• 10

4.1K 117 2
                                        


Part full sama point of view Austin.

.

Sudah 1 tahun aku tidak bersama dengan Aubrey lagi.
Aku sebenarnya tak yakin dengan keputusanku untuk menyetujuinya bekerja, padahal bisa saja ia bekerja di perusahaan papa.
Sepi tak ada dirinya. Aku merasakan ada yang hilang dari diriku. Mungkin karena tidak ada Aubrey? Bisa saja.

Saat ini aku sedang berada di rumah sakit, karena aku sedang menjenguk klienku yang sakit.
Lalu, aku melihat seorang gadis yang tubuhnya persis dengan tubuh Aubrey di Rumah Sakit. Aku melihatnya menaiki kursi roda lalu ada seorang laki-laki yang mendorong kursi itu dari belakang.
Tampaknya tak asing pikirku.
Aku sepertinya pernah melihatnya.
Seperti Helendra teman Aubrey pada saat di Bali.
Lalu, pikiranku terbesit untuk mengikuti mereka. Tak tahu kenapa. Yang pasti aku memiliki perasaan yang tak enak.
Pada saat aku mengikuti mereka. Mereka berhenti di satu ruangan.
Aku terkejut melihat nama ruangan itu.

Dr. Aurora Jane
Cancer Specialists / Spesialis Kanker.

APA?
Spesialis kanker? siapa yang sakit kanker?
Lalu gadis yang naik kursi roda dan seorang laki laki tadi masuk keruangan itu. Setelah mereka masuk seorang suster keluar. Lalu, aku memutuskan bertanya kepada suster tersebut.
" Suster, saya boleh bertanya? "
" Oh, tentu tuan. Ada apa? "
" Kalau boleh tau, siapa gadis tadi dan laki-laki tadi? "
" Oh itu, kalau gadis itu bernama Aubrey Gorsberl dan laki laki yang bersamanya bernama Helendra Nugraha. Nona Gorsberl menderita penyakit Kanker Leukimia. Setau saya tuan adalah abangnya Nona Gorsberl bukan? Kenapa tuan tidak mengetahuinya? "

Aubrey Gorsberl dan Helendra Nugraha.
Aubrey menderita Leukimia.

JLEB.
Aku tak percaya dengan apa yang kudengar.
Aubrey menderita penyakit itu? Penyakit yang sama persis dengan penyakit yang merenggut nyawa ibu tiriku.
" Hm. Terima kasih informasinya suster. "
" baik tuan, permisi. "

Seketika aku terjatuh kelantai. Aku meneteskan air mataku.
Abang macam apa aku ini?
AUSTIN BODOH!
Bisa bisanya kau tidak merawat adikmu? Malah sekarang orang asing yang merawatnya!

Aku harus menemuinya.
Harus.

Aku memutuskan untuk menunggu di depan pintu ruangan itu.

15 menit

20 menit

30 menit

35 menit

Ceklek.

Mereka keluar dengan tampang terkejut karena melihatku.
" Abang.. kok disini? "

Aku melihat adikku lekat-lekat. Adik cantikku kini sudah kehilangan rambut cantiknya. Dia kini sudah berubah banyak, tetapi tidak dengan kecantikan wajahnya. Masih sama. Aubreyku.

Aku memeluknya sambil menangis. Ya, aku menangis. Meratapi kebodohanku.

" Aubrey.. maafkan abang bodohmu ini ya... maafkan abang.. "
" Abang kenapa bi-ss-a ada di sini? "
" Gaperlu kamu tau brey. Kenapa kamu ga bilang selama ini sama abang tentang penyakitmu? "

" Dia gamau mengganggu kesenanganmu. Dia takut kau mengkhawatirkannya. Dia takut kau kelelahan merawatnya. Tapi aku tak yakin kalau kau khawatir dengannya. Selama kau liburan di Bali 3 tahun lalu? Kau sama sekali tidak peduli dengannya bukan? Maka dari itu, aku takut kau tidak dapat merawatnya dengan baik dan akhirnya Aubrey berasumsi kalau dia akan bekerja di luar kota, itu hanya kebohongan  belaka Austin. Dia takut kau mengetahuinya. Karena itu dia pergi. " Sahut Helendra menjelaskan.

Jelas aku pasti akan mengkhawatirkan adik kecilku! Bagaimana bisa Aubrey berpikir seperti itu! Aku sangat menyayangi dirinya.
Walaupun pada saat liburan di Bali itu aku sempat mengacuhkannya karena Dream! Wanita itu!

............

Hargai karyaku ya. Mudah saja hanya comment lalu vote.

Thanks.

Adik, Segalanya.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang