Renata's POV
"UGH! Daddy please stop jodoh - jodohin Rena. Daddy punya obsesi jadi mak comblang ya? dulu mama Adis sama papa Ken, sekarang aku? Umur Rena baru 22 Daddy..!!"
Aku melipat tanganku di depan dada. Lelah melihat sikap Daddy yang terus menjodohkanku dengan putra rekan - rekan bisnisnya. Sebenarnya bukan salah daddy juga, beberapa rekan kerja Daddy memang sudah meminangku kepada Daddy, tapi selalu kutolak menatah - mentah. Saat ini aku masih fokus dengan kuliah magisterku sambil mengajar piano sebagai pekerjaan sampingan. Jadi aku gak terlalu bergantung pada Daddy untuk masalah uang jajan.
Sekarang apa lagi? Rekan bisnis Daddy melamarku? Rekan bisnis Daddy kan semuanya udah tua. Kepalanya banyak yang botak pula. Kalau gak botak ya ubanan. Iyuwh...
"Tapi Ares ini orangnya baik, Re.. sudah mapan, sukses, kayak Daddy gitu... Daddy rasa dia orang yang tepat buat kamu.."
"Pokoknya Rena gak mau. Mendingan Daddy aja yang Rena jodohin sama tante Mayang gimana?", tantangku sambil menyebut nama perempuan yang tinggal hanya berjarak beberapa rumah dari rumah kami. Umurnya 30 tahun dan masih Single. Cocok kan buat Daddy? dia juga lumayan perhatian sama Rozzie. Dia gak pernah keberatan untuk menjaga Rozzie kalau Daddy ada dinas ke luar.
Daddy pun bergidik geli. "Kamu mau jodohin Daddy-mu yang super ganteng dan keren ini sama perawan tua centil itu??", tanya Daddy tak percaya.
Mau tak mau aku tertawa dalam hati. Daddy di usianya yang ke 45 memang masih terlihat begitu tampan dan gagah. Tak jarang banyak sekali teman wanitanya yang masih berebut mencuri hati Daddy untuk menggantikan posisi Mommy. Tapi aku tau, buat Daddy gak akan ada satupun wanita yang pantas menggantikan mommy. Mommy itu segalanya buat Daddy, juga buat aku dan Rozzie.
"Kalau Daddy gak mau dijodohin yaudah jangan jodohin Rena juga... Case closed!", tutupku.
"Re..", panggilnya sendu. "Daddy cuma mau liat kamu bahagia. Kamu tau kan Daddy gak akan pernah menikah lagi, Daddy udah janji sama Momy kamu..", ujarnya. Hatiku merasa sedikit bersalah telah membuka kembali kenangan pahit Daddy.
"I'm sorry, Dad.... Rena cuma gak bisa....", ujarku masih berdiri di ambang pintu ruang kerja Daddy.
"Sampai kapan Rena?"
Aku mengerutkan keningku. "Maksud Daddy?"
"Soal Raikan....", ujarnya pelan kemudian menggeleng. "Ah, sudahlah. Daddy cuma minta tolong kamu pertimbangkan lagi. Ares adalah calon terbaik yang Daddy punya untuk kamu."
Aku menunduk mendengar perkataan Daddy. Soal Raikan lagi....
Aku memang udah ngeluapin Raikan sejak 4 tahun lalu. Dimana ia sekarang? mungkin masih sibuk denga kuliahnya di Jepang. Sesekali Rai ngirimin kabar lewat email padaku. Jujur, meskipun udah mutusin buat Move on, ternyata gak semudah itu buatku ngelepasin Raikan.
Ya.. ya.. aku tau, aku gak boleh jatuh cinta sama sepupuku sendiri. Maka dari itu Daddy selalu mencoba menjodohkanku.
Aku pun mengangguk lemah. Mungkin Daddy ada benarnya. Sudah waktunya aku mencari kebahagiaanku sendiri. Aku tidak mau kisah gagal move on Mommy terjadi padaku, walaupun pada akhirnya Mommy beruntung banget bisa bertemu Daddy yang jatuh cinta setengah mati sama Mommy.
"Iya, Daddy. Nanti Rena pertimbangin lagi.", ujarku pelan lalu menutup pintu ruang kerja Daddy.
Aku melangkah naik ke atas menuju kamarku. Sudah jam 3, sebentar lagi muridku akan datang ke rumah. Sebaiknya aku mandi sekarang.
Sebelum aku masuk ke kamar, aku sempatkan untuk mampir ke kamar adik tersayangku, Rozzie. Dia adalah titipan Mommy padaku dan daddy tentu saja aku harus menjaganya sepenuh hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arianda Margaretha
RomanceKalian pikir hidupku sempurna. Siapapun ingin berada di posisiku. Oh, aku akan dengan senang hati menukar posisiku dengan gadis manapun yang memiliki kehidupan yang normal. Kuberitahu saja, kehidupan seorang 'putri' itu tidak seindah yang sering kal...