49

1.8K 90 7
                                    

Sabrina masih mematung dengan berbagai pikiran.

"Jika memang Tuhan itu ada, mengapa Ia mengambil kebahagianku dengan begitu jahatnya.."

Aku meraih jemari Sabrina, dengan genggaman yang begitu erat

"Dan jika memang Tuhan itu ada, mengapa kamu hanya menanyakan jahat-Nya saat Ia melakukan hal buruk-Nya padamu".

"Maksud mu?"

"Mengapa tidak pernah memikirkan keberadaan-Nya saat begitu banyaknya nikmat dan anugerah yang Ia berikan kepadamu melebihi dari siapapun, keberuntungan demi keberuntungan yang terabaikan, Ia masih baik memberikan mu kesempatan, dan Tuhan tak pernah meminta Diri Nya untuk dipercaya, Ia hanya mengajakmu berpikir atas akal yang telah Ia berikan tentang keberadaan-Nya.

Ia Abstrak, keberadaannya tak dapat diyakini dengan akal, melainkan iman.

Sabrina menunduk dalam tangis, sekalipun menyesali, akalnya bahkan tak lagi sampai untuk memahami tentang apa yang Intan sampaikan.

"Apa itu iman?" Sabrina menatap Intan dengan tatapan keteduhan.

"Maukah kamu mengajariku?".

TAMAT

TAMAT

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Abstraksi [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang