15

1.2K 102 5
                                    

Aku menatap Erlis bersama Alkitab yang ia pegang, ia sahabat kami, yang tak pernah meninggalkan ibadahnya di akhir pekan, sejalan dengan sama-sama saling menghargai, ia juga sering menungguku sholat di teras halaman Masjid.

Tidak dengan Sabrina, ia memiliki keyakinan sendiri, yang baru kami ketahui, sebagai pribadi yang tak meyakini keberadaan Tuhan, baginya semua adalah sistem dalam ketidak sengajaan, agama ada karena pengaruh dari kecerdasan manusia, dan alam tercipta dengan sendirinya.

Dan bagi Sabrina, teknologi adalah kesempurnaan melebihi biotik semesta.

Abstraksi [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang