16

7 11 1
                                    

Happy Readding gaes. Holaaaaa.  Aku comeback, meskipun jarang aktif di dunia wattpad.  Tapi,  aku bakal selesaikan cerita ini sampe abis..

Thnk you..  Marii membacaaa...

****

Mela sedang berada dibsebuah kafe. Ia termenung memikirkan kisah cintanya saat ini. Marcho sudah hampir dua bulan lebih tanpa kabar. Bahkan beberapa minggu kedepan sekolah akan mengadakan ujian kenaikan kelas.

Apakah kisah cinta ini akan mengambang. Tidak ada kejelasan sama sekali. Sunggu ia rindu akan  sesosok Marcho.

Ia sudah beberapa kali menghubungi ponsel Marcho. Dan,  selama itu pula.  Hanya operator yang menjawab ketika ia menelepon. Sosial media pun sudah lama tak aktif. Lalu bagaimana ia harus mencari tahu keberadaannya.

Marvho?

Sepertinya harus bertanya padanya lagi. Tapi, Mela lupa bahwa ia tidak punya kontak Marvho.

"Mil,  makan yang banyak ya. Biar cepat masuk sekolah lagi."

Degh

Degh

Degh

Suara itu...  Suara yang dicari Mela selama ini.

Mela menengok ke arah belakang. Dan disana sudah ada dua orang yang sangat ia kenal. Tengah makan bareng di mejaa paling pojok.  Dan berada tepat si belakan Mela.

Seketika pula Mela menjatuhkan air matanya. Seperti ada bom waktu yang meledak di depannya.

Mela menyeka air mata nya. Lalu memotret tanpa mereka sadari.

Mela bergegas pergi meninggalkan kafe tersebut guna untuk menenangkan hatinya yang sesak.

Setelah menghilang beberapa minggu.  Kini,  ia melihat sesuatu yang ia takuti selama ini. Sungguh ia tak menyangka bahwa ia akan melihat dan merasakan ini. Sakit.

"Ikut gue."

Ajak seseorang yang sudah di hafal Mela. Ia membawa Mela ke mobil yang terparkir tidak jauh dari posisi mereka berdiri.

Setelah menempuh perjalanan beberapa menit. Tanpa kata tanpa ucap. Mela seolah mengerti lalu menuruti kemana ia tarik oleh orang di depannya.

"Gue tahu lo sakit hati liat mereka."

Mela menoleh ke kepada orang yng tengah mengajaknya ngobrol.

"sebenernya gue udah tau seminggu yang lalu"

"Terus kenapa lo diem aja kaya orang  bego.  Gak bilang ke gue? " tanya Mela. Seraya mengusap pipinya yang basah.

"Mereka bahagia Mel. Tanpa kehadiran kita. Gue perhatiin mereka selama seminggu ini. Dan gue dapet fakta bahwa mereka, saling menyayangi tanpa si cowoknya sadari. Pada akhirnya kita kalah Mel sama waktu dan tuhan."

Mela menggelengkan kepalanya. "Lo bohong kan. Gue bener-bener gak percaya ini bakal terjadi secara cepet. Gue masih sayang sama DIA MARVHO,  LO HARUS TAHU GIMANA PERASAAN GUE. LO JADI COWOK JANGAN DIEM AJA DONG. PERJUANGIN CEWEK LO!!!." tangir Mela pecah. Mela meluruh badannya kelantai. Tepat d depan Marvho. Marvho merengkuh badan Mela. Lalu ia memeluk Mela tanpa sadar.

Marvho membawa Mela ke sofa tepat berada di belakangnya. Mela menangis sejadi-jadinya di pelukan Marvho.

"Hikss... Hikksss...  Gu-gue gak sanggup MARVHO!!!."

"Demi apapun gue gak sanggup." lirih Mela.

Saking lelah dan lamanya menangis Mela tertidur masih di dapan pelukan Marvho. Keduanya terlelap tanpa merubah seperti posisi awal.

CINTA Empat SEGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang