22

1K 101 0
                                        

Bagiku berdampingan dan saling menghargai itu lebih dari sekedar cukup mengantar persahabatan kami tumbuh dalam kurun waktu yang tak sebentar.

Tapi Sabrina, akhir-akhir ini ia selalu memanfaatkan waktu kosong ditengah kebersamaan kami,  tentang teori ketiadaan Tuhan dalam menyakinkan kami tentang apa yang dirinya yakini.

Ia terus berusaha mengajak kami untuk bersama berpikir bahwa sudah seharusnya manusia berpikiran maju kedepan dan tak lagi menyangkutkan segala sesuatu kepada sebuah keyakinan nenek moyang yang tidak lagi relevan di zaman segala sesuatunya manusia mampu menciptakan.

Aku hanya tersenyum mendengar setiap penjabarannya yang begitu ilmiah, sekilas memang masuk akal, akan tetapi, jika baginya aku adalah sosok yang berpikiran dengan dongeng-dongeng takhayul. Biarlah, sebab keyakinan adalah bagian dari keimanan, dan iman tak akan relevan pada teori apapun.

Sebab teori juga terlahir dari nama-nama besar, yang berwujud manusia dengan akal dan pikiran yang mereka bentuk pun dengan belajar.

Read, berawal dari mereka belajar, dan pada akhirnya mereka tahu.

Abstraksi [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang