5. First to First

272 29 4
                                    

Meja di kantin hampir terpenuhi semuanya terkecuali dua tempat yang masih tersisa. Meja panjang yang di tempati para most wanted boy sekolahan dan satu tempat keramat. Meja kosong di sudut kantin pojok yang sekarang di tempati Sua.

Sebenarnya tempat itu tak keramat sama sekali hanya sebuah istilah keramat bagi siapa saja yang berani duduk di sebelah gadis itu.

"Seperti biasa kan?" tanya Zhen Yuan. Hari ini si cerewet Zhen Yuan mendapat giliran meneraktir ke tiga temanya itu.

"Yap, hari ini giliran mu lagi haha." Kekeh Xi Da menertawakan muka masam Zhen Yuan.

"Semoga saja dompet ku terselamatkan kali ini."

"Ku rasa tidak karna saat ini aku sudah sangat lapar. Cepatlah pergi dan bawakan aku beberapa makanan lezat."

"Enak saja memerintahku. Ikut aku memesan makanan."

Keduanya pergi untuk memesan makan meninggalkan Wen Jia dan Cheng Xin yang masih sibuk dengan pekerjaan mereka masing masing. Cheng Xin yang sibuk mengotak atik ponselnya dan Wen Jia sibuk memperhatikan gerak gerik seorang gadis yang tak jauh darinya.

"Apa yang kau liat? Dia?" tanya Cheng Xin mengikuti arah pandang Wen Jia.

"Apa kau yakin dengan rencana mu?" tanyanya lagi.

"Tentu saja," Wen Jia berucap sembari beranjak menuju arah pandanganya sedari tadi.

Didudukan tubuh tingginya tepat dihadapan gadis itu, siapa lagi kalau bukan Li Sua. "Kenapa melihat ku seperti itu? Lanjutkan makan mu," ucap Wen Jia.

Gadis yang dia cap sebagai miliknya beberapa hari yang lalu membuang nafas tak minat.

"Sudah makan lah aku hanya ingin bergabung kau tak ingat terkataan ku yang terakhir kali." Sua hanya melirik sosok di hadapanya kesal.

Hening, lima menit kedua hanya terdiam. Wen Jia hanya memperhatikan kegiatan makan Sua hingga gadis itu merasa risi.

"Song Wen Jia, sebenarnya apa mau mu?" ketus Sua sembari meletakan alat makanya di atas meja.

Wen Jia sedikit menarik sudut bibirnya membentu smirk. "Mau ku? tentu saja kau, cuz your mine."

"Ck, berhenti mengganggu kehidupan ku." Sua terlihat makin kesal.

"Aku tak mengganggu mu."

"Tapi aku terusik oleh mu."

"Aku bahkan tak mengusik mu"

Sua merotasikan matanya malas, bosan dengan segala tingkah Wen Jia yang cukup mengganggu harinya. Apa lagi mulut - mulut cerewet yang sudah mulai membicarakan gadis itu.

Liat saja bahkan semua mata saat ini sedang memandang benci ke arahnya.

"Kau mau kemana?" tanya Wen Jia ketika Sua mulai bangkit dari duduk nya.

Gadis itu hanya bisa buang nafas tak minat sembari menjawab. "Bukan urusan mu," lalu berlalu begitu saja.

"Sepertinya dia susah di taklukan," ucap Cheng Xin berkomentar. Menepuk bahu Wen Jia dari arah belakang dan ikut bergabung.

"Ya begitulah, aku jadi semakin bersemangat."

"Kau sungguh sungguh dengan tindakan mu."

"Tentu saja sudah berapa kali ku bilang. Lihat saja kali ini siapa yang akan menang."

"Ada apa dengan dia? Kenapa kalian di sini?" tanya Zhen Yuan melirik bergantian punggung Sua yang semakin menjauh.

"Tak usah banyak tanya duduklah dan habisikan makanan mu."

Tbc.

Sorrow : SWJ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang