"Amanda!"
Lila berjalan terburu-buru memasuki kafe. Ia menyuarakan nama Amanda dengan lantang. Sebelumnya Lila sudah mengingatkan sahabatnya itu untuk tidak datang ke acara anggota OSIS. Karena Lila tahu, sahabatnya itu akan mempermalukan diri sendiri demi Arsen.
"Udah gue bilang jangan datang ke sini," omel Lila.
"Lila?" balas Amanda terkejut.
"Ayo, kita cabut." Lila menarik tangan Amanda untuk bangun dari duduk nyamannya "Maaf ya semua. Amanda nggak ada maksud buat ganggu acara kalian," sesal Lila pada seluruh anggota OSIS.
"Nggak ganggu kok."
"Ya, dia sedikit ganggu."
Ujar beberapa anggota OSIS secara bersamaan dengan pendapat berbeda.
"Ayo, kita cabut." Lila menarik Amanda untuk mengikutnya langkahnya.
"Entar dulu. Gue belum dengar jawaban Arsen tentang pertanyaan Bang Arya." Amanda menahan dirinya untuk tetap tinggal.
"Udah, ayo pulang." Lila menarik paksa Amanda. Mau tak mau perempuan itu akhirnya mengikuti langkah Lila.
"Sebaiknya kita pulang. Gue tahu Arsen nggak bakal ngebela atau muji lo. Jangan buat malu diri lo sendiri," bisik Lila di telinga Amanda.
Bibir Amanda menekuk ke bawah. Andai saja Arsen membelanya di hadapan semua orang seperti yang dilakukan Arya. Sederhana permintaan Amanda, namun mengapa begitu sulit untuk terkabul? Mendadak semangatnya ciut. Jika sebelumnya ia ogah-ogahan meninggalkan kafe itu, kini tanpa dipaksa Amanda pergi dari sana.
Dalam hati ia menyumpah serapa Arsen.
Semoga lo jodoh sama gue. Kurang lebih seperti itu sumpah Amanda untuk Arsen.
Lain dengan Amanda yang kesal bukan main, para anggota OSIS tetap melanjutkan acara mereka yang sempat terganggu karena kehadiran Amanda. Suasana sedikit cangguh selepas kepergian Amanda. Harus diakui Amanda cukup pandai mencairkan suasana diantara mereka yang memang kaku.
Arsen sendiri juga tak banyak bereaksi. Dia diam saja sambil memakan makanan yang dihidangkan di depannya. Ada banyak hal yang berkecambuk dalam pikiran Arsen. Ada sesuatu yang menganggunya.
"Lain kali kalau ada Amanda kalian harus lebih ramah padanya," ucapan Arsen memecahkan keheningan.
Gerakan para anggota OSIS seketika berhenti. Mereka terkejut dengan perkataan sang ketua. Serempak semua orang menoleh pada Arsen. Memandang Arsen dengan tatapan penuh tanya.
Ada apa gerangan?
_o0o_
Senin pagi yang melelahkan. Amanda memulai pagi dengan acara terlambat. Upacara penaikan bendera sudah dimulai sekitar 10 menit, dan ia baru tiba. Tidak ada toleransi mengingat banyaknya menit yang Amanda lewatkan untuk ikut upacara.
Amanda bergabung dengan para tidak disiplin lainnya. Mereka membentuk barisan khusus di depan gerbang sekolah. Ada dua baris yang terbentuk, berisi sekitar enam orang per baris. Wajah Amanda terpampang nyata di barisan paling depan.
"Upacara udah selesai. Kalian boleh masuk, tapi sebelum ke kelas kalian harus jumpai ketua OSIS dulu. Dia ada di depan ruang BK, kalian harus dihukum sebelum masuk kelas," instruksi satpam sekolah.
Mata Amanda membola ketika kata ketua OSIS disebut. Tentu saja dia senang, Amanda akan bertemu dengan Arsen. Dia rindu berat pada laki-laki itu, sudah lama mereka tidak bertemu. Sekitar 30 jam, pertemuan terakhir mereka di kafe pada hari sabtu kemarin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amanda [END - SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[TERSEDIA DI TOKO BUKU] ✔ Heboh, adalah kata yang tidak pernah lepas dari diri Amanda. ✔ Lebay, sudah menjadi ciri khasnya. ✔ Bodoh. Untuk yang satu ini Amanda akui. Well, dia memang bodoh. Lalu, bagaimana jika manusia seperti Amanda jatuh cinta pad...