Manusia yang sudah terjangkit virus akan mengalami beberapa perubahan diantaranya, warna kulit perlahan berwarna pucat, indera penciuman dan pendengaran akan semakin tajam, cara berjalan menjadi aneh dan terakhir pola pikir hanya akan tertuju pada MAKAN yang akan membuat mereka menjadi agresif.
Tapi Viona tak tahu, apa benar jika tergigit zombie akan berubah menjadi kawanan para monster itu. Sungguh, mereka sangat berharap Pak Hendra akan baik-baik saja.
"Iya, Pak. Ayah saya pernah cerita tentang virus ini. Siapapun yang sudah tergigit para kawanan zombie dan durasi setelah 15 menit, orang itu akan mengalami perubahan seperti kulit pucat dan nantinya akan jadi zombie," jelas Viona. Sebetulnya ia ragu, apa yang ia katakan benar adanya.
"Hmm, kalau gitu doakan saja yang terbaik untuk bapak ya. Tapi jika tanda perubahan seperti yang Viona katakan muncul, Bapak siap kok dibunuh." Pak Hendra menatap sendu murid-muridnya.
Sebagian menunduk, tak tahan jika guru silat yang sudah mereka anggap sebagai ayah mereka sendiri mengalami hal mengerikan.
Pak Hendra menatap hangat mereka, tersenyum simpul. Jika memang takdirnya seperti itu, ia siap. Asalkan muridnya tidak merasakan apa yang ia alami.
"Oh ayolah, jangan sedih gitu
kalian masih harus berjuang hidup demi diri kalian sendiri, kalau bisa cari tau penyebab virus ini ada dan tuntaskan oke...."Mereka masih menunduk, menahan tangis. Apakah mereka, benar-benar akan kehilangan guru kesayangan mereka?
Padahal sekian lama berpisah, karena Pak Hendra diberhentikan sementara. Dan baru bertemu, bukannya merasa senang tapi sesak. Sangat.
"Semangat semangat, mana nih anak-anak bapak yang ceria dan petakilannya minta ampun, hm?"
Pak Hendra tersenyum, mau tak mau mereka ikut tersenyum. Walau mereka tau bahwa itu, senyum kepedihan.
Reihan menyaut, "Ah elah Pak, kan kita jadi baper gara-gara perkataan bapak barusan nih."
Apa jadinya jika di salah satu team tidak ada teman humoris? Reihan benar-benar membuat mereka tertawa sejenak.
Setelah Juna dan Reihan mengobati luka Pak Hendra, mereka pergi ke kamar masing-masing. Sementara Pak Hendra memutuskan untuk ke kamarnya, menonton film naruto katanya. Tak kaget lagi dengan itu, bahkan Pak Hendra sendiri suka mengajak nonton beramai-ramai dengan mereka.
Viona mempunyai kebiasaan, kemana-mana ia akan selalu membawa novelnya. Novel nonfiksi? Bukan, melainkan novel fiksi mengenai kisah cinta remaja.
Jarum jam terus bergerak, menunjukkan angka 23.15 malam.
Hanya ada suara nafas teratur, sebab mereka sudah masuk ke alam mimpi. Sampai akhirnya Viona memutuskan untuk tidur, dan terbangun tiba-tiba. Karena suara tembakan mengagetkannya._____________________
Jarum jam menunjukkan angka 06.20 pagi, mereka mulai bersiap-siap melanjuti perjalanan dengan mobil Paman Juna. Kali ini tanpa senyuman, tanpa suara tertawa yang biasanya menghibur mereka.
Ya, Pak Hendra memutuskan bunuh diri. Ia ditemukan dengan kepalanya yang sudah bolong ditembus peluru. Meninggalkan sepucuk surat yang berisi permintaan maaf kepada kami, dan salam ke istri dan anak Pak Hendra jika memang sempat bertemu.
Juna masih fokus ke arah jalanan di depan menyetir mobil, sedangkan Viona sibuk dengan handphonenya mencari sinyal untuk menghubungi Ayahnya.
Ia bergerak tak tentu arah, seperti mencocokkannya dengan suatu tempat dan akan berhenti jika sinyal muncul sesuai keinginannya. Semoga keberuntungan menyertainya.
Viona mengetahui, bahwa disaat seperti ini sinyal susah didapatkan. Tapi tak ada salahnya berusaha, kan? Ia menopang dagu, menatap datar jalanan.
Jalanan begitu sepi hanya terdapat mobil ataupun motor yang tergeletak di sembarang tempat serta bau amis saat mereka melewati tempat di mana terdapat mayat berserakan. Langit mendung, pertanda akan hujan. Mungkin langit mendukung suasana hati mereka saat ini.
Keadaan di dalam mobil tampak hening sampai suara monster membuat mereka tersentak kaget dan melongok ke kanan dan kiri mencari asal suara tersebut.
"Jun percepat laju mobilnya! A-ada monster besar mengejar kita!!" Maya menatap teman-temannya khawatir, mereka mendesak Juna.
Karena seekor monster bertubuh besar, berkulit hijau, dengan otot kekar diseluruh tubuhnya dan air liur menetes di mulutnya mengejar mereka dengan langkah yang sangat cepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Foreign Virus (LENGKAP)
Science FictionKeadaan Indonesia yang semula baik-baik saja menjadi hancur berantakan karena sebuah virus asing beruntun menimpa negara agraris dan kepulauan tersebut. Sekelompok remaja berusaha bertahan hidup dari segala bahaya yang ditimbulkan saat datangnya vir...