Lapangan sekolah terlihat sesak, diisi oleh seluruh warga sekolah untuk menyaksikan penyerahan jabatan kepada para pengurus OSIS yang baru. Kinar meremas jarinya, merasa gugup berdiri di depan ratusan orang. Ia berdiri di barisan ke tiga, ia bisa melihat Azka yang memegang bendera.
Para pengurus osis lama dan baru maju, saling mendekat. Kemudian para anggota baru mengucapkan janji mereka sebagai pengurus OSIS. Suara riuh tepuk tangan memenuhi lapangan ketika para anggota lama dan baru saling berjabat tangan, Kinar mendapat senyuman paling indah dari Azka saat mereka berjabat tangan. Setelah itu mereka mengambil foto bersama dengan para guru, Kinar tersenyum manis ke arah kamera. Azka berdiri di belakangnya.
"Selamat, Kinar. Akhirnya kamu jadi pengurus OSIS juga, jangan judes lagi, nanti kamu jadi banyak hatters. Kamu juga harus bersikap baik, kamu jadi panutan siswa yang lainnya juga sekarang."
Setelah barisan dibubarkan, Azka langsung menghampiri Kinar. Puas rasanya berhasil menjadi pembimbing Kinar, ia harap Kinar akan melakukan tugasnya dengan baik.
Kinar tersenyum. "Bawel, gue bakal usaha buat jadi contoh yang baik buat siswa lain. Lo tenang aja."
"Saya percaya kamu, Nar."
"Harus."Azka tekekeh, diacak - acaknya rambut Kinar. Membuat gadis itu merenggut. Seperti ini saja sudah membuat Azka bahagia, suatu saat nanti ia yakin bahwa Kinar akan jadi miliknya.
"Makan malam sama saya gimana? Hadiah dari saya karena kamu berhasil jadi anggota OSIS, mau?" tawar Azka.
"Harus banget ya hal kayak gitu ditanya, ya pasti mau lah. Lo yang bayar, kan?" Kinar menunjuk Azka dengan senyum tengilnya.
"Atur aja, kamu bosnya."
"Yess!! Lo jangan nyesel ya nanti, gue bikin boke lo."
"Dasar, saya jemput habis maghrib."
"Siap, kabarin aja."
"Cuma kita berdua loh, Nar. Kamu yakin mau, nih? "
Kinar terdiam, kalo hanya berdua pasti tidak akan dapat izin. "Gimana kalo ajak kak Dika sama pacarnya juga."
"Uang saya nggak cukup kalo harus bayar kalian semua, kamu aja udah kerasa banget." ucap Azka meledek Kinar.
"Jadi nggak ikhlas? Yaudah nggak jadi, daripada nanti guenya sakit perut." Jawab Kinar ketus, entah kenapa kalo di dekat Azka, dirinya jadi sedikit lebih manja.
Azka menarik rambut Kinar, dan langsung mendapat tatapan tajam dari sang pemilik. "Baper," Azka mencebikkan bibirnya. "bercanda, Nar. Kamu boleh ajak Dika sama pacarnya."
"Tapi nanti yang bayarin siapa? Kan duit lo nggak cukup."
"Kamu lah yang bayarin mereka, kan kamu yang mau ngajak." Lagi - lagi Azka mengerjai Kinar.
Seperti dugaannya, Kinar langsung cemberut. "Nggak jadi makan gratis kalo gitu caranya! Kan lo yang ngajak makan malem, lo lah yang bayar."
Azka mengangkat bahunya, lalu tersenyum hangat. "Atur aja, kamu bosnya."
"Yess!!"
***
"Kok malah ke sini, si?" Kinar turun dari motor Azka, kemudian meminta penjelasan pada laki - laki yang beberapa waktu belakangan ini membuatnya selalu dilanda rindu.
"Ini pasar malem. Katanya mau ngajak makan, kok malah ke sini." Malam itu, Azka mengajak Kinar makan sesuai janjinya. Kinar pikir, ia akan dibawa ke cafe atau restoran tapi tempat ia berdiri sekarang ini sama sekali tidak terlihat seperti tempat kuliner.
KAMU SEDANG MEMBACA
osis love story
Teen FictionSeorang kinara yang membenci hal yang berbau osis kini harus berurusan dengan azkara si ketua osis Kinara yang memandang azkara sebagai sosok perusak mood nya Dan azkara yang memandang kinara sebagai sosok adek kelas paling songong Sampai sebuah p...