#6

1.8K 171 0
                                    

.

.

.

"hiks... Mianhae. Mianhaeyo, chagiya, aku memang tidak berguna"

"siapa yang terisak itu?"

Jungkook terus menolehkan kepalanya memperhatikan dan mencari suara isakan itu.

"dimana dia? kenapa gelap sekali?" Jongkook berlari tanpa tujuan.

"tunggu, ada cahaya!" gadis itu berlari ke arah cahaya itu.

"seharusnya aku melawan perintahnya, maaf..."

"apakah itu Namjoon oppa? dan yang itu Seokjin eonnie yang tengah terbaring lemah? Ada apa ini sebenarnya? Siapa pun tolong jawab aku!!" teriak Jungkook. Namun sekeras apapun Jungkook berteriak suaranya tidak akan bisa keluar.

Terdengar suara langkah yang mendekati 2 sejoli yang tengah dirundung duka itu.

"Pangeran Namjoon" panggil pemuda itu.

Namjoon mendongakkan kepalanya menatap kosong pemuda yang memanggilnya. Lihatlah betapa menyedihkannya penampilan Namjoon.

"Yang Mulia memanggil kita" ucap pemuda itu datar sembari menatap sinis.

Tanpa basa-basi mereka lalu menuju ruang singgasana meninggalkan tubuh Seokjin yang tergeletak kaku dengan pedang yang masih menancap ditubuhnya.

Penasaran, Jungkoo lalu mengikuti mereka berdua menuju ruang singgasana.

#Ruang Singgasana

Tampak seorang pria yang sudah berusia namun masih tegap dengan wajah angkuh nan sinis yang terlukis jelas.

"Pangeran Namjoon, apa kau berhasil menyingkirkannya?" tanya sangat penguasa terkuat itu sembari mengangkat cangkirnya.

Namjoon menjawabnya dengan nada datar yang terkesan kosong. "ya, Baginda"

"bagus, dengan begitu musuh kita akan sangat mudah untuk di lumpuhkan" ucap sang raja menikmati minumannya.

"kerja bagus kakak" sahut pemuda yang berdiri di samping Namjoon menatap remeh.

"siapa ketiga pria itu? kenapa mereka begitu merendahkan Namjoon oppa?" tanya Jungkook menatap heran keempat pria itu.

Sang pemuda yang paling muda menatap ke arahnya dan menyeringai menampakkan taringnya. "kita akan bertemu tak lama lagi dan kau akan menjadi milikku. Bersabarlah" bisiknya dengan suara husky, suara khas pemuda itu.

DEG

Jungkook terbangun dan tiba-tiba menangis histeris ketakutan. Yoongi, Seokjin, Namjoon, dan Jimin segera berlari masuk ke kamar dan menghampiri Jungkook yang berteriak.

"ada apa Jungkook?" tanya Seokjin memeluk yang Jungkook dengan panik.

Berangsur-angsur teriakan Jungkook berganti menjadi tangisan. Seokjin semakin panik dengan Jungkook yang kini menangis.

"gwenchana. Gwenchanayo, Jungkook-ah. Gwenchanyo" Seokjin mencoba menenangkan Jungkook dengan mengelus lembut surat panjangnya.

"eonnie..." isak Jungkook mencoba membuka matanya.

"kau... Beraninya kau membunuh Seokjin eonnie" seru Jungkook yang tiba-tiba memberontak dipelukan Seokjin mencoba meraih Namjoon.

"hey, Jungkook. Apa maksudmu?" tanya Seokjin kebingungan.

"tidak ada pilihan lain" ucap Yoongi menutup matanya.

Rontaan Jungkook mulai mereda dan digantikan dengan yang dengkuran halus. Semua orang disana menghela nafas lega. Seokjin membaringkan Jungkook perlahan.

✔✔Pain(t) of Memories: Blood, Sweat, and Tears✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang