• 13

3.5K 68 0
                                    




Setelah menenangkan diriku, aku segera menyusul ke cafe yang sudah kusebutkan.

" Ba- "

Aku terkejut bukan main. Austin sedang bersenda gurau bersama perempuan lain. Ya, perempuan berbaju kurang bahan.
Jalang?

Ah, tidak. Mungkin hanya temannya.

Bisa jadikan?

Cemburu?
Haha.
Tidak perlu di tanya, sudah jelas aku akan cemburu melihat orang yang kucinta sedang tertawa bersama dengan wanita berbaju kurang bahan.

Dari tatapan wanita itu, sepertinya dia menyukai pria-ku?

Argh!
Lihat?! Sekarang ia sedang bergelanyut manja dengan Austin?
Untung reaksi Austin segera melepaskan tangan wanita itu dari tubuhnya. 
Dasar. Jalang.

" Abang! "
" Aubrey? Sini duduk. "
Hehehe, aku langsung mengambil tempat duduk yang berada disamping tubuh Austin.
Dia merengkuh pinggangku posesif.

Untuk membuat wanita itu cemburu mungkin?

Ahaha! Aku senang. Lalu, untuk menambah suasana panas ini, aku mengecup pipi Austin. Dan lihat reaksi wanita di depan ku ini?
Dia menahan amarah! Ah, bodo'

" Aubrey, kenalkan dia temanku. Emmy Handawijaya. Em, ini adik tercintaku, Aubrey Gorsberl. "

" Halo, Emmy. Senang kenal dengan mu. "
" Hallo. "

Sangat singkat? Huh? Kenapa?

Tapi... aku merasakan pusing di kepalaku. Dan itu membuat Austin panik. Dia langsung mengendongku dan meninggalkan Emmy disana, tidak lupa beberapa uang lembar untuk membayar pesanan miliknya.

Sakit..

Bener bener sakit....

Aku ga tahan...

" Bang, sakit... "
" sabar ya brey! Bentar!! "

Austin terlihat begitu panik melihatku seperti ini. Tapi... tubuhku benar benar lemas. Aku tak sadarkan diri.

🏥

Austin POV

Aubrey.. dia kritis dan masuk ruang ICU. Saat kami sedang berada di pantai tadi, Aubrey pingsan.
Dan sekarang, adikku itu sedang mengalami masa-masa sulitnya.

Aku masih shock yang dikatakan dokter Jane katakan.

" Tuan Gorsberl. Nona Gorsberl sedang berada dalam masa-masa kritis saat ini. Kankernya berkembang sangat cepat. Kita tertinggal jauh. Kankernya sudah masuk ke stadium akhir. Dan artinya, hidup Nona Gorsberl tidak lama lagi... kecuali dengan keajaiban yang diberikan Tuhan. Kita tidak tahu kapan tepatnya. Dan saya harap, tuan bisa membuat kenangan indah segera dengan Nona Gorsberl, agar bisa dikenang nantinya. "

Helendra tadi langsung datang ke Rumah Sakit saat mendengar Aubrey kritis dengan tiba-tiba. Dia terlihat panik sekali. Sahabat yang baik, Aubrey.

Dan sekarang aku sedang menatap Aubrey dari luar ruangan ICU. Ya, lewat kaca besar, sangat besar. Aku menatapnya yang tak sadarkan diri. Tanpa sadar cairan bening milikku jatuh.

" Sudahlah, Austin. Ini sudah direncanakan oleh Tuhan. "

" Tapi kenapa seberat ini? Ayahku saja belum tahu kabar penyakit dia. "

" He? Ayahmu peduli emangnya jika kau beritahu? "

" Bisa iya.....bisa ti..dak. "

Aku tertegun mendengarnya. Ayahku memang sudah tak peduli lagi dengan keadaan kami. Miris bukan?

Haha. Dia sudah senang sekarang dengan kehidupan bebasnya. Ayah yang tidak patut dicontoh.

Seharusnya ia disini, menemani Aubrey yang sedang ke sakitan.

Ah, mungkin saja dia sudah lupa dengan keberadaan kami.

" Kita harus membuat Aubrey bahagia Austin. "

" Maksudmu apa Helendra? "

" Oh, ayolah! Kau tak mendengar apa yang dibilang oleh dokter tadi? "

" Pasti, kalau Aubrey sudah baikan Helendra. "

" Hmm. "

Drttt... Drtttt

" Iviana <3 "

Iviana. Pasti kalian tidak tahu bukan siapa Iviana? Ya, Iviana King. Wanita spesial yang sudah mengambil hatiku untuk saat ini.

1 harian ini aku belum memberi kabar untuknya. Karena, Aubrey pingsan tadi.

" Halo "

" Halo, Ivi. "

" Kau darimana? Aku menghubungimu dari tadi! Aku khawatir! "

" Maaf Ivi. Aku sedang berada di Rumah Sakit Aubrey dirawat. Dia sedang kritis. Maafkan aku tidak mengabarimu. "

" Oh maafkan aku sayang. Aku akan segera kesana. Aku juga khawatir terhadap Aubrey. "

" Besok saja Ivi. Ini sudah mau malam. Tidak baik kamu keluar malam-malam. "

" Hmm.. baiklah sayang. Bye.. "














Untuk saat ini aku hanya memikirkan Aubrey.
Karena dia yang utama saat ini.

Aku tidak mau kehilangan dia.
Sangat tidak mau.


Austin POV END

Adik, Segalanya.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang