tangga dan meraih gagang telepon kemudian memencet serangkaian nomor yang tampaknya sudah dihafal di luar kepalanya.

Radith menggengam tanganku dan menarikku mendekat ke arah piano. Spot paling disukainya di rumah ini setelah kamar dan ruang TV.

Didudukannya aku di sampingnya sementara ia siap memainkan sebuah lagu untukku.

"Kamu mau Request lagu apa?", tanyanya.

"Apa aja.. asal kamu yang main dan nyanyi.."

"Oke, Lullaby sebelum tidur...", Radith tersenyum lebar kemudian mulai menarikan jarinya di atas tuts hitam putih.

You're still the one I run to

The one that I belong to

You're still the one I want for life

Arianda MargarethaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang