15. Vino

14.8K 362 29
                                    

Selalu diingatkan, biasakan vote lebih dulu sebelum baca dan tinggalkan jejak kalian dengan spam komen

HAPPY READING 🤗

--

Saat Meisha menelpon Marvin sebenernya itu hanya berpura-pura, dirinya begitu gengsi untuk minta dijemput Marvin. Nyatanya Marvin tidak menanyakan keadaannya ataupun menjemputnya.

Malam ini Meisha masih diluar MCD, dirinya kelaparan tapi tidak membawa uang ataupun dompetnya. Hujan datang dengan petir, keadaan seperti ini biasanya Meisha selalu dirumah bersama keluarga, sekarang berbeda dia harus kehujanan dan bingung akan kemana. Entah kenapa yang ada dipikirannya sekarang hanya Vino. Iya dia hanya ingin menemui pria yang pernah mengisi hari-harinya itu.

Saat sampai didepan apart Vino. Dia tidak ada, mungkin belum pulang dari rumah sakit. Terpaksa Meisha harus menunggu didepan pintu apart Vino, dengan cuaca yang dingin dan juga ketakutan. Meisha menangis mengingat masa kecilnya. Sudah berapa kali dia seperti ini. Meisha selalu rindu dengan masa kecilnya bersama keluarga.

Terdengar suara jejak kaki, saat Meisha menoleh kesamping orang yang ditunggu-tunggunya datang membawa jas putih dilengannya.

"Mei--" Vino tidak melanjutkan lagi ucapannya karena Meisha tiba-tiba memeluk Vino dengan erat bersamaan dengan suara tangisannya. "Kamu kenapa?" tanya Vino. Meisha hanya menangis dipelukannya Vino.

Vino yang mengerti keadaan Meisha sedang tidak baik, langsung membawanya masuk keapartnya.

"Duduk Mei" ucap Vino menyuruhnya duduk disofa. "Maaf berantakan" ucap Vino sambil memberikan handuk kepada Meisha karena rambut dan tubuh Meisha basah kena air hujan sebelum nyampe keapart Vino.

Ya, Meisha melihat sendiri kalau rumah Vino jauh berbeda saat dirinya masih menjalin hubungan. Karena Meisha dulu yang selalu mengingatkan Vino dan menyemangati Vino. Jadi mungkin apart Vino jadi sedikit tidak terurus tanpanya.

"Aku boleh numpang mandi gak Vin?" tanya Meisha ragu-ragu.

"Boleh, mandi aja. Kamu tahu kan kamar saya dimana?" tanya Vino dan diangguki oleh Meisha. Ia langsung berdiri dan naik keatas untuk mandi.

Sambil menunggu Meisha selesai, Vino membereskan isi apartnya yang sangat berantakan.

Setelah selesai beres-beres, Vino pergi kekamarnya untuk mengambil topi "Saya mau keluar sebentar ya, Mei!" teriak Vino didepan pintu kamar mandi agar Meisha dengar.

Vino turun lagi kebawah dan pergi keluar untuk membeli pakaian hangat untuk Meisha, meninggalkan ponselnya disofa.

Setelah 15 menit Meisha keluar memakai baju handuk Vino bertepatan dengan bunyi suara ponsel cowok itu. Meisha sedikit berlari kecil keruang tamu, dengan ragu Meisha melihat isi layar ditelepon dan menampilkan nomer yang sangat dikenalnya.

"Vino mesen pizza?" Meisha bingung akhirnya dia mendiamkan ponselnya. Tidak lama ponsel itu bunyi lagi, membuat Meisha penasaran. Baru Meisha ingin mengangkat panggilan telepon tersebut, Vino sudah lebih dulu datang dengan beberapa kantong plastik.

"Maaf lancang. Tadi hp kamu bunyi, kayaknya dari pizza deh" ucap Meisha gugup yang masih memegang ponsel Vino.

"Iya gak apa-apa, tadi udah saya ambil kok pizzanya" Vino memberikan kantong plastik ke Meisha.

"Ini apa?" tanyanya.

"Saya beliin baju untuk kamu ganti" jawabnya.

"Makasih ya, Vin" Vino hanya tersenyum sambil mengangguk.

MY BAD HUSBAND || MARVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang