19. A Spark of Jealousy

120 17 6
                                    

Ada yang salah dengan Jia Qi, pikir Sua sesekali memperhatikan gerak gerik lelaki itu. Sejak beberapa hari terakhir ini dirasanya sahabatnya itu semakin protektif dan juga menempelinya kemana pun Sua pergi.

"Berhenti mengikuti ku Qi," ketus Sua kesal. Kedua tangan tersilang di depan dada.

"Aku tidak mengikuti mu," jawab Jia Qi santai dengan pandangan tanpa dosa.

Sua tersenyum simpul. "Lalu yang sedari tadi kau lakukan itu apa," timpa Sua. Jia Qi hanya bisa terkekeh, pasra.

"Aku hanya ingin menjagamu." Lelaki itu tersenyum manis hingga kedua matanya menjadi garis lengkun.

"Tak usah berlebihan Qi."

"Tapi-" ucap Jia Qi terpotong. Seseorang menepuk pundaknya pelan.

Jia Qi menoleh, mendapati Wen Jia sebagai pelaku. Salah satu alis Jia Qi terangkat heran begitu pula Sua yang menapan pemandangan yang sangat jarang dihapannya itu. Setahunya kedua lelaki itu selalu menghidari satu sama lain.

"Ikut aku sebentar, ada yang ingin ku bicarakan." ucap Wen Jia dingin berjalan beberapa langkah lebih duluh.

Namun Jia Qi tak bergerak seinci pun. Malah berucap, "Apa katakan saja."

Yang lebih tinggi menatap kesal. "Tidak disini ikut aku," ucapnya melirik singkat Sua.

Sua yang mengerti maksud kehadiranya memilih melangkah menjauh, memberi ruang keduanya. Mendudukan tubuh kurusnya membaca nover elektronik pada ponselnya namun tetap saja perhatian gadis itu tak lepas dari kedua lelaki itu.

"Sebenarnya ada apa," ucap Jia Qi. Tatapan matanya mengisyaratkan ketidak sukaan.

Lelaki di hadapanya tersenyum kecil, lebih tepatnya smirk meremehkan. "Apa tujuan mu?" tanya Wen Jia lansung keinti.

"Tak usah berlagak bodoh aku sudah mengetahuinya," timpahnya lagi.

"Apa yang kau bicarakan aku tak mengerti," kata Jia Qi yang sama sekali tak mengerti kemana arah pembicaraan Wen Jia.

Manik Wen Jia sedikit menyelidik. "Hmm sepertinya kau tak terlibat," ucapnya final begitu apa yang di carinya tak ada pada lelaki berginggul itu.

"Hei sebenarnya apa yang coba kau katakan," decak Jia Qi kesal. Berlama - mala dengan orang dihadapanya itu sangat senguras kesabarannya.

"Lizzy kembali," ucap Wen Jia santai, menatap manik Jia Qi langsung. Lelaki itu sontak membulatkan matanya terkejut.

"Sepertinya kau juga dibodohi olehnya. Kau benar tak tahu kedatanganya?" timpanya, menyelidiki perubahan ekspresi pada Jia Qi.

"Baiklah, hanya itu yang ingin ku tanyakan," ucap Wen Jia lalu berlalu begitu saya meninggalkan Jia Qi yang masih terdiam di tempatnya.

Namun baru beberapa langkah sesuatu berhasil mengejutkan keguanya. "Wen Ji, Jia Qi!"

Disana seorang gadis bersurai merah maron berlari kearah keduanya sebelumnya menjatuhkan pelukannya pada Wen Jia lalu memberika pelukan yang sama pada Jia Qi setelahnya.

"Aku sangat merindukan kalian," ucapnya.

Gadis itu tersenyum gembira namun tidak dengan Wen Jia dan juga Jia Qi. Malah Jia Qi hanya bisa terdiam tanpa membalas pelukan gadis yang sedang memeluknya itu.

Sampai sebuah tangan menyadarakannya, menarik lelaki itu mundur beberapa langkah hingga gadis bersurai merah itu melepakan pelukanya.

"Sua?" ucap Jia Qi terkejut dengan Sua yang masih memegang tanganya erat. Belum lagi manik mata yang mengisyaratkan bahwa gadis itu sedang cemburu. Jia Qi tersenyum senang.

"Siapa kau?" tanya gadis bersurai merah itu. Melemparkan tatap dingin.

Wen Jia yang sedari tadi memperhatikan ketiganya membuang nafas kesal. "Lizzy ikut aku," potong Wen Jia menarik gadis bersuari merah itu berlajan menjauh. Tanpa melirik kebelakang sedikit pun.

"Sua..., Sua..., Li Sua!" panggil Jia Qi pada gadis yang terdiam sambil memegang tanganya itu.

"Hmm?" gumang Sua begitu sadar dari lamunannya. Maniknya sejak tadi sibuk menatap pundak lebar yang semakin berjatak denganya itu.

"Kau tak apa?" tanya Jia Qi khawatir. Sua mengguk singkat sebagai jawaban.

"Namanya Lizzi, Zheng Lizzy," timpah Jia Qi lagi sadar dengan arah pandangan Sua.

"Siapa?" tanya Sua, mendongkak agar melihat wajah Jia Qi dengan jelas.

"Gadis itu," jelasnya. Sua mengguk paham.

"Kau kenal dengan nya?"

"Hmm ya...."

Tbc.


Sorrow : SWJ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang