COWO KASAR, PEMABUK, KAYA, MESUM, TAPI DIA ADALAH SUAMIKU.
Rate 18+
Revisi [ 06-02-2021 ]
Cerita ini murni imajinasi author sendiri 🤗
Pernah di rank
#1 shortstory
#1 bad
#7 romance
TOLONG TETAP HARGAI KARYA AUTHOR DENGAN VOTE DAN KOMEN!! WALAUPUN C...
Saat ini Marvin dan mama mertuanya sedang menunggu hasil periksa pada Meisha yang dilakukan oleh Vino. Jadi Melisa sudah mengenal baik Vino sebagai dokter.
Vino membalikan tubuhnya menghadap dua orang yang saat ini sedang menunggu jawabannya.
"Meisha baik-baik aja" kalimat yang keluar dari bibirnya itu membuat Melisa dan Marvin menghela napas lega.
"Terus dia sakit apa, No?" tanya Melisa.
"Dia gak sakit tante, Meisha hamil dan usia kandungannya baru 2 minggu" seketika mata Melisa berbinar sedangkan Marvin hanya diam mematung.
"Kamu gak bohong kan No, Meisha beneran lagi hamil?" tanya Melisa antusias.
"Saya gak bohong, Meisha memang beneran sedang mengandung tan" ucap Vino.
"Akhirnyaaaaa" teriak mamanya. "kalau gitu mama mau keluar dulu sebentar ya.. oh iya makasih banget Vino kamu udah mau periksa Meisha" Vino hanya mengangguk, sebenarnya ada rasa yang mengganjal dihatinya.
"Istrimu hamil, kenapa hanya diam?" tanya Vino membuyarkan lamunan Marvin.
"Meisha beneran hamil?" Marvin masih tidak percaya dengan semuanya. Vino pun mengangguk sebagai tanda iya.
"Apa lu punya obat tunda hamil?" pertanyaan itu seketika membuat Vino kaget. "Maksudmu apa?" tanya Vino.
"Gue belum siap punya anak.." lirih Marvin.
"Kamu yang udah hamilin Meisha, kamu gak bisa seenaknya aja bilang kayak gitu" ucap Vino tidak suka.
"Bukan gitu, gue.." Marvin menggantungkan kalimatnya, jujur sebenarnya dulu dia memang ingin sekali punya anak dari Meisha, tapi setelah dipikirkan sepertinya belum waktunya, karena Marvin tidak mau kekasihnya 'Laura mengetahuinya.
Garis bawahi guys, Marvin menolak melepas Laura.
Jadi dimaklumkan saja jika Marvin takut Meisha hamil dan Laura akan meninggalkannya.
"Kasih tahu saya, apa alasannya?" Vino mendesak agar Marvin memberitahunya.
"Gue-gue gak bisa kasih tahu sekarang. Yang jelas gue butuh obat itu"
"Apa lu punya?" tanya Marvin dengan santainya, padahal wajah Vino sudah memancarkan aura tidak bersahabat.
"Lebih baik ceraikan Meisha, biarkan Meisha mencari kebahagiaannya" ucapan itu membuat Marvin bimbang.
"Jangan lakukan apapun terhadap bayi yang dikandung Meisha, kalau kamu nekat. Jangan salahkan saya jika saya merebut Meisha darimu" ucapnya tegas setelah itu meninggalkan ruangan.
"Sial!" umpat Marvin frustasi.
😪😪😪
Setelah 45 menit Meisha beristirahat. Meisha merasa perutnya sakit dan mual lagi.
"Huuekk! Huuekk!" Meisha memuntahkan isi perutnya dikamar mandi. "Huekk hiks hiks huu" dirinya sangat pusing, hingga menangis.
Marvin terjaga dari tidurnya, dia pun pergi kekamar mandi untuk melihat keadaan istrinya itu. "Kenapa nangis?" tanya Marvin. Meisha yang melihat wajah Marvin seketika langsung manja.
"Hikss.. hiksss Marvinn" nama yang dipanggil Meisha itu memeluk tubuhnya erat.
"Udah jangan nangis lagi, kasian ntar dede bayinya" ucapan dari mulut Marvin berhasil membuat Meisha berhenti menangis.
"Dede bayi?" ulang Meisha.
"Iya, dede bayi. Diperut lu ada anak gue" mata Meisha berbinar hingga meneteskan air mata, dirinya terharu karena secepat ini kah dia bisa mendapat anak dari suaminya, orang yamg dicintainya 'Marvin.
