Mela dan Rama telah sampai di parkiran sekolah. Mela tidak berangkat bareng Marcho karena mobilnya mogok jadi Mela nebeng bareng kakaknya.
Keadaan sekolah tampak ramai dan berbondong-bondong ke area kelas karena beberapa menit lagi bell akan berbunyi.
"Dek lo pulang bareng cowok lo ya, gue mau main futsal dulu." Kata Rama di depan koridor.
"Iye, gue juga kangen sama pacar gue, soalnya kemarin abis nganter si Mili dia gak ngabarin gue."curhat Mela sedih.
"Mungkin kecapean, positif aja lah. Dia kan kacung lo, hahaa," tawa Rama, lalu melenggang pergi tanpa menghentikan tawanya. Mela tampak kesal deng sikap kakaknya itu.
Mela berjalan di koridor, celingak-celingkuk mencari kekasihnya. Biasanya, dia sudah berada di depan kelasnya jika tidak berangkat bareng. Mengapa kali ini ia tidak menunngu.
Tanpa mau banyak mikir Mela berjalan ke arah tempatnta untuk menyimpan tas. Selang berapa lama datanglah Nisa dan Jessy sahabat dekatnya Mela. Tapi Mela heran mengapa ia belum melihat sepupunya yaitu Mili.
"Kemana si Mili, ko gue belum liat tuh anak," Tanya Mela pada kedua sahabatnya.
"Mana gue tau, kan dia tinggal di rumah elo," sahut Nisa. Jessy mengangkat bahu bahwa ia juga tidak tahu.
"dia semalem pulang. Dan di anterin sama pacar gue." sahut Mela. Jessy dan Nisa langsung duduk di tempat masing-masing.
Mela dan kedua sahabatnya sedang ngobrol ala-ala cewek sedang membicarakan fashion masa kini.
"Eh, kok tuh pacar lo sama si Mili sih Mel," tunjuk Jessy di sela gosip mereka. Karena cuman dia yang menghadap ke arah pintu jadi otomatis dia bisa melihat kedatangan keduanya.
Mela dan Nisa menengok mengikuti arah yang di tunjukan Jessy. Nisa menampilkan muka heranya, karena tak biasanya Marcho dan Mili bersama. So, anehkan!.
"Kok aneh sih, biasanya kan si Marcho ngintilin elo kemanapun." Ujar Nisa mengerutkan keningnya.
"Usttt, nanti dulu ngomongin itunya. Mereka udah mau deket," pinta Jessy. Mela hanya diam, karena dia juga memiliki fikiran sama seperti Jessy.
"Hai," sapa Mili lalu duduk di sebelah Mela, karena memang mereka sebangku. Mela hanya tersenyum untuk menanggapinya.
"Tumben lo gak ngintilin si Mela," tanya Nisa.
"Oh. Mobil gue mogok, dan gue nebeng di sodara gue." Jawab Marcho lalu duduk di belakang Mela.
"Terus kenapa lo kesini bareng Mili," tanya Jessy menggebu. Karena Jessy memiliki sifat kepo yang tinggi.
"Ya jelas lah gue bareng dia. Kan gue mau ketemu yayang gue kan sekelas." Sahut Marcho santai, dan melirik ke arah Mela.
"OH !!." Jawab semuanya. Terkecuali Mili. Karena Mili jarang merespon.
"IYAA, sakit gue cuman di oh doang." Kata Marcho mangut-mangut. "Ayy kok diem mulu dari tadi kenapa? Cerita dong sama aku. Eh nanti dulu yak ceritanya udah mau bell nii satu menit lagi. Bababay sayang muahh," ucap Marcho lalu pergi keluar sambil dadahhan, padahal Mela tidak merespon. Hanya menampilkan wajah acuhnya.
***
"Ay udah makan belom? Maaf tadi aku gak jemput kamu di kelas, soalnya ada tugas yang harus selesai sekarang. Maaf ya sayang babe," kata Marcho dengan mengusap kepala Mela. Mela tersenyum simpu atas perlakuan Marcho padanya.
"Inget boss ada yang jomblo di sini tuh," sahut Vian.
"Eh lupa gue ada yang jones dari lahirnya," jawab Marcho nyengir.

KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA Empat SEGI
De TodoIni khusus orang-orang kepo. Ini hanya cerita fiksi yang menyajikan cerita berbeda dari yang lain. so, buka aja. Terima kasih ^^