6. Memilih

25.2K 473 14
                                    

Kalo masih ada typo tolong bantu komen ya.

HAPPY READING

---

Meisha langsung memeluk lengan kokoh Marvin. "Ey lo nyapain?" Marvin kaget saat merasakan Meisha mendekat.

"Pinjem bentar yahh" kata Meisha.

"Lo kalo mau tidur jangan meluk gue dong Sha"

"Aku kan istri kamu vin" jawab Meisha manja.

"Tapi gua—"

Dringgg~

Argh sial' batin Marvin

"Bentar Sha gue mau angkat telpon dulu" Meisha tidak nurut, ia malah semakin nempel dari tubuh Marvin. Jadi terpaksa Marvin harus mengambil hpnya tanpa bangun dengan susah payah.

"Haloo ini sia.. Shaa" ucap marvin tertahan karna Meisha kini mengusap dadanya asal.

"Marvin?" ucap cewek disebrang sana.

"Ehhh Sha jangan digigit" ucap Marvin memperingatkan Meisha agar tidak menggigit lengannya.

"Vin.. kamu kenapa si? halo?" ucap cewek itu lagi.

"Ck, lo siapa si ganggu gue aja!" ucap Marvin kesal dan mencoba untuk menjauh dari Meisha.

"Ini aku vin, Laura?!" ucap cewek itu mulai kesal.

Tungguu!!! hahhh dia bilang siapa? Lauraaa? Laura pacarnya bukan!? oh NO!

Marvin langsung berdiri, saat ingin meninggalkan Meisha, tangannya ditahan. Marvin menutup speaker hpnya pake tangan agar Laura tidak mendengar percakapannya.

"Bentar ya Sha, gue mau angkat telepon dulu" ucap Marvin mengecup singkat pipi Meisha, setelahnya pergi.

----

"Iya halo Ra?" ucap Marvin yang sudah ditempat aman.

"Kamu tadi lagi sama siapa?" tanya Laura dengan curiga.

"Engga kok, aku sendirian sayang. kenapa? tumben nelpon" tanya Marvin to the point.

"Bohong!" kesal Laura yang masih tidak percaya.

"Beneran sayang.. ngapain si aku boong sama kamu" ucap Marvin.

"Aku kangen sama kamu" Laura akhirnya berbicara tujuan dia telpon.

"Ya terus?" tanya Marvin masih tidak mengerti.

"Aku mau kamu dateng kesini. aku butuh kamu Vin" ucap laura parau.

"Yaudah, aku kesana sekarang!" ucap Marvin bersemangat.

"Yaudah jangan lama-lama. aku tunggu ya Vin" Marvin mengangguk cepat walaupun Laura tidak lihat dan mematikan ponselnya.

Pip.

"Marvinn" saat mendengar suara perempuan itu. Marvin tersadar kalo istrinya masih dalam keadaan pengaruh obat.

"Lo ngapain si dateng kesini?" tanya Marvin tidak suka dan masuk ke kamarnya meninggalkan Meisha.

untung aja telponannya udah selesai' batin marvin lega

Dengan cepat Marvin ganti baju, memakai parfum bersiap untuk pergi kerumah Laura.

"Kamu mauu kemana Vin? udah malem" tanya Meisha yang matanya sangat layu.

"Bukan urusan lo, mending sekarang lo tidur. Gue mau keluar, besok gue pulang" saat Marvin bergegas untuk pergi. Meisha menarik kaos marvin dari belakang dan memeluk erat.

"Jangan pergi. Aku butuh kamu vin" tanpa sadar Meisha berkata seperti itu yang membuat Marvin mematung seketika.

Haruskah dia memilih pacarnya? atau menuruti perkataan istrinya?

Entahlah marvin tidak tau.

Dringg~~ Dringg~~

"gue pergi dulu, kita selesaiin ini besok ok" Marvin langsung menggendong tubuh Meisha ala bridal style dan membawanya ke kamar mandi. Menurunkan Meisha didalam bath up yang airnya sangat dingin karena sudah malam.

Byurrr..

"Di-dingin banget ini Vinn" Meisha menggigil tapi Marvin tidak memperdulikan ucapannya. Dia menutup pintu kamar mandi dan pergi.

Yang Marvin pikirkan Meisha akan mereda pengaruh obatnya kalo di rendam dengan air dingin, tapi Marvin tidak pernah berpikir apa yang akan terjadi dengan Meisha jika meninggalkannya sendirian.

----

tok tok tok tok

"Marvin!" Laura langsung memeluk erat pacarnya yang baru datang.

"Ini tadi aku beliin kamu cemilan sama eskrim" Marvin memang tidak pernah datang ke rumah laura dengan tangan kosong. Marvin selalu saja membeli sesuatu yang membuat Laura suka.

"Makasih, tau aja kamu kalo aku lagi pengen ngemil kalo jam-jam segini" ucap Laura dan mengambil 2 kantong plastik besar dari tangan Marvin.

"Iyalah, apasi yang gak aku tau tentang kamu" ucap Marvin seraya tertawa pelan.

"Yaudah ayo masuk dulu Vin" Marvin kemudian masuk dan duduk di sofa sambil membuka jaket boombernya.

"Mama, papa kamu kemana?" tanya Marvin yang melihat ruangan itu tampak sepi tak berpenghuni.

"Barusan aja mereka pergi Vin katanya si ada hal penting gitu" jawab Laura pergi ke dapur meninggalkan Marvin sendiri di ruang tamu untuk menaruh belanjaan.

"Mendadak banget" Marvin bangun nyamperin Laura dan memeluk pinggang ramping laura dari belakang.

"Gak tau tuh papa sama mama. Kamu mau minum apa Vin?" tanya Laura sambil berkutik dengan belanjaan yang tadi dibawa sama Marvin.

"Gak usah aku cuma mau nganterin kamu makanan doang" Marvin mengecup pipi Laura sayang.

Laura yang mendengar ucapan pacarnya itu langsung melepas pelukan Marvin dan membalikan badan.

"Kamu mau pulang ninggalin aku sendiri gitu?" tanya Laura dengan tatapan kesal.

"Iya aku—"

"Gak! hari ini kamu harus temenin aku Vin, masa kamu tega si ninggalin aku sendirian disini. Aku kan takut Vin" dengan kesal Laura berjalan kearah ruang tamu yang diikuti oleh Marvin dari belakang.

"Tapi aku—"

"Vinn.. please sekali ini aja" Laura mendekati marvin dan memeluk lengan Marvin sayang.

"Yaudah aku temenin kamu untuk hari ini ya" Laura mengangguk pelan dan tersenyum senang dalam diam.

Marvin itu bener-bener sayang sama Laura. Tapi dia bingung sayang sebagai apa? karena sifat manja Laura dan sikap Marvin yang selalu menjaga Laura itu seperti terlihat adik-kakak.






Kira-kira Marvin tuh jahat ga si? karna udah milih Laura' pacarnya daripada istrinya? padahal kan Marvin sendiri yang buat Meisha jadi kyk gitu.

Makasih ya buat yang udah vote cerita gak jelas ini dan nungguin cerita ini ✨

MY BAD HUSBAND || MARVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang