.
.
.
#Ditempat Lain
Suara tawa menggelegar memenuhi setiap sudut ruangan yang berukuran besar itu. "astaga, aku tidak menyangka jika akhirnya seperti ini" ucapnya disela tawa terbahaknya.
Sosok itu terlihat begitu bahagia walau wajahnya tak terlihat dengan jelas karena pencahayaan yang minim dan hanya mengandalkan cahaya dari lilin kecil yang menjadi pusat penerangan ruangan itu.
"tapi Yang Mulia, apa tidak masalah jika pihak mereka mengetahuinya?"
Ternyata sosok itu tidaklah sendiri, ia bersama seseorang yang diduga seorang wanita dari suaranya.
"justru itulah poin utamanya, sayang. Astaga, astaga, astaga!! Karena ini lebih cepak dari perkiraanku, jadi sebaiknya aku harus mengubah akhir cerita yang sudah ku susun sejak lama ini" ucap pemuda itu. Dari nada suaranya, ia terdengar begitu bahagia dan sangat senang.
"ah... Tidak, tidak, tidak. Sebaiknya aku melihat dulu apa yang sedang terjadi lalu kutentukan saat itu juga akhir dari cerita bahagia ini. HAHAHAH" Suara tawa lagi-lagi terdengar menggelegar dari pemuda itu.
"tak banyak yang bisa ku lakukan untukmu selain mengingatkanmu untuk berhati-hati, Yang Mulia" kata wanita itu membuat pemuda tersebut seketika berhenti tertawa.
"memang tak banyak yang bisa kau lakukan untukku, sayang. Tapi selain mengingatkanku, aku ingin kau mengawasi keadaan disini tetap sambungkan penglihatanmu denganku dan jangan bersikap mencurigakan"
"baik, Yang Mulia"
Bisa ditebak dari suara yang menggema jika wanita itu berjalan keluar meninggalkan pemuda itu sendirian bersama dengan lilin kecil yang tersisa setengahnya.
"ah... Aku benar-benar tidak sabar untuk menjadi penutup yang sempurna dalam cerita yang sudah kurancang dengan sempurna ini. Hanya tinggal menunggu mereka berperang sesuai prediksiku dan BOOM!!! cerita yang indah ini akan tamat!! HAHAHAHAHA!!!!!!!!"
.
.
.
#Kerajaan Yin
Wonwoo berjalan dengan tergesa menuju sebuah ruangan yang hanya bisa dikunjungi dirinya serta sang penguasa kegelapan, V. Ada begitu banyak pelayan yang ia lewati membungkuk memberi hormat, tapi tak ia hiraukan.
"Kookie" panggil Wonwoo.
Masih seperti terakhir kali ia mengunjungi adik satu-satunya itu, Jeon Jungkook masih tetap memejamkan matanya dan larut di alam bawah sadarnya.
"maaf ya eonnie baru datang untuk mengunjungimu lagi, ada begitu banyak hal yang eonnie lakukan sampai-sampai eonnie baru bisa menyempatkan diri kesini" ujar Wonwoo sambil mengusap pelan surai lembuat adiknya.
"apa kau tau? Hari yang paling dinanti telah tiba dan hari itu akan terjadi besok, tepat pada malam purnama besok. Eonnie benar-benar tidak sabar menunggunya. Setelah ritual itu terjadi kau tak perlu lagi merasakan sakitnya sendirian dan kesepian. Eonnie tau kau sangat kesepian disana, bersabar ya, Kookie"
"ah, satu lagi. Eonnie ingin memberikanmu ini. Ini adalah kuas favoritmu sejak kau masih kecil. Eonnie masih ingat ketika kau mendapat kuas ini dari appa, kau terlihat sangat bahagia. Saat kau bangun nanti eonnie mohon padamu, kau jangan membenci eonnie ya?"
Gadis yang menjadi kakak dari Jungkook tersebut lalu meletakkan kuas yang sebenarnya sudah ia berikan pada Jungkook sejak awal, namun ia mengambilnya kembali. Ia merasa jika kuas itu harus tetap berada didekat Jungkook.
Ceklek
"ah, kau disini rupanya. Aku kira kau sedang bersama Mingyu"
Sebuah suara tiba-tiba muncul membuatnya sontak menoleh kearah pintu dan mendapati V sedang melangkah masuk dan mendekatinya.
"aku memang bersamanya tadi, tapi aku ingin bertemu dengan adikku untuk terakhir kalinya" jawab Wonwoo agak menjauh membuat V dengan leluasa mendekati Jungkook.
"untuk terakhir kalinya?" bingung V.
"kau akan menikahinya dan tentu saja kami tidak akan bertemu lagi"
"hahaha... Apa yang kau katakan itu, Putri Wonwoo? Tentu saja kau akan tetap bertemu dengan adikmu itu. Aku tidak ingin dicap kejam karena melarang My Queen untuk bertemu dengan kakaknya"
"bukan itu yang aku maksud, Yang Mulia. Jika ritualnya selesai itu berarti Jungkook akan megingat semua masa lalunya dan juga termasuk kejadian dimana aku terpaksa membunuh kedua orang tua kami. Jika Jungkook mengingat kejadian itu tentu saja ia akan sangat membenciku dan yang paling parah dia tidak akan pernah mau menganggapku sebagai kakaknya dan melupakan diriku"
"semua tau kau tidak pernah mau melakukannya, Wonwoo"
"well, sepertinya kau harus meninggalkan kami berdua saat ini. Ini sudah malam dan aku ingin menghabiskan malam ini berdua dengan My Queen" lanjut V mengusir Wonwoo keluar dari ruangan.
"sudah kuduga kau akan melakukannya. Jaga adikku dengan baik, Yang Mulia. Seluruh hidupnya sekarang menjadi tanggunganmu"
"aku sudah tau itu sejak aku memilihnya untuk menjadi pendampingku dulu"
"aku izin pamit, Yang Mulia"
Gadis itu lalu pergi meninggalkan kedua pasangan yang tengah berbaring diatas ranjang yang disirami cahaya rembulan yang langsung mengenai mereka.
.
.
.
.
.
.
.TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
✔✔Pain(t) of Memories: Blood, Sweat, and Tears✔✔
FanfictionJeon Jungkook, seorang pelajar yang mendapat sebuah kuas dari seseorang yang tak ia kenal. Berkat kuas itulah kehidupannya mulai berubah. [TAMAT] ⚠️ Sangat disarankan untuk membaca Pain(t) of Memories: Fake Love setelah membaca habis buku ini⚠️ #ran...