5

2.3K 147 0
                                    

Kampus Lantai Dua

Brina mengekori aku dari arah belakang, saat kesalku semakin tak karuan, aku tidak iri, mengapa segala hal yang berhubungan dengannya selalu dipermudah, keluar dari ruangan pendaftaran wisuda, aku masih menggantungkan nasib pada acc dosen pembimbing utama.

"Banyak banget kendala mu In, sini aku bantu, demi temen, aku lakuin ini buat kamu". Senyuman Sabrina melebar sambil mengscrool kontak smartphone, mencari sebuah nama, lalu membuat janji bertemu dengan alasan konsultasi untuk materi sidang pekan depan.

"Gimana kata pak Dibyoo?". Tanyaku mulai terlihat tak sabar

"Beresss...." Dengan menampilkan jempolnya yang langsing, ia menatapku sambil mengipasi lehernya pada buku yang terletak di atas kursi.

"Beres apanya Brin, pak Dibyo bisa ditemuin nggak?"

"Dih bawel, iya tenang aja, besok dia ke kampus, kamu bisa sekalian konsul bab akhir, dan semoga kita bisa dapet jadwal sidang barengan ya..." Senyuman Sabrina memang tampak mempesona, tak hanya pintar, ia yang cantik memelukku mengalirkan energi bersama harapannya dalam mengakhiri perkuliahan, lagi...

"Keberuntungan dirinya kembali ia bagi untuk ku".

Abstraksi [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang