MAAF, KARENA KELAMAAN PUBLISH. MOHON DIMAKLUMI KARENA KEMARIN KEMARIN DISIBUKKAN DENGAN "KPOP SHIPPER LOVE STORY". SELAMAT MEMBACA.
.
.
.
"tidak, jangan sakiti dia!"
Ia tak bisa bergerak, tubuhnya terbungkus sebuah jaring halus yang kuat.
Tampak seorang pemuda berjalan mendekati Seokjin yang terbaring lemah dengan senyuman sinis meremehkan.
"apa hanya ini kekuatanmu, Tuan Putri Seokjin? Seharusnya aku bisa menduganya jika kau sama lemahnya dengan kedua orang tua mu yang tidak berguna itu" ucap pemuda itu memandang rendah Seokjin.
Pemuda itu lalu mengangkat dagu Seokjin menyejajarkan pandangan keduanya.
"jauhkan tanganmu darinya, dasar brengsek!!" umpat Jungkook yang terus menggeliat mencoba melepaskan dirinya.
"gadis baik sepertimu tak seharusnya berkata kasar seperti itu" kata pemuda itu sambil mengarahkan telapak tangannya kearah Jungkook. Sontak muncul jaring-jaring halus yang menutup mulut Jungkook.
"Jungkook" gumam Seokjin lirih. Ia sudah tak punya kekuatan untuk melawan.
Pemuda itu lalu beralih menatap Seokjin. "ada pesan terakhir, Elf?"
"lepaskan Jungkook" ucap Seokjin lirih.
"tidak akan!"
FLASH
Darah mulai menggenangi sekitar tubuh Seokjin.
"TTIIIDDAAAAKKK....!!!"
KLEK
Seokjin dan Yoongi segera menghampiri Jungkook dengan wajah panik.
"tenanglah, Jungkook. Kami ada disini" ucap Yoongi menenangkan Jungkook didalam pelukannya sembari mengelus lembut rambut panjang gadis kelinci yang tengah terisak itu.
"tenanglah, Jungkook. Kami ada disini, kau aman sekarang. Sudahlah, berhenti menangis"
"apa yang terjadi, Jungkook?" tanya Seokjin khawatir.
Jungkook lalu berpindah memeluk Seokjin dan kembali terisak. Seokjin dan Yoongi semakin bingung dan panik.
"hei, Jungkook. Jungkook, liat eonnie" Jungkook lalu menatap Seokjin dengan masih sesegukan.
"hapus air matamu dan ceritakan pada eonnie apa yang terjadi"
Ia menghapus air matanya. "aku melihat Seokjin eonnie sedang bertarung dengan seorang pemuda yang aneh untuk menyelamatkan Kookie. Eonnie juga bisa mengeluarkan kekuatan dan mengendalikan tanaman, tapi sayangnya eonnie kalah dan... Dan..." Jungkook kembali terisak.
"tenanglah, Jungkook. Itu hanya mimpi tidak mungkin terjadi. Tenang ya, hapus air matamu dan kembalilah tidur. Kami akan menemanimu disini" ucap Seokjin.
Gadis kelinci itu kembali tidur dengan masih terisak.
"dasar kekanakan. Umurnya saja yang sudah dewasa, tapi tingkahnya masih tetap anak-anak" ujar Yoongi menatap gemas Jungkook yang sudah tertidur pulas.
"semoga saja dia tidak percaya pada mimpinya" harap Seokjin yang dibalas tatapan bingung Yoongi.
"di mimpinya ia melihatku sedang bertarung dan memiliki kekuatan bukan?"
"ya, aku mengerti. Semoga Jungkook tidak mengetahui yang sebenarnya tentang kita dan juga dirinya" tambah Yoongi.
#keesokan harinya
Jungkook tampak suram pagi ini. Gara-gara mimpi buruknya semalam ia terus memikirkan hal itu. Seokjin dan Yoongi menatap khawatir kearah gadis itu.
"Seokjin eonnie, bisa kau hubungi Bambam? Katakan padanya aku tidak masuk karena tidak enak badan" kata Jungkook lesu menatap kosong lantai keramik dibawahnya.
"baiklah"
"kookie-ah, sudahlah, lupakan mimpimu semalam" kata Yoongi berusaha menghibur.
"sudah, eonnie. Tapi semakin Kookie berusaha, membuat Kookie ketakutan" jawab Jungkook.
"bagaimana kalau kau melukis? Mungkin itu akan membantumu melupakan mimpimu"
"akan Kookie usahakan"
"Kookie, eonnie pulang dulu. Eonnie lupa kalau ada deadline yang harus dikejar" pamit Seokjin yang sudah diambang pintu apartemen.
"ne, eonnie. Hati-hati dijalan"
Bersamaan dengan perginya Seokjin, ia bergegas ke kamar dan mulai mempersiapkan peralatan melukis, termasuk kuas yang ia dapat entah dari siapa. Namun saat ia mulai membayangkan apa yang akan ia lukis, tiba-tiba ia melihat pria asing sedang bersama Seokjin.
"apa lagi ini? Kenapa aku membayangkan Seokjin eonnie bersama pria asing?" gumamnya.
Masih tetap memikirkannya, Jungkook lalu menyetel MP3 untuk mengusir perasaan gelisahnya.
#Seokjin's apartement
Saat ini di ruang tamu hanya terlihat 2 pemuda yang sedang sibuk dengan dunia masing-masing. Yang satu bersurai darkbrown sedang membaca buku, yang satunya lagi bersurai ashgrey sedang sibuk dengan ponselnya. Tak lama kemudian Seokjin datang membawa nampan berisi 2 cangkir kopi dan sepiring cookies.
"jadi, bagaimana keadaanya?" tanya pemuda darkbrown itu setelah meletakkan bukunya.
"setelah mendapat kuas itu, ia jadi lebih sering mengingat masa lalu" jawab Seokjin lesu.
"tapi bukankah ingatannya sudah dihapus oleh kegelapan?" sahut pemuda blonde itu.
"seharusnya. Mungkin karena kuas itu lain daripada yang lain atau kuas itu adalah kunci dari segalanya"
"tapi tetap saja ini tidak baik. Kemungkinan besar kegelapan sudah menyadarinya. Kita tetap harus waspada dan tetap menjaga Jungkook. Jangan sampai kejadian itu terulang lagi" ujar pria dark brown itu.
"tapi seokjin noona, apa jungkook akan segera mengetahui ini?"
"cepat atau lambat ia pasti akan segera mengetahuinya" tiba-tiba Yoongi datang dan membuat mereka terkejut.
"Yoongi-ah!! Harus berapa kali ku beritahu jangan muncul tiba-tiba begitu!"
"mianhae, eonnie"
"ya, cepat atau lambat dia akan mengetahui yang sebenarnya"
.
.
.
.
.
.
.TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
✔✔Pain(t) of Memories: Blood, Sweat, and Tears✔✔
FanfictionJeon Jungkook, seorang pelajar yang mendapat sebuah kuas dari seseorang yang tak ia kenal. Berkat kuas itulah kehidupannya mulai berubah. [TAMAT] ⚠️ Sangat disarankan untuk membaca Pain(t) of Memories: Fake Love setelah membaca habis buku ini⚠️ #ran...