Sua bergerak tak nyaman karna cahaya matahari berlombah masuk melalui gorden trasparam di sampinya.
"Kau sudah bangun?" tanya Wen Jia. Seketika Sua membangunkan tubuh kakunya dari atas meja.
"Hmm apa yang-"
"Kita terkunci disini semalaman kau lupa," kata Wen Jia. Sua mengguk pelan, gadis itu baru sadar kalau saat ini dia masih ditempat yang sama sejak kemarin.
"Jam berapa ini?" tanya Sua. Kedua tanggannya menutupi sebagian wajah kantuknya.
"Jam setengah tujuh," kata Wen Jia santai lalu menarik kedua tanggan Sua yang menutupi wajah gadis itu. "Tak usah di tutup begitu kau tetap terlihat cantik katika bangun tidur."
Sua hanya berdecak kesal lalu berdiri berjalan menuju pintu.
Cklek
"Sejak kapan pintu ini terbuka?" tanya Sua. Kantuk gadis itu hilang sepenuhnya.
"Hmm tiga puluh menit yang lalu."
"Kenapa kau tak membangunkan ku."
"Memangnya harus?"
Masih pagi namun Wen Jia sudah menguji kesabaranya saja. Gadis itu hanya membuang nafas pelan, kemudian berlalu menuju toilet hendak mencuci muka.
Sua menatap pantulan dirinya pada cermin besar yang tertempel di dinding. Terlihat jelas mata sipitnya makin sipit karna tak nyenyak tidur semalaman.
"Utung saja bawah mata ku tak ikut menghitam, " ucpanya sembari memperhatikan daerah bawah matanya.
"Tunggu? Hmm?" Sua heran dengan pantulan dirinya dicermin lebih tepatnya mentap heran jaket putih oversize yang di kenakanya. Seingat gadis itu dia tak memakai jaket kemarin.
"Sejak kapan aku memakainya? Perasaan aku tak punya jaket berwarna putih," katanya sambil menyingat. "Huft pasti ini kerjaan Wen Jia lagi."
Sua kembali melangkah cepat menuju kelas dengan hendak bertanya perihal jaket itu namun tiba tiba saja seseorang menepuk pundaknya.
"Hei"
"Jia Qi?" tanya Sua balik. Jia Qi tersenyum ramah seperti biasa.
"Tumben sekali kau pergi sepagi ini. Pantas saja aku tadi menjemput mu tak ada yang membukakan ku pintu," jelas Jia Qi. Sua hanya tersenyum kaku. Kalau Jia Qi tahu dia terkunci semalam bersama Wen Jia, pasti lelaki itu akan marah besar.
"Hehe aku bangun kepagian makanya aku datang ke sekolah lebih cepat dari biasanya," kata Sua mencari alasan.
"Lalu bagaiaman dengan ponsel mu? Sejak semalam aku menelponnya tapi tak aktif."
"Ah itu... aku lupa mengisi dayanya makanya mati hehe."
Jia Qi terlihat sedikit berpikir menanggapi ucapan Sua yang menurutnya rada tak biasa itu. "Kau sudah sarapan?" tanyanya Sua menggeleng pelan.
"Kekantin yuk, kebetulan aku juga belum sarapan." Tanpa menunggu jawaban dari Sua, Jia Qi lebih duluh menarik tangan gadis itu menuntunnya menuju kantin.
"Sejak kapan kau ganti parfum?"
***
Chengxin berlari kecil menuruni tangga yang menghubungkannya kelantai bawa. Lelaki itu terlihat sibuk dengan tangan yang memasang asal dasi kekerak kemejanya.
"Sial aku terlambat," ketus Chenxin di selah - selah aktifnya itu.
Lalaki itu bengutuk dirinya sendiri karna ulah bergadang semalam dia harus menanggung resiko terlambat bangun di pagi harinya.
"Sial kunci motor ku mana lagi," kata Chengxin. Mencari benda itu di sekitar meja kecil di sudut ruang tengah tempat biasanya lelaki itu menyimpan nya.
"Kau mencari ini?"
Chengxin menoleh. "Oh thanks- Apa yang kau lalukan disini?" tanya Chengxin heran mendapati seseorang yang sudah sangat lama tak di lihatnya itu.
"Ck, respon mu mengecewakan. Apa kau berlaku seperti itu ketika menemui teman lama mu?"
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorrow : SWJ✔
Fanfiction"Berlarilah, dengan berlari kau masih dapat mengejarnya." Renk : #10 in C-pop [19/03/25] #3 in tf家族 [19/02/25] #3 in Song Wenjia [19/02/25] Straight. Start : 08/27 End : 12/31 ©xcloser, 2018