PART 18: Sst, diam

173 31 0
                                    

Viona dan Azka benar-benar kelimpungan mencari Tiya, di seluruh tempat mereka selidiki. Viona terus membatin dan berdoa, cukup waktu itu saja Viona rela kehilangan Tiya untuk sementara.

Jika memang Tiya benar-benar hilang, apalagi keadaan sedang buruk saat ini. Viona tak tahu apa yang harus ia lakukan demi memenuhi konsekuensi atas tanggung jawabnya yang tidak ia patuhi.

Teman-teman yang lain, ikut membantu Viona setelahnya. Berpencar ke mana saja, asal menemukan dia.

Azka memegang tangan Viona sambil menetralkan nafas yang terengah engah, "Na, coba kamu ingat-ingat lagi. Terakhir kali kamu sama Tiya di mana?"

Viona turut menetralkan nafasnya, berbalik menatap Juna. Lalu mengangguk, mencoba memikirkan kembali apa yang dikatakan oleh Juna.

"Oh iya! Terakhir kali itu, di kamar. Ayo cepet ke sana," ujar Viona menarik tangan Azka sambil berlari memasuki villa. Azka berlari mengikuti pergerakannya.

Mereka berdua memasuki Villa dengan tergesa-gesa, tetapi dengan hati-hati. Berlari melewati tiap kamar, dan sampailah mereka di tempat kamarnya Viona. Viona membuka pintu, lalu masuk ke dalam diikuti Azka.

"Tuh kan, gak ada," lirih Viona cemas.

"Pasti ketemu kok, tenang aja...."

"Lain kali, kalau ada apa-apa. Bilang ya sama Kak Revan, nanti ke sasar lagi loh."

Perkataan Juna terpotong kala Revan datang secara tiba-tiba menggandeng Tiya dengan hati-hati, tak lupa dengan senyum yang terbit di wajahnya. Mereka berdua langsung menatap Revan dan Tiya secara bergantian.

Tiya berlari ke arah Viona. Ia segera Memeluknya dan berkata, "Ke mana aja sih kamu? Gak apa-apa 'kan?"

"I-iya Tiya nda apa-apa, Kak Vivi jangan khawatir ya." Tiya menahan gugup, agar tidak bicara mengenai apa yang sebenarnya terjadi.

"Hei kok gugup gitu? Serius?" tanya Viona memastikan keadaan Tiya.

Setelahnya, yang lain sampai di kamar Viona dan masuk ke dalam. Menatap interaksi Viona dan Tiya sambil tersenyum lega.

Tiya menangkup wajah Viona lalu tersenyum, "Iya kakak."

Revan menatap Azka dengan tatapan yang tak bisa diartikan, seperti menyuruhnya untuk mengikutinya. Azka mengangguk pelan.

"Syukurlah kalau ketemu, ya. Aku pamit pergi keluar ya, mau ada yang aku omongin sama Kak Revan," bisik Azka pada Viona. Viona mengangguk.

"Lain kali jagain Tiyanya ya," perintah Revan menatap Viona tersenyum, kemudian berbalik dan pergi setelah Azka.

_______________________

Revan dan Azka duduk di kursi secara berhadapan di ruang dapur, mereka sudah siap berdiskusi mengenai apa yang terjadi selama ini. Sedangkan Mama Revan? Entahlah, mereka tak tahu ke mana perginya beliau.

Revan menatap sekitar, memeriksa segala penjuru arah. Jika memang ada yang memata-matai, Ia siap mengurung orang itu tanpa belas kasihan sedikitpun.

Merasa sudah aman, Revan membuka obrolan, "Banyak hal yang terjadi ya, dek. Tahu gak, anak kecil itu berhasil masuk ke laboratorium rahasia milik Ayah."

"Maksud kakak, Tiya?" tanya Azka memastikan.

"Ya," ucap Azka mengangguk, "dia sudah melihat eksperimennya."

Azka terkejut bukan main, Ia menatap Kakaknya dengan tatapan serius tanpa takut sedikitpun. Seakan-akan sudah siap, mengenai akibat mereka menerima tawaran menginap dari Viona beserta teman-temannya.

"Gitu ya, mengenai ruangan rahasia di rumah kecil sebelah villa kita. Ada yang menyusup, sayangnya gak ketahuan siapa orangnya," tutur Azka menunduk memikirkan segala cara tuk menemukan siapa mata-matanya.

"Eh serius?! Tapi ada bukti, kan? Gimana kalau kita cari aja siapa pelakunya?" tawar Azka sambil menyeringai menatap Azka.

Azka terdiam lalu mengangguk, "Boleh. Kakak tahu gak, firasatku mengarah ke Juna loh. Kalau dia orangnya."

Revan setia mendengarkan penuturan dari Azka, menunggu Ia menyelesaikan pembicaraannya. Masih dalam tatapan serius dan mengerikan.

"Hmm, tapi gak masalah sih ya. Siapapun orangnya, kalau 1 orang aja udah tahu. Bakal beruntut ke semua orang. Bahaya banget kalau masalah ini sampai masuk ke berita."

"Iya sih, tapi...."

DAAK!

Pembicaraan mereka terpotong, kala suara menarik perhatian mereka.
Azka segera berlari ke asal suara dengan cepat seketika suara Mamanya yang muncul tiba-tiba menghentikan langkahnya.

"Loh, Maya? Ngapain disini, hm?"

Foreign Virus (LENGKAP) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang