Semua orang sudah sampai di Rumah Sakit Kanker di Bali.Helendra sudah merasa lebih tenang sekarang. Ia berpikir menangis tidak menyelesaikan masalah. Tapi menangis membuat ia merasa lebih tenang.
Austin dan Iviana datang mendekati Helendra. Austin menepuk pundaknya dan bilang..
" Maafkan aku.. "
" Untuk apa kau minta maaf kepadaku? Kau tidak punya salah padaku. Tapi kau memiliki kesalahan besar pada Aubrey. Minta maaflah padanya. "
Helendra berkata lemas. Ia frustasi sekarang ini. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangan kekarnya itu.
' Brey.. aku belum siap.. '
Batin Helendra.Sementara Aubrey sudah berada di ruang jenazah. Ia akan dimakamkan di Bali.
Austin juga sama halnya dengan Helendra. Ia juga frustasi dengan masalah ini. Seharusnya ini adalah hari bahagia dirinya bersama Iviana. Tapi, Tuhan berkehendak lain. Hari ini ia kehilangan Aubrey-nya.
Iviana bingung harus berbuat apa. Ia hanya dapat mengelus lengan suaminya itu.
" Sayang.. ikhlaskan lah.. "
" Tidak bisa Ivi. Aku begitu menyayanginya sampai aku belum siap untuk ditinggalkan olehnya. Aku merasa bersalah Ivi. Seharusnya aku merawatnya. Aku tak menyangka, Tuhan mengambil Aubrey tepat 6 bulan aku tak menemuinya sesuai dengan perkataanku kepada Helendra. Itu kesalahan besarku tehadap Aubrey. Seharusnya aku tau kalau Aubrey sangat membutuhkan diriku disisinya. Tapi karena egoku ini.. aku malah tidak ingin menemuinya selama 6 bulan. Dan itu pasti menyakitkan hatinya. "
" Nasi sudah menjadi bubur Austin, kau harus ikhlas. Aubrey juga pasti sudah berjumpa kepada Ibunya. "
" Ya, semoga kami dapat berkumpul kembali disana... "
***
Qwunen sampai di Rumah Sakit Kanker Bali. Ia buru-buru menghampiri anaknya, Aubrey. Tapi ia berjumpa dengan anak laki-lakinya, Austin. Satu-satunya keturunan Gorsberl.
" Austin.. "
Austin menoleh untuk melihat siapa yang memanggilnya. Ia tidak terkejut karena Austinlah yang memberi tau ayahnya, jika Aubrey sudah tidak ada. Sebenarnya, Austin sudah memberi taukan kepada Ayahnya perihal penyakit Aubrey tanpa sepengetahuan adiknya itu. Tapi ayahnya tampak acuh.
" Ayah.. "
Austin beranjak dan memeluk Qwunen. Ia kembali menangis dipelukan sang ayah. Qwunen pun membalas pelukan anaknya itu dan ikut menangis." Austin belum siap ditinggalkan Aubrey yah.. saya masih membutuhkan dirinya.. "
" Maafkan ayah nak.. ayah yang bersalah karena tak peduli dengan kalian... kita semua disini sama-sama masih membutuhkan malaikat kecil kita itu.. "
Semua orang yang berada disitu menintikkan air matanya. Bagaimana tidak? Kematian Aubrey sungguh kejadian yang mengharukan.
Jadwal pemakaman Aubrey besok. Austin memilih agar Aubrey dimakamkan disini karena ia berencana akan pindah ke Bali setelah menikah. Dan usulannya pun diterima.
***
Pemakaman Aubrey.
Sesi upacara pemakaman sudah usai. Semua orang yang menghadiri pemakaman tersebut berangsur-angsur pergi. Meninggalkan sebuah keluarga yang masih saja menangis.
Austin, ia terus-menerus menangis menatapi nisan adiknya. Sedangkan ayahnya juga tidak bisa apa-apa. Ia hanya dapat mengikhlaskan diri. Iviana hanya dapat mengelus-elus lengan suaminya agar dapat lebih tenang menghadapi semuanya.
Helendra. Pria itu mungkin yang merasa terpukul saat ini. Ia juga belum dapat mengikhlaskan perasaannya saat ini. Saat itu juga ia teringat dengan surat yang Aubrey berikan kepadanya dan juga pada Austin.
Helendra berlari ke arah mobilnya dan mengambil 2 amplop yang berisikan surat dari Aubrey. Buru-buru Helendra kembali ke pemakaman dan memanggil Austin.
" Austin! "
" Apa? "
" Ada yang ingin kubicarakan.. ini semua ada kaitannya dengan Aubrey. "
" Baiklah.. Ayah dan Iviana pulang duluan ya? Saya masih ada urusan dengan Helendra.. Ivi kau pulang dengan Ayahku... "
Iviana dan Qwunen menganggukan kepalanya tanda mengiyakan pernyataan Austin. Austin dan Helendra pun berjalan ke arah mobil milik Helendra.
Helendra dan Austin hanya diam disepanjang perjalanan. Sampailah mereka ke suatu tempat dimana Aubrey memberikan amplop-amplop itu kepada Helendra.
" Kenapa kau bawa aku kesini Helendra? "
" Aku hanya ingin memberikan ini. "
Helendra memberikan 1 amplop untuk Austin, dimana di amplop tersebut tertera tulisan ' Austin <3 '." Apa ini? "
" Dari Aubrey. Dia memberikannya padaku sebelum ia tiada.. ia memberi itu padaku disini, makanya aku bawa kau ke mari. Ia bilang.. aku harus memberikan padamu setelah ia tidak ada dan begitu juga pada saat membacanya.. ia bilang harus setelah ia tidak ada.. "
Austin terkejut mendengarnya. Ia tak menyangka Aubrey akan memberikannya sebuah surat. Dan harus membacanya setelah Aubrey tiada. Austin kembali menangis sambil menatapi amplop yang ia genggam.
" Aubrey.... Aku akan membaca surat ini dirumah Helendra.. Aku akan pulang sendiri.. jika kau masih mau tinggal disini. "
" Aku masih mau disini, Austin. Hati-hati di perjalanan. "
Austin hanya menepuk pundak Helendra, lalu pergi meninggalkan sahabat adiknya itu. Austin pulang dengan sopir yang ia suruh untuk menjemputnya.
•••
2-3 part lagi kayaknya ending.
Hargai ya, thanks.

KAMU SEDANG MEMBACA
Adik, Segalanya.
RomanceSeorang adik yang mencintai abangnya. Dan abangnya yang perlahan melupakan sang adik karena pacar barunya. Bagaimana kisah mereka selanjutnya? Jangan lupa baca!! - YuniChan~