Mili sedang berada di teras depan rumahnya. Ia sedang melamun memikirkan sebuah rasa yang salah.
Marcho. Pacar sepupunya sendiri ia telah menyimpan sesuatu rasa untuknya.
Ya, Mili mempunyai rasa yang lebih dari sekedar teman pada Marcho. Ia lebih nyaman beerada di jarak dekat dengan Marcho. Ketimbang bareng pacarnya sendiri, Marvho.
Mungkin. Dulu ia menerima Marvho karena ia menyukai ketampanan yang dimilikinya.
Dulu ketika Marvho mengajak Mili jadian ketika selalu berada di tempat yang sama yaitu perpus SMA. Marvho juga menembak Mili melalui pesan media sosial. Itu juga dengan bahasa yang bertele-tele. Hingga butug translate manusia.
Marvho kelewat cuek. Ia akan bicara jika itu penting. Mili tak suka orang seperti itu sebenarnya. Namun karena pikirannya masih labil ia mau-mau saja menerima Marvho sebagai pacarnya. Karena ia sangat menyukai apa yang ada dalam diri seorang Marvho.
Mili merenung memikirka kejadian kemarin malam di rumah Mela. Entah di sengaja atau tidak. Ketika, tangan Marcho memegang tangannya. Ada rasa nyaman dan rasa yang tak seharusnya ada.
Namun jika rasa ini hanya sementara. Mili hanya berdoa dan meminta kepada tuhan agar hilangkan rasa yang tak seharsnya ada ini.
"Mili.. ayok makan. Mama udah siapin. Papa juga udah di ruang makan." Ucap wanita paruh baya pada anak semata wayangnya. Mili yang dipanggil mamanya menoleh lali mengangguk.
Ting..
Suara pesan masuk dari handphone Mili yang berada di saku celananya terdengar.
Marvho :
Bsk aku k luar ngri dlu. Brngkt brng Mla aj.Me :
Oke, gpp. Semoga selamat sampai tujuan. :pSetelah membalas pesan dari Marvho. Ia langsung bergegas menuju mamanya yang sudah berada di meja makan.
"Kamu masih sama Marvho Mil ?" Tanya Dewi mama Mili.
"Masih mah,"
"Papa sama mama. Gak ngelarang kamu pacaran. Asal, ada batesnya aja. Pacarannya cara sehat aja biar enak," sahut Dimas papanya Mili.
"Iya ma, pa. Aku bakal jaga diri. Kan, dia orangnya gak neko-neko. Masih di bawah batas normal untuk usia remajanya."
"Iya. Kalo gitu mama gak perlu khawatir lagi,"
Setelah berbincang sebentar. Mereka bertiga melanjutkan makan. Diselingi pertanyaan seputar sekolah Mili dan yang lainnya.
***
"Ma. Aku mau ke toko buku dulu. Mau beli buku-buku novel biar suka baca, terus pinter dah," ucap Mela ke Lina.
Lina. Mamanya sedang duduk di ruang tamu menikmati teh. Karena Lina penyuka segala macan teh yang ada di muka bumi ini. Bahkan ia ketika di luar negri selalu membeli teh. Entah apa mereknya yang penting teh.
"Kamu tuh harus beli buku sama baca buku tuh, ya pelajaran. Bukannya beli novel yang penuh imajinasi. Emang kamu pikir ada manfaatnya baca buku novel?" cetus dan tanya Lina.
"Ada kok mah, manfaatnya. Contohnya itu suka baca hehehee ya meskipun kisah-kisah klise sih. Yang pastinya sebagian orang pasti pernah ngalamin. Tapi dari aku suka baca novel itu. Biar suka baca. Siapa tahu dari novel juga kita dapet pelajaran buat hidup. Gak selamanya baca novel ngabisin duit, gak selamanya baca novel buang waktu. Toh aku juga bisa bedain. Dimana kita buat baca dan mempelajari pelajaran sekolah. Dan dimana waktunya untuk membaca novel denga kisah menarik." Jawab Mela panjang lebar. Lina yang mendengarkan itu tersenyum
Ternyata anaknya bisa membedakan. Mana yang baik dan mana yang buruk. Jika seperti ini ia tak bisa melarang Mela untuk hobby membacanya itu.
"Udah ya ma. Aku berangkat dulu. Aku diantar sopir kok. Soalnya aku males naik angkutan umum. Biar cepet pulang juga. Bye mama," pamit Mela seraya mencium tangan mamanya.
Setelah berpusing ria dan mencari novel untuk di belinya. Ia membeli lima buah buku berbagai judul yang menurutnya bagus. Ia berjalan ke arah kasir lalu memberikan uang seratus ribu lima lembar untuk harga semua bukunya.
Setelah menerima buku yang sudah di belinya. Ia berjalan ke arah caffe terdekat. Ia merasakan tenggorokannya kering. Sekitar tiga menit ia berjalan menuju caffe yang bersebelahan dengan toko buku tadi.
Langsung saja ia masuk. Selang berapa menit pelayan datang. Mela hanya membeli jus jeruk untuk menyegarkan tenggorakannya.
Mela melihat suasana caffe yang sangat ramai. Di sudut paling pojok di coffe tersebut ia melihat dua sejoli yang sedang bercengkrama bahagia dan tersenyum.
Mela memalingkab wajanya
Matanya mengrah ke luar caffe yang hanya di lapisi kaca sehingga jalanan raya bisa terlihat. Tetes bening yang berada di pelupuk matanya keluar. Mengalir ke pipinya dan semakin banyak cairan yang mengalir di area matanya. Tangan Mela mengepal dan nafasnya memburu. Seakan ia ingin menerkam mangsanya dengan buas.Namun, ia urungkan. Mela menetralkan badannya agak tidak meledak. Ia mencoba berpikir positif. Mungkin nanti ia bisa menanyakannya secara langsung.
Mela serasa tidak kuat untuk tetap berada di daerah panas menurutnya. Ia segera bergegas ke arah pintu caffe dan tak lupa menyimpan sejumlah uang di meja tempat ia memesan jus tadi.
PRANG...
Mela menambrak seorang pelayan yang sedang membawa minuman. Hingga mengenai bajunya. Pelayan itu meminta maaf. Namun tak di gubris Mela. Ia lantas tetap melanjutkan jalannya tanpa memperdulikan sekitar caffe yang mana semua orang memandang ke arah Mela. Dan dua orang tadi yang di perhatikan Melapun melongo melihat kejadian tadi.
Pemuda itu seakan tersadar siapa yang telah bertabrakan dengan pelayan tadi. Ia langsung pamit dan mengejar Mela. Sampai ia kehilangan jejak kekasihnya yang tak lain adalah Mela. Ya, orang yang tadi di perhatikan oleh Mela hingga membuat Mela mengeluarkan air mata adalah Marvho.
Marvho sampai tak sadar bahwa kekasihnya berada di tempat yang sama dengan dirinya. Sungguh bodoh bukan.
Sedangkan Mela berada di taksi. Supir yang tadi mengantarnya sudah di beri kabae bahwa ia sudah menuju pulang. Ia lupa bahwa tadi bareng supir keluarga.
Tetes air mata belum selesai. Sungguh ia seperti di khianati oleh sahabat sekaligus sepupunya itu. Terutama pada Marcho pacarnya. Mengapa ia berbohong pada Mela.
Dering ponsel Mela terus bergetar di tasnya. Namun ia hiraukan. Namun karena terlalu berisik ia mematikam handphonenya lalu di simpan di tasnya kembali.
***
Part 7 akhirnya update. Setelah setahun gak update.
Mohon maaf bila banyak typo. Dikarenakan penulis pemula. Jika berkenan tolong vomment.. Thnk u gengss...Muah buat yang bacaa.
See you....

KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA Empat SEGI
RandomIni khusus orang-orang kepo. Ini hanya cerita fiksi yang menyajikan cerita berbeda dari yang lain. so, buka aja. Terima kasih ^^