Part 33

48 4 2
                                    

Hari ini adalah hari minggu, waktunya untuk melepas penat dengan menghibur diri. Kinara sibuk bercermin, meneliti penampilannya dari ujung rambut hingga ujung kaki. Ia sudah rapi dengan celana kulot hitam sebetis, basic blouse warna hijau mint, dan sandal tali warna hitam. Rambutnya ia gerai polos.Cukup simple, tapi tetap modis.

Seperti yang dilakukan pasangan lainnya, walaupun Kinara juga tidak yakin apakah dirinya dan Azka termasuk 'pasangan'. Mereka akan pergi nonton ke bioskop dan jalan - jalan di mall. Jujur saja, ketika Azka bipang ingin mengajaknya pergi jalan - jalan, hal yang terbayang di pikiran Kinara adalah wajah masam ayahnya. Ia sangat yakin 100% tidak akan diberi izin keluar dengan Azka.

Namun, seperti magic. Bim salabim!!
Ayahnya memberi izin, dan bilang kalau Azka sudah meminta izin kepada ayahnya tanpa sepengetahuan Kinara. Kinara jadi berpikir, apa yang Azka berikan kepada ayahnya hingga semua dapat berjalan mulus seperti ini?

Saat masih asyik bercermin, pintu kamarnya diketok, dan ternyata itu mamanya. "Kenapa, Ma?"

"Duhh, cantik amat sih. Mau kemana emang sama Azka? Niat banget nih dandannya." Ledek Mama Kinara.

"Maa, apaan sih. Biasa aja kali." Ujar Kinara dengan nada sedikit merajuk, untuk menutupi bahwa saat ini dia sedang malu.

"Iya, deh. Itu Azka udah dateng, buruan turun. Nggak usah kebanyakan ngaca, udah cantik."

Kinara mengangguk, mengambil tas selempangnya lalu turun bersama Mama. Benar saja, di teras terlihat Azka dan ayahnya sedang berbincang. Kedatangan Kinara langsung menyita perhatian kedua laki - laki itu.

"Udah siap?" Tanya Azka.

"Udah, mau jalan sekarang?"

"Iya sekarang aja."

Mama Kinara mendorong bahu anaknya dengan antusias. "Yaudah, gih berangkat. Hati - hati ya, good luck!"

Good luck!

Kalimat itu membuat Kinara dan Azka tiba - tiba merasa kikuk.

Ayah Kinara menatap Azka serius. "Jangan ngebut, jangan pulang terlalu larut, jangan aneh - aneh, jangan--"

"Ayah tenang aja. Azka pasti paham kalo soal yang kayak gitu. Udah sana berangkat." Mama Kinara langsung memotong perkataan suaminya yang terlihat agak khawatir anak gadisnya pergi kencan.

Azka mengangguk sopan. "Kita pamit ya, Om, Tante." lalu mencium tangan orangtua Kinara, begitu juga dengan Kianara yang melakukan hal yang sama.

Kinara mengekori Azka, matanya mencari - cari keberadaan motor Azka. Namun benda itu tidak ada di pekarangan rumahnya. "Motor lo mana?"

"Kita kali ini nggak naik motor."

"Terus kita naik angkot? Motor lo rusak, ya?"

"Kita nggak bakal naik angkot, Nar. Mana tega saya liat kamu udah cantik, rapi, manis begini naik angkot." Jawab Azka sambil terus berjalan menjauhi rumah Kinara, menuju tempat ia memarkirkan kendaraannya.

Azka mengajak Kinara menghampiri mobil yang terparkir di pinggir jalan. "Lo bawa mobil?"

"Iya." Azka membuka pintu mobil untuk Kinara.

"Kenapa? Biar keren apa gimana?"

Alis Azka naik sebelah mendengar pertanyaan Kinara. "Biar nggak kepanasan, nggak kehujanan. Hey, saya nih lagi minjem anak gadis orang. Saya harus pastiin kamu nyaman."

Ya Tuhan, Kinara meleleh...

"Tapi lo lebih keren kalo naik motor tau."

"Gitu? Makasih, Nar. Tapi untuk pergi kencan, kita bakalan naik mobil. Tenang aja, kamu masih bisa liat saya naik motor pas berangkat dan pulang sekolah. Atau kamu tinggal bilang aja kalau lagi pengen liat saya bawa motor, saya pasti bawa, Nar."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

osis love story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang