Saat Tiya bertanya mengenai pertanyaan apa yang ingin dilontarkan Viona padanya, Viona sempat terdiam sebentar.
Ia ragu, jika memang Tiya mengakui kejadian semalam benar-benar terjadi. Apakah Ia dan teman-temannya akan dalam bahaya? Tanpa disadari Viona, terkadang firasat buruk menghantui Viona saat melihat Tiya.
Viona membatin, 'Tanya gak ya? Duh!'
Tiya menatap Viona dengan tatapan polosnya, dibalik itu menyimpan rahasia yang besar. Tiya bertanya sekali lagi untuk memastikan.
"Kak Vivi," panggil Tiya, "jadi Kakak mau nanya apa?"
Viona tersadar dari lamunannya, "Eh... Uhh, Itu apa kamu bawa kompas? Kakak lupa bawa."
"Kenapa Vi?" tanya Azka. Viona hanya menatapnya sekilas, lalu beralih ke Tiya.
Tiya mengangguk, Ia mengedepankan tasnya. Membuka resleting pada tas, dan mengambil kompas yang masih terliht baru karena fisik yang bagus.
"Ini Kak," ucap Tiya memberikan kompasnya pada Viona.
Viona mengambil kompasnya, Ia tersenyum. "Makasih ya."
"Ternyata kompas, dasar pikun ya emang si Viona." Azka menatap Viona dengan kekehan.
Viona berdesis, Ia menonjok bahu Azka. Walau pelan, Azka meringis kesakitan.
Tiya melihat interaksi kedua orang itu dengan tatapan yang tak bisa diartikan, sudut kanan bibirnya menaik.
"Sshh, maaf ya. Aku... Cuman bercanda, serius." Azka terkekeh, hingga menampilkan deretan giginya yang rapi.
Viona menatapnya khawatir, "M-maaf ya, lagian sih ngeselin. Huh!"
Tiya hanya tertawa menatap kedua kakak angkatnya yang sedang bertengkar hanya masalah sepele. Tiba-tiba saja Grace berteriak.
"Jangan pacaran woi," sarkas Grace.
"Heeh, bilang aja iri." Azka menatap sinis Grace.
Juna segera menengahi pertengkaran mereka, "Udah dong, cepetan. Didepan sana kayanya ada Alfadini. Kita bisa cari yang kita perlukan disana."
Juna menatap sinis teman-temannya, jika sering bertengkar seperti itu. Bukankah itu yang dinamakan membuang waktu? Belum lagi jika ada beberapa zombie datang, senjata mereka mungkin tak cukup membunuh para zombie. Mungkin saja, kayu ataupun besi bisa langsung membunuh mereka. Jikalau menusuk tepat dikepala zombie.
"Tau nih, aku sama Tiya duluan." Viona segera menggenggam tangan Tiya, berjalan mengikuti Juna.
Grace dan Azka berbicara serentak. "Eh tungguin!"
Tiya berlari di samping Viona, Ia membatin. 'Perintah dilaksanakan.'
KAMU SEDANG MEMBACA
Foreign Virus (LENGKAP)
Ficção CientíficaKeadaan Indonesia yang semula baik-baik saja menjadi hancur berantakan karena sebuah virus asing beruntun menimpa negara agraris dan kepulauan tersebut. Sekelompok remaja berusaha bertahan hidup dari segala bahaya yang ditimbulkan saat datangnya vir...