"Huft! Aman," gumam Viona sambil memandangi sekitar.
"Sial, Azka, kau melakukannya pada seekor anjing juga?" geram Viona, saat anjing yang sudah terkontaminasi Tyrant Virus itu menggeram lalu berlari ke arah Viona.
Anjing ras Boxer itu penuh luka di badannya, gigi gerahamnnya penuh dengan air liur serta darah. Melompat ke arah Viona.
Viona segera menghindar ke kiri dan mundur, sedikit menjauh dari anjing tersebut. Menembaknya tanpa ampun ke tubuh lalu kepala anjing, hingga banyak peluru berjatuhan.
Anjing itu ambruk, tetapi Viona tetap waspada. Mengarahkan pistolnya dengan kedua tangannya ke arah anjing itu.
GRRRHHH..
2 zombie serta seekor anjing ras Doberman yang ukurannya lebih besar dari anjing sebelumnya. Terdiam di tempat, zombie-zombie termasuk anjing itu berlari ke arah Viona.
Viona bingung, Ia mengarahkan pistolnya ke para manusia zombie dan menembak tepat dikepalanya. Tapi Viona lupa satu hal, bahwasannya anjing ras Doberman lebih agresif dan cepat. Anjing itu berlari ke arah Viona dan melompat.
DORR...DORR...DORR
"Hati-hati dong, bahaya banget kalau tadi digigit sama anjing itu. Apalagi udah jadi zombie."
Viona menoleh, mendapati Reihan dengan shoutgun di tangannya. "Astaga, makasih banyak. Tapi...."
Reihan yang tahu maksud Viona karena tatapan dia ke arah pintu, segera memotong ucapannya, "Pintu itu berhasil kubuka. Susah tau, harus pake padlock key."
"Han," panggil Viona pelan, "lihat ke sudut di langit-langit dinding di sebelah kanan."
Reihan yang seakan mengerti maksud Viona, segera melihat objeknya. Ia menembak kamera tersebut tanpa tahu apa yang seharusnya dilakukan.
"Blegug, malah ditembak kameranya," seru Viona menatap kamera dan beralih menatap Reihan kesal.
"Sebenarnya apa yang terjadi? Kok kamu bisa dikurung di ruangan berbahaya ini?"
"Pria misterius."
Viona mendekati Reihan tuk mengetahui apa maksud perkataannya, dan berhenti. Dirasa jarak cukup jauh, Reihan segera berdecak.
"Ck! Deketan napa, jauh-jauhan kaya musuhan aja." Viona merasa, apakah Reihan perlu ikut dibunuh karena membuat emosinya naik pitam.
"Sst, tadi aku melihat Tiya digeret ke sini. Tapi nyatanya pas sampai, aku gak melihat dia...."
"Dan pas sampai, pintu tiba-tiba tertutup karena dikendalikan oleh pria misterius itu. Setelah diberi option dan aku pilih, pilihannya berdampak pada apa yang terjadi saat ini," lanjut Viona menatap mayat-mayat zombie yang berserakan.
Viona kembali menoleh ke Reihan. Reihan berkata, "Jadi hal kaya tadi, itu jadi nyata gara-gara pria misterius?"
Viona mengangguk, "Iya."
Reihan hanya ber-oh ria saja, Viona kembali berbicara, "Dan pria itu, menculik Ara, Caca, serta Tiya lalu dijadikan tahanan. Makhluk biadab emang tuh orang," seru Viona menatap kamera yang telah hancur.
"Gila, menang banyak."
"Emang manusia kaya kau, pantes aku siksa ya."
Viona menatap kesal Reihan, emosinya seperti sudah naik ke ubun-ubun. Di saat seperti ini, sempat-sempatnya bercanda.
"Tapi ke mana perginya Grace, Juna, Levi dan Jovan?" tanya Viona menatap Reihan dengan ekspresi bingung.
Reihan menunduk, lalu mengepal tangannya. "Mereka berpencar, Jovan sempat tertusuk di bahunya. Sedangkan Juna dan Grace berusaha mencarimu dan yang lainnya."
Mereka dikejutkan dengan suara yang muncul tiba-tiba dari speaker, "Wah wah, maaf aku ganggu pembicaraan kalian. Ngomong-ngomong, congrats Na. Telah selamat dari bahaya tadi...."
"Oh iya, hmm, penasaran gak sama keadaan teman kalian? Mari datang ke ruang monitor CCTV."
Dan suara itu menghilang, menyisakan rasa penasaran yang timbul akan ucapan pria misterius.
Reihan dan Viona sempat berpandangan, kemudian mengangguk walau pria misterius itu tak melihat. Mereka segera pergi menuju ruang monitor CCTV.
KAMU SEDANG MEMBACA
Foreign Virus (LENGKAP)
Ficção CientíficaKeadaan Indonesia yang semula baik-baik saja menjadi hancur berantakan karena sebuah virus asing beruntun menimpa negara agraris dan kepulauan tersebut. Sekelompok remaja berusaha bertahan hidup dari segala bahaya yang ditimbulkan saat datangnya vir...