17

13 8 1
                                    

Happy Reading gaess..

***

Satu minggu berlalu. Mela sudah bisa menyesuaikan diri. Tidak terpuruk lagi,  tidak seperti kemarin-kemarin yang masih suka melamun, menangis tanpa sebab. Layakna orang yang hilap arah dan tujuan.

Namun,  untuk saat ini ia memutuskan untuk bangkit lagi. Ia akan berusaha melepaskan belenggu yang mendera dirinya.

Ia telah mengambil keputusan yang memungkinkan semua pihak tidak ada yang tersakiti.  Meskipun ia harus merelakan hatinya terluka.

Melepas bukan melupakan namun untuk dikenang. Jadilah pelajaran untuk masa depan.

"Ma, Pa,  Kak! " ucap Mela. Setelah sampai di ruang makan.

"Loh. Mau sekolah? "tanya Rama.

"Udah baikan sayang. Sini sarapan dulu, "titah Lina Mamah Mela.

Mela duduk di sebelah Rama. "Iya, bosen di rumah terus. Bentar lagi kan kenaikan kelas, banyak gak masuknya takut gak di taikin kelas." ucap Mela.

Rama mengangguk. "Bagus deh. Bentar lagi juga gue kelulusan, seminggu sebelum lo UKK. "

Mela menoleh. "Bener, terus lo mau kuliah dimana? "

"London, Papa yang nyaranin. Gue juga udah persiapin buat daftar disana."

"Jauh banget kak."

"Kenapa?  Kangen lo sama gue? "

"Pede banget lo kak. Enggak lahh. Yakali gue kangen elo. Tapi nanti gak ada sopir dadakan lagi dong, jaga badung lo disana kak.,"pesan Mela.

Rama mengusap kepala Mela. "Nahh, gituh dong kaya biasa lagi. Jangan buat kita khawatir lagi Mel."

Mela mendengus. "Apaan lo drama banget orang gue biasa aja."

"Syutt udah kalian ini. Bentar lagi juga kamu naik kelas kan Mel, kelas dua belas. Abis itu ada rencana enggak buat kuliah dimana? Biar Papa persiapkan segala sesuatunya." tanya Brata.

"Ada, nanti kalo aku yakin. Aku bakal ngomong sama kalian.  Pokonya itu negara impian aku." kata Mela tersenyum.

Lina berdecih. "Jangan bilang kamu mau kuliah di luar negeri lagi.? " tanya Lina.

Mela mengangguk. "Iya mah. Aku udah lama pengen kesana. Tapi kalian gak pernah kasih ijinkan"

"Emang dimana kamu mau kuliah sayang." tanya Lina.

"RAHASIA!!!" seru Mela dengan tawa.

"Kayanya Papa tau. Dua negara yang di impikan kamu. Banyak bunganya dan satu lagi banyak perahunya. Klasikkan kesukaan kamu banget." Kta Brata dengan senyuman mengembang.

Rama menaikan alisnya. "Bentar dimana itu? Kok baru denger tapi enggak asing? "

"Udah jangan dipikirkan.  Nanti juga tau kak. Udah selesaikan sarapannya. Yuk aku mau ketemu sama temen-temen aku." ajak Mela.

"Yaudah kita pamit," ucap mereka berbarengan.

Setelah menempuh perjalanan yang tidak jauh. Mereka telah sampai di koridor sekolah. Mela yang sengaja turun di depan gerbang, langsung saja ia pergi ke arah kelasnya yang lumayan jauh dari posisi ia berdiri.

"NJESS!!! NISAAAAAAA!!! ahhh sumpah gue rindu kalian, " teriak Mela.

Nisa yang sedang minum pun tersedak oleh minuman yang ia beli tadi pagi di kanti sebelum masuk ke kelas. Jessy langsung berlari menghampiri Mela yang berada diambang pintu masuk.

CINTA Empat SEGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang