Part 40: Umbrella

140 23 0
                                    

Ara menggeleng tak percaya dengan apa yang dilihatnya, seniornya yang dulu dikenal sebagai biang onar di Laboratorium sekolah. Benar-benar muncul dihadapannya, kali ini Ia memakai seragam berlogo yang tak asing menurutnya.

Merasa sudah aman, Caca, Reihan, dan Levi mendekati Ara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Merasa sudah aman, Caca, Reihan, dan Levi mendekati Ara. Mereka penasaran akan siapa orang dihadapan Ara. Orang itu membuka masker hitamnya.

Reihan terlonjak, saat Ia melihat logo pada seragam yang dipakai orang itu. "U-Umbrella? Yang benar saja?"

Levi menatap Reihan bingung, "Umbrella? Bukankah itu jika ditranslatekan artinya payung?"

Caca menatap tak percaya perkataan Levi, Ia mengkerutkan alis tanda bingung.

"Apa itu nama merek payung? Umbrella?" Caca mengetuk dahinya, Ia mencoba mengingat.

Lagipula sepertinya mereka merasa, kata 'Umbrella' adalah kata yang tak asing. Yang benar saja, itu merek payung?

Orang asing itu menatap mereka kesal, Ia bersedekap dan menyeringai. "Yang benar saja, ini merek payung...."

"Ini itu, Umbrella Corporation." Ia menunjuk logo pada kantong bajunya dengan bangga.

"Umbrella?" tanya Caca sekali lagi.

"Oh! Aku ingat. Itu perusahaan yang memproduksi virus, dari game Resident Evil," tutur Reihan menatap logo Umbrella.

"Oke, aku tahu kalian terkejut dan bingung melihat logo ini. Jadi kuperkenalkan diriku sebentar," ujarnya tersenyum lalu menunjuk dirinya.

"Gak guna, langsung aja," sinis Levi.

"Junior sialan! Oke, jadi namaku Bigboss. Dan perusahaan Umbrella itu benar-benar ada. Mau kujelaskan? Beruntung hari ini moodku membaik."

Caca menatap bingung orang yang sedang memperkenalkan dirinya itu. "Junior? Kakak sekolah di SMA Garuda?"

"Heh! Kenapa gak langsung nama asli aja? Pake segala nama samaran lagi, cih!" gerutu Levi.

"OKE! Namaku Andreas. Ingat kasus siswa kelas 12 yang pernah bawa pistol ke sekolah itu? Nah itu aku," tutur Andreas berusaha tersenyum. Menahan emosi yang ingin meledak karena ucapan sarkas Levi.

"Lalu?" tanya Reihan tak sabaran.

"Kenapa kita gak duduk dulu? Capek nih habis melarikan diri dari sana." Andreas menghela nafas panjang, seakan-akan Ia dari perjalanan jauh menuju hutan.

____________________

"Sebelum saya jelasin pada kalian, tujuan saya ke sini. Saya akan beritahu dulu mengenai perusahaan Umbrella."

Andreas menghela nafas, Ia berharap semoga saja pilihannya benar. Ya, pilihan memberitahu mereka terkait yang sebenarnya terjadi. Padahal, itu adalah rahasia yang sangat penting. Tidak boleh dibocorkan.

"Kalian pasti pernah memainkan game atau menonton Resident Evil. Dan itu terjadi. Lalu... Bigboss, adalah nama samaranku sebagai salah satu orang yang dipekerjakan di sana," jelas Andreas.

Mereka mengangguk mengerti, walau sedikit terkejut. Andreas melanjuti ucapannya.

"Segala hal, dimulai dari nama kota, direktur, dan lain-lain. Berbeda dengan perkiraan kalian." Andreas menatap mereka serius.

"Tyrant Virus atau T-virus, adalah projek yang dibuat pendiri Umbrella. Awalnya virus itu dibuat untuk menciptakan kekuatan super pada manusia, namun tak lama ada kabar bahwa T-virus dikembangkan dan dijual dipasar gelap. Saat virus ini lepas di sebagian negara Amerika Serikat...."

"Virus ini menjadi tak terkendali, dan merubah semua orang menjadi makhluk yang dinamakan zombie," lanjut Andreas.

Reihan mengingat sesuatu, Ia memotong ucapan Andreas. "Tunggu kak, aku pernah tahu virus ini sebelumnya."

Foreign Virus (LENGKAP) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang