7. One Step

217 32 0
                                    

Sua melirik jam tangan putihnya yang masih menunjukan pukul tujuh pagi. Sembari melangkah santai menuju gerbang sekolah yang masih saja sepi.

Masih sejam lagi aktivitas sekolah di mulai. Tak heran jika kebanyakan murid lebih memilih datang sekitar pukul 07.30 berbeda dengan Sua yang selalu datang satu jam lebih awal.

Sesampai di kelas Sua meletakan tas ransel hitam miliknya, mengambil sekotak susu pisang dan ponsel dari dalam tasnya.

Gadis penyendiri itu kembali berjalan menelusuri koridor panjang dan berakhir di hadapan pintu ruang seni.

"Selamat pagi," sapa seorang pria paru baya bekerja sebagai satpam sekolah.

"Pagi."

"Mau latihan lagi kan?" tanya satpam itu memastikan. Sua hanya tersenyum samar sebagai jawaban.

"Masuk aja sudah saya buka kok ruanganya."

"Makasih," ucap gadis itu kemudian membungkuk tanda terima kasih.

***

Seluruh murid mendudukan dirinya memenuhi ruang auditorium. Mendengar pidato singkat dari pasangan OSIS yang baru saja di lantik beberapa menit lalu.

Mereka adalah Song Wen Jia dan Ding Cheng Xin. Wen Jia menjabat sebagai ketua dan tentu saja Cheng Xin sebagai wakil nya.

".... atas perhatian kalian semua saya ucapkan terimakasih," ucap Wen Jia sembari menutup pidato singkatnya itu.

Disusul dengan murid - murid pertepuk tangan panjang. Berhubung sebentar lagi bel masuk berbunyi beberapa murid beranjak hendak ke kelas masing masing.

Bagitu pula dengan Wen Jia dan ketiga sahabat baik nya.

"Kita harus merayakan pesta," ucap Zhen Yuan.

"Ya tentu saja. Ketos dan waketos baru kita ini harus membayar gaji bagi para tim sukses nya." Tambah Xida. Cheng Xin dan Wen Jia hanya terkekeh kecil menanggapi nya.

Dari kejauhan Wen Jia menangkap sosok Sua yang sedang berjalan santai menuju kelas. "Sebentar malam di tempat biasa," ucap nya sebelum melangkahkan kaki panjangnya bergerak menghampiri gadis itu.

"Pagi," sapa Wen Jia dengan smirk andalanya yang berhasil membuat seluruh siswi di sekolahan jatuh dalam pesonanya. Namun tidak dengan Sua. Dia hanya menatap malas ke arah Wen Jia.

"Pagi, dari mana saja kau sejak dari aku tak melihat mu."

"Bukan urusan mu," Sua berucap datar.

"Hmm benarkah... baiklah karna aku sedang berbaik hati kau ku undang ke partty nanti malam."

Langkat Sua terhenti sembari menatap Wen Jia jengkel. Baginya lelaki itu selalu bertindak sesukanya dan itu sangat mengganggu.

"Tidak, terimakasih." Tolak Sua sopan dengan fake smile di wajahnya sebelum kembali datar.

Wen Jia kembali tersenyum mengacak surai Sua yang hanya terdiam. "Jam delapan nanti malam," ucapnya. Berlalu meninggalkan Sua yang masih menatapnya kesal.

"Aku tak akan datang,"  kata Sua dengan suara sedikit di keraskan.

"Aku akan menjemput mu."

"Ku bilang aku tak akan datang." Tolak Sua sekali lagi namun tetap saja Wen Jia sepertinya tak menanggapi nya.

"Jangn lupa dandan yang cantik." Tambah Wen Jia tanpa menghentikan langkahnya.

"Yak aku tak akan datang!"

"Aku tau kau pasti terlihat cantik."

"Ck, lakukan sesuka mu." Sua terlihat benar benar kesal berbanding terbalik dengan Wen Jia yang sedang asik tertawa bersama teman teman nya.

"Coba saja kalau kau bisa bahkan rumah ku saja dia tak tahu dimana."


Tbc.

Sorrow : SWJ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang