38

822 73 1
                                        

Sabrina berdiri tepat di hadapan kaca sebesar ukuran tubuh, rektor meminta agar Sabrina menaiki Podium tepat pukul satu siang. Masih ada satu jam, Sabrina melangkah mewati kaca yang menampakkan tubuhnya yang indah, wajahnya yang bersinar purnama memperhatikan aku yang akan terus mendampinginya hingga memasuki gedung utama.

"Intan, tungguin aku sampai selesai sidang ya, aku takut besok lusa kita udah nggak ada waktu bersama lagi, dan lusa aku udah harus persiapan keluar negeri"

Aku mengangguk memperhatikan ia begitu lekat, rasa takut kehilangan seketika hadir, ada yang berbeda saat kami tidak lagi bersama, ia dengan mimpi barunya dalam melanjutkan pendidikan sementara aku yang pastinya sibuk melamar kerja.

Berbeda dengannya, kurasa, tak perlu lagi tiga atau empat tahun kedepan ia akan dipusingkan dalam mencari pekerjaan, kampus-kampus ternama akan berlomba meminang dirinya sebagai pengajar.

Abstraksi [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang